Balada Musim Ketiga Jose Mourinho

31 Juli 2018 15:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apakah salam perpisahan dari Mourinho untuk United jatuh di musim ini? (Foto:  Reuters / John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Apakah salam perpisahan dari Mourinho untuk United jatuh di musim ini? (Foto: Reuters / John Sibley)
ADVERTISEMENT
“Tolong, jangan sebut saya arogan. Saya adalah juara Eropa dan saya pikir saya adalah satu yang spesial,” maklumat tersebut diucapkan oleh Jose Mourinho saat melakoni konferensi pers perkenalannya sebagai pelatih baru Chelsea, 2004 silam.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Mourinho memperkenalkan diri di masa lalu membuat publik memberikannya standar ganda. Ada yang menganggapnya sombong dan terlampau percaya diri, meski di lain sisi ada yang mengatakannya layak memperlihatkan kesan angkuh.
Tak salah apabila Mourinho memperlihatkan citra sombong di depan khalayak. Sebagai pelatih, ia punya pengalaman melatih di banyak kesebelasan besar Eropa dan catatan prestasi yang jumlahnya tak sedikit.
Pun demikian dengan kesan angkuh oleh kacamata orang-orang kebanyakan. Sebagai orang yang mengawali karier dari kursi paling bawah, ia tahu bahwa angkuh adalah cara yang paling tepat untuk menunjukkan diri.
Namun demikian, di setiap persona kuat yang ditunjukkan oleh Mourinho, secara tidak sadar ia juga memperlihatkan ketidakmampuannya untuk selalu menang. Ada kalanya ia terlihat sebagai pecundang dan ada waktunya pula ia menerima kekalahan.
ADVERTISEMENT
***
Jose Mourinho membuat keputusan besar saat menerima tawaran Real Madrid pada 28 Mei 2010. Dengan kontrak berusia empat tahun, ia menjadi manajer pelatih ke-11 El Real dalam tujuh tahun terakhir.
Kedatangan Mourinho direspons beragam media Spanyol. Ada yang memprediksi bahwa ia bakal memiliki karier apik di Spanyol, tapi ada juga yang mengatakan bahwa perjalanannya tak akan berlangsung lama.
Musim perdana Mourinho di Madrid berjalan seperti yang ia inginkan. Hingga tiba saatnya ia harus menghadapi Barcelona pada laga El Clasico perdana. Hasil laga tersebut tak seperti keinginannya di mana anak asuhnya harus menelan kekalahan 0-5.
Jalan Mourinho untuk mencatatkan namanya di buku sejarah Madrid dimulai saat ia membawa rival sekota Atletico Madrid tersebut memenangi Copa del Rey 2011. Trofi tersebut menjadi trofi Copa del Rey pertama Madrid setelah 18 tahun paceklik.
ADVERTISEMENT
Mourinho mendampingi United saat dikalahkan Sevilla. (Foto: AFP/Oli Scarff)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho mendampingi United saat dikalahkan Sevilla. (Foto: AFP/Oli Scarff)
Musim berikutnya, keputusan untuk mendaratkan Mourinho makin tak disesali oleh Madrid. Pasalnya, pada musim berikutnya, ia berhasil membawa mereka menjuarai La Liga untuk kali pertama dalam empat musim terakhir.
Mourinho lantas memulai musim 2012 dengan gelar Supercopa de Espana. Namun, entah karma macam apa yang merasuki Madrid, sebab setelah itu mereka pelan-pelan menunjukkan ketidakstabilan hingga persoalan-persoalan internal.
Buntut dari nasib tersebut adalah kegagalan Madrid menjuarai La Liga 2012/13, Liga Champions 2013, dan Copa del Rey 2012/13. Kegagalan tersebut lantas memunculkan isu pemecatan Mourinho di akhir musim.
