Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Tak ada rezim yang tak berbekas. Di Arsenal apalagi. Mereka belum lama berpisah dari Arsene Wenger yang 22 tahun menjabat sebagai juru taktik
ADVERTISEMENT
Kini tampuk kepelatihan Arsenal dipegang Unai Emery. Perlahan, bekas-bekas yang ditinggalkan Wenger mulai luruh. Adalah pendekatan berbeda Emery yang jadi penyebabnya. Hector Bellerin mengungkapkan satu perbedaan besar antara rezim Wenger dan Emery.
"Kedua pelatih memiliki filosofi yang berbeda. Arsene Wenger adalah seorang manajer yang sangat mampu menginspirasi para pemain. Dia memberi Anda banyak kebebasan," jelas Bellerin sebagaimana dilansir ESPN.
Dua dekade lebih Wenger menjadi nakhoda tim, selama itulah Arsenal menjadi tim yang atraktif. Pergerakan dinamis para pemain dan umpan-umpan pendek jadi aspek yang melekat pada 'Meriam London'. Meski, ya, hanya tiga gelar Premier League yang mampu dipersembahkan Wenger.
"Unai Emery sedikit lebih taktis. Kami akan lebih terorganisir di lapangan dan itu semua merupakan filosofi berbeda yang sudah berhasil diterapkan mereka berdua. Kami mulai terbiasa, bekerja sangat keras, semua orang benar-benar bersemangat," imbuh Bellerin.
ADVERTISEMENT
Catatan bertahan Emery terbilang apik bersama Paris Saint Germain (PSG). Dua musim membesut Les Parisiens, timnya hanya kebobolan rata-rata 28,5 gol per musim di Ligue 1.
Memang, kiprahnya bersama PSG tak bisa dijadikan acuan. Kemewahan skuat mereka tak tertandingi di Ligue 1 dan itulah mengapa PSG menjadi kekuatan dominan pada level teratas di kompetisi Prancis tersebut.
Jika kurang yakin, laga pramusim Emery bersama Arsenal bisa menjadi sedikit acuan, tepatnya kala menang 5-1 atas PSG di International Champions Cup, Sabtu (28/7/2018). Terlepas dari PSG yang cuma digawangi skuat muda, Arsenal tetap terhitung berhasil dalam meredam serangan tim lawan.
Saat tak menguasai bola, Emery menginstruksikan para pemainnya untuk menutup ruang lawan. Situasi yang kemudian menyulitkan PSG untuk menyerang. Tim Weah dkk. akhirnya hanya mampu mencetak sebiji gol, itu pun berasal dari titik putih.
ADVERTISEMENT
"Dia memiliki pengalaman hebat di Spanyol, dia telah berada di tingkat atas dan bahkan dengan tim yang belum memiliki pemain terbaik, dia telah membuat mereka kompetitif," kata Bellerin soal pelatih anyarnya.
Jika PSG terlalu mewah dan kurang meyakinkan, keberhasilan Emery menyabet trofi Liga Europa tiga kali beruntun bersama Sevilla bisa cukup menjadi bukti sahih. Pasalnya, secara komposisi tim, klub asal Andalusia itu tak bisa dibilang glamor.
Namun, tetap saja Emery masih jauh dari bukti nyata. Lain ladang lain belalang, Arsenal tak bisa disamakan dengan PSG, pun demikian dengan Sevilla. Selain perbedaan komposisi pemain, Premier Legue juga memiliki perbedaan dari tingkat kompetitif para kontestannya. Lagipula, ini merupakan musim perdana Emery. So, hanya waktu yang bisa menjawab kapasitas Emery nanti.
ADVERTISEMENT