Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Babak Adu Penalti Menangkan Arsenal atas Chelsea
2 Agustus 2018 4:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Laga terakhir Arsenal di International Champions Cup (ICC) 2018 berakhir dengan kemenangan. Melawan Chelsea di Aviva Stadium, Irlandia, pada Kamis (2/8/2018), skuat besutan Unai Emery menuai kemenangan 1-1 (6-5) lewat adu penalti.
ADVERTISEMENT
Di waktu normal, Chelsea berhasil membukukan keunggulan pertama mereka di menit kelima lewat gol Antonio Ruediger. Arsenal pada akhirnya berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat gol Alexandre Lacazette yang lahir di menit 90+2.
Eksekutor penalti yang berhasil membuahkan gol bagi Arsenal adalah Lacazette, Reiss Nelson, Mattéo Guendouzi, Ainsley Maitland-Niles, Mesut Oezil, dan Alex Iwobi. Sementara, para algojo Chelsea yang berhasil menuntaskan tugasnya di babak adu penalti adalah Daniel Drinkwater, Tammy Abraham, Victor Moses, Emerson Palmieri, dan Lucas Piazon. Ruben Loftus-Cheek menjadi satu-satunya pemain Chelsea yang gagal melesakkan gol di babak adu penalti ini.
Baik Arsenal maupun Chelsea sama-sama turun lapangan dengan mengusung formasi 4-3-3. Trio penyerang Arsenal, Mesut Oezil-Pierre-Emerick Aubameyang-Henrikh Mkhitaryan punya tugas untuk menembus tembok pertahanan yang disusun dengan skema empat bek racikan Sarri. Kuartet Cesar Azpilicueta-Ruediger-David Luiz-Marcos Alonso diberi tugas untuk melindungi Willy Caballero yang bertugas sebagai penjaga gawang.
ADVERTISEMENT
Maurizio Sarri tak membutuhkan waktu lama untuk mengacungkan tinjunya ke udara sebagai perayaan untuk keunggulan tim besutannya. Hanya lima menit berselang pertandingan dimulai, Chelsea sudah berhasil mengubah skor menjadi 1-0.
Cesc Fabregas menjadi otak di balik keunggulan pertama ini. Mengambil inisiatif sebagai eksekutor sepak pojok, pemain yang pernah membela Arsenal selama delapan musim itu berhasil melepaskan satu umpan yang mampu dikonversi oleh Ruediger menjadi angka pertama untuk The Blues. Proses kelahiran gol cepat itu tak bisa dilepaskan dari kegagalan gelandang berusia 18 tahun, Smith Rowe, untuk memotong serangan yang digagas Fabregas lewat tendangan sudutnya.
Lima menit setelah gol pertama itu, Chelsea punya kesempatan emas untuk menambah angka.Wasit mengganjar Arsenal dengan penalti karena Hector Bellerin kedapatan melakukan pelanggaran kepada Hudson-Odoi. Nama yang disebutkan terakhir tampil mengesankan di 10 menit pertama. Ia berhasil berpenetrasi dengan aksi dribel yang begitu mengandalkan kecepatan dan melewati pengawalan Bellerin.
ADVERTISEMENT
Apa boleh buat, Bellerin ada dalam situasi krusial. Membiarkan pemain berusia 17 tahun itu begitu berisiko karena tak lama lagi ia ada dalam situasi satu lawan satu dengan kiper. Pada akhirnya, satu tekel berhasil menghentikan laju Hudson-Odoi. Namun, penalti menjadi risiko lain yang harus ditelan bulat-bulat oleh Bellerin.
Peter Cech ada dalam upaya untuk membuktikan bahwa masanya memang belum habis. Dengan tenang, ia melakoni laga satu lawan satu dengan algojo Chelsea, Alvaro Morata. Sepakan Morata dapat dengan mudah digagalkan oleh Cech. Arah tembakannya yang menyasar ke area kanan dapat dibaca oleh Cech, terlebih, sepakan itu terkesan ragu-ragu sehingga lajunya tak membahayakan.
Arsenal memimpin jauh penguasaan bola di sepanjang babak pertama. Menilik catatan statistik laga, mereka mendominasi 61,3% penguasaan bola. Permainan bola-bola pendek menjadi andalan untuk menyusun serangan.
