Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ada kegemilangan Marcus Rashford dalam cerita enam kemenangan dari enam laga Manchester United bersama Ole Gunnar Solskjaer di Premier League 2018/19. Di tangan pelatih interim berkebangsaan Norwegia itu, United berubah kembali menjadi setan di lapangan hijau sepak bola Inggris.
ADVERTISEMENT
Berlaga dalam pekan ke-23, kemenangan 2-1 atas Brighton and Hove Albion menjadi hasil yang memberikan mereka alasan logis untuk tetap memperjuangkan posisi papan atas. Dua gol kemenangan itu lahir dari lesakan Paul Pogba dan Rashford.
Nama yang terakhir disebut tidak cuma mencetak gol penentu kemenangan United, tapi menjadi salah satu tokoh utama dari bangunan serangan United. Di sepanjang laga, Rashford melepaskan enam upaya tembakan dengan dua di antaranya mengarah ke gawang.
Upaya itu menjadi jumlah terbanyak kedua setelah Pogba bila dibandingkan dengan jumlah percobaan yang dilepaskan oleh seluruh pemain yang bermain di laga ini. Kontribusi Rashford juga dipermanis dengan dua aksi dribel serta masing-masing satu umpan kunci dan tekel yang ia catatkan.
ADVERTISEMENT
Eksistensi dan keterlibatan Rashford tak luput dari perhatian Solskjaer. Pelatih yang juga dikenal dengan julukan The Baby-faced Assasin ini memuji perkembangan teknik dan mental Rashford sekaligus. Menyoal mental sebenarnya menjadi perkara lucu. Berhitung mundur di paruh pertama musim 2018/19, Jose Mourinho menyebut Rashford sebagai salah satu pemain yang tak memiliki kedewasaan dan mental petarung.
"Ia menjadi pemain papan atas. Penilaian ini dapat diukur dengan kontribusinya di pertandingan. Ia bekerja begitu keras, seperti tak ada yang lebih keras darinya. Ia berlari di sepanjang laga dan tetap menjaga agar bola ada di area serangan tim," jelas Solskjaer dilansir Skysport.
Bagaimana Solskjaer memperlakukan Rashford secara taktik memang menarik. Rekan Rashford, Jesse Lingard, menjelaskan bahwa Solskjaer memberikan latihan khusus soal penyelesaian akhir saat United melakoni pemusatan latihan di Dubai.
ADVERTISEMENT
Racikan taktik Solskjaer tidak membiarkan Rashford bekerja sendirian. Para gelandang diinstruksikan untuk bergerak secara dinamis sehingga dapat menyokong para penyerang yang diberikan keleluasaan untuk bergerak melebar. Keleluasaan ini dimanfaatkan dengan jeli oleh Rahsford. Walaupun mengambil peran sebagai penyerang tengah, ia lebih suka menjelajah area tepi ketimbang cuma bersiaga di area tengah pertahanan lawan, termasuk di laga melawan Brighton.
Proses gol ini diawali dengan pergerakan Diogo Dalot di sisi kiri penyerangan United sebelum mengirim umpan kepada Rashford. Berhasil menerima bola kiriman Dalot, Rashford melewati beberapa pemain dan sukses melesakkan bola ke gawang Brighton.
Perubahan itu ditunjukkan Rashford dengan catatan golnya. Dalam empat pertandingan Premier League teranyar--termasuk melawan Brighton--ia mencetak empat gol. Artinya, ia tidak pernah absen menjebol gawang lawan. Padahal di era Mourinho, ia membutuhkan 13 laga untuk mengemas tiga gol.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ia yakin dan tenang di depan gawang, ia juga rutin berlatih penyelesaian akhir. Yang menjadi kunci bukan cuma teknik, tapi cara pandangnya. Tadinya ia seperti terbebani dan terlihat tidak nyaman. Sekarang ia merasa nyaman dengan permainannya. Gol kedua yang dicetak Rashford begitu brilian dan menunjukkan kualitasnya sebagai pemain muda," ucap Solskjaer.
Rashford jelas masih punya peluang besar untuk menambah koleksi gol. Selain karena United sedang ada dalam tren positif, lawan-lawan 'Setan Merah' di laga Premier League berikutnya juga bisa disebut sebagai calon mangsa empuk bagi agresivitas Rashford--mulai dari Burnley, Leicester City, hingga Fulham.
Namun, kualitas Rashford seharusnya kembali dibuktikan di laga melawan tim-tim kuat. Kabar baiknya, tentu saja Rashford masih punya kesempatan itu. Saat melawan Liverpool, mungkin?
ADVERTISEMENT