Bagi Pochettino, Mousa Dembele Sehebat Maradona dan Ronaldinho

24 Februari 2018 19:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dembele disetarakan dengan Ronaldinho. (Foto: Reuters/Max Rossi)
zoom-in-whitePerbesar
Dembele disetarakan dengan Ronaldinho. (Foto: Reuters/Max Rossi)
ADVERTISEMENT
Ketika seorang pesepak bola sampai disamakan dengan legenda-legenda agung macam Diego Armando Maradona dan Ronaldinho, artinya pesepak bola tersebut memang benar-benar spesial. Bagi Mauricio Pochettino, gelandang andalannya di Tottenham Hotspur, Mousa Dembele, layak disandingkan dengan dua legenda tadi.
ADVERTISEMENT
Dembele memang tengah menjalani masa-masa terbaiknya dalam bermain. Pria berkebangsaan Belgia itu selalu berhasil tampil trengginas di laga-laga penting Spurs akhir-akhir ini, seperti kala bersua Manchester United, Arsenal, Liverpool, dan Juventus. Pujian pun diterima Dembele dari sana-sini, termasuk dari manajernya sendiri.
"Aku bisa bicara soal Dembele karena setelah empat tahun bersama, aku betul-betul memahaminya," ujar Pochettino dalam konferensi pers jelang laga menghadapi Crystal Palace pada pekan ke-28 Premier League, Minggu (25/2/2018) malam WIB.
"Aku sudah pernah bilang sebelumnya--dan sudah banyak yang menggunakan kata-kataku--bahwa dia adalah pesepak bola genius."
"Dia adalah pemain yang kusejajarkan dengan Ronaldinho, Maradona, (Jay-Jay) Okocha--pemain-pemain yang pernah bermain denganku. Bagiku, dia (Dembele, red) adalah salah satu talenta terhebat dalam sejarah sepak bola," kata Pochettino menambahkan.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, ada satu hal yang menurut Pochettino membuat Dembele tak pernah mencapai level yang benar-benar tinggi. Yakni, masalah kebugaran.
"Akan tetapi, saat ini dia berada di momen yang tepat dan dia pantas mendapat semua pujian yang dialamatkan kepadanya," imbuh eks pelatih Espanyol ini.
Pujian Pochettino ini, tentunya, sampai juga ke telinga Dembele. Namun, pemain yang bergabung ke Spurs dari Fulham pada 2012 ini memilih untuk tidak terlena.
"Bagiku yang terpenting bukanlah memfokuskan diri pada apa yang dikatakan orang, tetapi pada apa-apa saja yang akan dihadapi tim ke depannya. Kupikir, karena tim ini bermain bagus, tugasku juga jadi lebih mudah," kata Dembele kepada Sky Sports.
De Sciglio dibayangi Mousa Dembele. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
De Sciglio dibayangi Mousa Dembele. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
Dembele kemudian bercerita sedikit soal gaya bermainnya. Pemain keturunan Mali ini mengaku bahwa dia memang selalu ingin menguasai bola sesering mungkin. Namun, soal bola akan diapakan--dioper atau digiring sendiri--semua tergantung pada situasi yang dia hadapi.
ADVERTISEMENT
"Ketika ada ruang, ya, lebih baik melakukan dribel, tetapi kalau tidak, ya, diumpan saja. Ketika tidak ada ruang, Anda perlu melakukan segalanya dengan lebih sederhana untuk merusak garis pertahanan lawan," jelas Dembele.
"Memang sulit untuk merusak garis pertahanan ketika ada banyak pemain di depanmu. Untungnya, kami punya banyak pemain kreatif, sehingga jadi tidak mudah pula bagi tim lawan untuk menghadapi kami," sambung pria 30 tahun ini.
Nah, lebih dari itu semua, Dembele kemudian mengungkapkan soal keinginannya meraih trofi bersama The Lilywhites. Bagi mantan penggawa AZ Alkmaar itu, tim Spurs asuhan Pochettino sudah semakin dekat dengan gelar juara.
Pochettino bersiap di Allianz Stadium. (Foto: Reuters/Paul Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Pochettino bersiap di Allianz Stadium. (Foto: Reuters/Paul Childs)
"Dia (Pochettino, red) sudah mengubah mentalitas klub. Dia membuat semua orang di sini jadi selalu berusaha meraih kesempurnaan," puji Dembele.
ADVERTISEMENT
"Di lapangan kami begitu fokus dan selalu siap menghadapi tim mana pun. Akan sangat mengecewakan kalau kami tak memenangi apa-apa karena kami sudah berusaha sekeras mungkin."
"Namun, kami selalu berpikir positif. Secara pribadi aku tak pernah memfokuskan pikiran sejauh itu. Aku lebih suka memfokuskan diri dari satu laga ke laga lain. Dari sana baru kita akan lihat sejauh apa kemungkinannya," lanjut sosok yang lahir di Wilrijk, Belgia, ini.
"Akan tetapi," tutupnya. "Ketika kami bisa memenangi sesuatu nanti kami akan benar-benar berbahagia."