Mourinho akhirnya benar-benar dipecat oleh petinggi Madrid pada akhir musim 2012/13. Beberapa hari sebelumnya, ia mengatakan bahwa musim 2012/13 adalah, “Musim terburuknya selama menjalani karier sebagai pelatih.” Karier Mourinho tepat berakhir di musim ketiga.
ADVERTISEMENT
Mourinho kala memimpin latihan Manchester United. (Foto: AFP/Paul Ellis)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho kala memimpin latihan Manchester United. (Foto: AFP/Paul Ellis)
Nasib buruk yang dialami oleh Mourinho tak bertahan lama. Pada 3 Juni 2013, ia dilantik sebagai manajer klub lamanya, Chelsea. Sebelumnya, klub berjuluk The Blues itu baru memecat Rafael Benitez dari kursi pelatih.
Mourinho memulai periode keduanya memimpin Chelsea dengan serangkaian inkonsistensi. Ia kian menambah masalah saat memutuskan untuk menjual pemain terbaik mereka dalam dua musim terakhir, Juan Manuel Mata.
Sempat mencatat 14 pertandingan tanpa kekalahan di Premier League, Chelsea akhirnya menyerah. Musim 2013/14 pun diakhirinya oleh Mourinho tanpa mampu membawa pulang satu pun gelar.
Masalah di musim perdana membuat Mourinho belajar. Ia pun tak segan untuk mengeluarkan banyak uang demi mendatangkan beberapa pemain, seperti Cesc Fabregas hingga Diego Costa, dan memulangkan pilar macam Thibaut Courtois dari masa pinjaman.
ADVERTISEMENT
Keputusan Mourinho untuk mendatangkan mereka berbuah manis. 1 Maret 2015, ia membawa Chelsea menjuarai Piala Liga. Selang dua bulan kemudian, giliran gelar Premier League yang dibawa pulang ke Stamford Bridge.
Keberhasilan tersebut membuat pemilik klub, Roman Abramovich, amat senang. Tak heran, dari sekian kunci yang berperan atas gelar Premier League Chelsea di musim 2014/15, ia menjadikan Mourinho sebagai orang pertama yang mendapatkan perpanjangan kontrak.
Tepat dua bulan usai mendapatkan kontrak baru, Mourinho mulai ketiban sial. Masalah makin menjadi-jadi saat memasuki Desember 2015. Lewat sembilan kekalahan dari 16 pertandingan, manajemen Chelsea akhirnya memutuskan untuk memecat Mourinho.
***
Enam musim masa kepelatihan Jose Mourinho yang disebutkan di atas tampak mirip. Dari menjalani musim perdana dengan adaptasi, meraih gelar bergengsi di tahun kedua, dan pemecatan di tahun ketiga.
ADVERTISEMENT
Nah, musim 2018/19, Mourinho memasuki tahun ketiganya sebagai manajer Manchester United. Secara cocoklogi, musim ini bisa jadi bakal musim terakhirnya berada di balik kemudi ‘Iblis Merah’.
Beberapa rumah taruhan menyetujui cocoklogi tersebut. Sky Bet, satu rumah taruhan besar di Inggris, mengatakan bahwa Mourinho punya peluang 5/1 untuk menjadi pelatih pertama yang dipecat di Premier League.
Angka tersebut jauh lebih besar ketimbang pelatih lain, seperti Claude Puel dan Javi Gracia. Puel mendapatkan peluang dipecat 7/1, sementara Gracia, yang menangani Watford, memiliki 8/1.
Tak hanya dari rumah taruhan, ada beberapa kondisi di mana peluang Mourinho untuk dipecat kian besar. Mulai dari terus mengeluh di uji tanding pramusim hingga tak kunjung mendapatkan pemain incaran di bursa transfer.
ADVERTISEMENT
Persoalannya, cocoklogi tersebut tak akan bisa berjalan tanpa kenyataan lain, seperti kesulitan di tahun pertama hingga juara di musim kedua. Hanya waktu yang bisa menjawab masa depan, termasuk posisi Mourinho di kursi manajer United.