news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

APSSI: Tak Semua Pelatih Bisa Dipotong Gaji 50%

5 Juni 2020 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Yeyen Tumena saat melakukan konfrensi pers usai pertandingan Indonesia melawan Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Yeyen Tumena saat melakukan konfrensi pers usai pertandingan Indonesia melawan Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pelatih-pelatih lokal Tanah Air yang tergabung dalam Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) melakukan diskusi virtual pada Kamis (4/6/2020) malam.
ADVERTISEMENT
Mengusung tema 'Sikap APSSI terhadap Perkembangan Sepak Bola Tanah Air', pertemuan itu menghadirkan pembicara utama Yeyen Tumena (Ketua APSSI), Rahmad Darmawan, dan Bambang Nurdiansyah (Komite Eksekutif APSSI).
Salah satu pembahasan yang sangat menarik ialah soal kebijakan gaji pelatih. Seperti diketahui, seluruh pemilik klub meminta PSSI mengeluarkan keputusan memotong gaji pelatih sebesar 50%.
APSSI jelas menolak jika kebijakan itu diterapkan ke semua pelatih. Soalnya, gaji setiap pelatih berbeda-beda. Terlebih lagi ada pengklasifikasian pelatih.
PSSI mesti memikirkan tak cuma pelatih kepala, tapi juga asisten pelatih (termasuk fisik dan penjaga gawang), tim analis, masseur, dokter, dan kitman yang juga masuk golongan pelatih.
“Memang ada permintaan dari seluruh pemilik klub kepada PSSI. Atas permintaan itu, kami tak langsung mengiyakan. Kami harus merumuskan skala pemotongannya," ujar Yeyen.
ADVERTISEMENT
“Nilai kontrak awal menjadi acuan untuk menentukan besaran pemotongan. Kontrak di atas Rp600 juta boleh dipotong 50%. Kontrak Rp300-600 juta dipotong 25%. Dan, kontrak di bawah Rp300 juta harus dibayar penuh."
Virtual Meeting PSSI dengan APSSI. Foto: Dok. PSSI
Lebih lanjut, APSSI menilai perlunya berpatokan pada upah minimum rata-rata (UMR). Setelah dilakukan pemotongan, besaran gaji pelatih yang diinginkan APSSI kudu di atas UMR.
Yeyen berpendapat pelatih itu merupakan profesi spesialis yang sudah sepantasnya dibayar di atas UMR.
“Dari pelatih kepala sampai kitman harus berpatokan UMR. Kalau UMR tak mencukupi, tentu tak layak bagi kami. UMR itu ‘kan diberlakukan kepada pekerja yang tidak punya spesialisasi. Sementara, profesi kami tidak semua orang bisa. Profesi kami spesial,” kata Yeyen.
Sikap terkait pemotongan gaji dari APSSI ini selanjutnya akan dibawa ke PSSI untuk dirumuskan menjadi kebijakan.
ADVERTISEMENT
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.