ADVERTISEMENT
Namun, Chelsea tak bermain dengan buruk di laga ini. Para pemainnya berhasil menempatkan diri pada posisi yang benar sehingga cukup ampuh untuk memotong serangan yang sedang dibangun lawan. Total, mereka berhasil membukukan 5 intersep di sepanjang babak pertama.
Ketimbang Arsenal, Arsenal tampil lebih menyengat. Dari sisi serangan, Chelsea unggul. Sepanjang babak pertama mereka menorehkan 10 tembakan dengan 5 di antaranya mengarah gawang dan berbuah 1 gol.
Tak cuma soal tembakan, pressing ketat juga dilakukan sejak lini kedua. Anak-anak asuh Sarri tak hanya gigih memotong serangan lawan tetapi juga berani untuk merebut bola yang dikuasai lawan dengan persentase tekel sukses 62,5%. Hanya, setelah gol pertama itu, tak kedua tim belum sanggup menambah angka. Babak pertama berakhir dengan skor 1-0 untuk keunggulan Chelsea.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun 15 menit pertama setelah turun minum, ada dua peluang yang berhasil diciptakan Chelsea. Yang pertama terjadi pada menit 58. Mirip dengan proses gol mereka di menit kelima, tendangan sudut menjadi skema yang cukup merepotkan barisan pertahanan Arsenal. Bola yang dikirimkan oleh Pedro dari sepak pojoknya lagi-lagi berhasil diterima oleh Ruediger.
Kalau saja sundulan ini tidak melebar, maka ia bisa berbuah gol. Sebabnya, Cech sudah lebih dulu tersungkur dan tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk menepis bola tadi -tentu kalau sundulan Ruediger tidak melebar dari gawang.
Peluang kedua terjadi semenit kemudian. Celah di area pertahanan Arsenal diamati dengan jeli oleh Aubameyang. Akibatnya, mantan pemain Borussia Dortmund itu berhasil menemukan ruang yang tepat untuk melepaskan satu tembakan. Keterlambatan Rowe untuk menutup pergerakan lawan kembali menjadi sumber bahaya bagi timnya sendiri. Beruntung, kali ini tembakan Aubameyang masih melambung di atas mistar gawang.
ADVERTISEMENT
Keputusan Emery untuk mengganti Rowe di menit 63 dengan Alex Iwobi menjadi hal yang memperbaiki penampilan Arsenal setelahnya. Daya gedor Arsenal menjadi lebih baik. Terbukti, dua menit setelah turun arena, Iwobi langsung melesakkan satu tembakan ke arah gawang. Sayangnya, eksekusinya tak matang. Akibatnya, bukan hanya arahnya yang dapat ditebak dengan mudah, kekuatannya pun tak terlalu merepotkan Caballero.
Sepuluh menit jelang berakhirnya waktu normal, Iwobi kembali memberikan ancaman bagi Chelsea. Bekerja sama dengan Calum Chambers, ia hampir saja berhasil membuat timnya menyamakan kedudukan. Prosesnya bermula dari keberhasilan Chambers memanfaatkan penjagaan pemain Chelsea yang tak rapat. Aksi dribelnya yang ditutup dengan satu lesakan umpan silang disambut oleh Iwobi dengan satu tembakan. Sayangnya, kiper muda Chelsea, Marcin Bulka, berhasil menepis bola tadi dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
Gol yang dinanti-nanti Arsenal itu lahir di babak tambahan waktu. Keputusan Emery untuk memasukkan Alexandre Lacazette dan Nelson untuk menggantikan Aubameyang dan Mkhitaryan terbukti ampuh. Kerja sama keduanya yang berujung pada gol Lacazette berhasil menyelamatkan Arsenal dari kekalahan.
Waktu normal pertandingan yang ditutup dengan skor imbang 1-1 menjadi penanda bahwa laga harus berlanjut ke babak adu penalti. Di babak penentuan ini, kemenangan Arsenal dipastikan setelah sepakan penalti Iwobi tidak mampu dibendung oleh Bulka. Sedangkan di kubu lawan, Loftus-Cheek menjadi satu-satunya pemain yang gagal menuntaskan tugasnya sebagai eksekutor penalti.
Pertandingan ini berakhir anti-klimaks bagi Chelsea. Berhasil membukukan keunggulan 1-0 di menit kelima, gol penyama kedudukan di menit akhir membawa laga pada babak adu penalti yang berakhir dengan kemenangan 6-5 untuk Arsenal .
ADVERTISEMENT