Belajar dari Dualisme, Nil Maizar Harap Tak Ada Perpecahan Gegara Kluivert

11 Januari 2025 19:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Nil Maizar masih mengingat betul kelamnya sepak bola Indonesia di era dualisme. Kala itu, ia merasakan beratnya melatih Timnas Indonesia selama 2012-2013. Ia tak bisa memilih pasukan terbaik ke dalam skuad 'Garuda', segalanya serba sulit.
ADVERTISEMENT
Waktu itu, dualisme sepak bola terjadi antara PSSI dan Komisi Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Dualisme itu juga membuat FIFA sampai memberikan sanksi keras dengan membekukan sepak bola Indonesia hingga dua tahun lamanya.
Pada masa sekarang, memang sudah tidak ada perpecahan di tubuh PSSI. Namun, perpecahan tampak terasa di kalangan penggemar usai Ketum PSSI, Erick Thohir, mengumumkan pemecatan Shin Tae-yong pada Senin (6/1). Penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru juga tak kalah menuai pro dan kontra.
Pelatih Timnas Indonesia Nil Maizar menyampaikan intruksi kepada pemainnya saat pertandingan sepak bola kualifikasi grup C Piala Asia 2015 melawan Irak di emirat Teluk Dubai, 6 Februari 2013. Foto: Karim Sahib/AFP
Perpecahan di masa lalu dan masa kini memang berbeda. Akan tetapi, Nil Maizar tetap tidak mau ada perpecahan bagaimana pun bentuknya. Sebab menurutnya, kalau sudah bicara soal Timnas Indonesia, maka semua harus satu suara memberi dukungan.
ADVERTISEMENT
"Jangan pernah pecah karena untuk tim nasional sepak bola itu kita tidak boleh pecah. Contohnya sekarang kan Pak Ketum Erick Thohir itu kan memilih Patrick sebagai pelatih tim nasional. Tugas kita sebagai anak bangsa itu adalah memberi kesempatan ke Patrick untuk mengelola tim nasional ini menjadi tim lebih baik," ucapnya dalam wawancara eksklusif dengan kumparan.
"Kita tidak perlu memperdebatkan dia A, dia B, dia C, kan dia belum bekerja. Keputusan dari Ketum kita Pak Erick Thohir ini kan sudah matang sudah melalui evaluasi, sudah melalui analisis, sudah melalui diskusi, sudah melalui interview, dan saya pikir Bapak Ketum Pak Erick Thohir mungkin sudah memutuskan itu dengan penuh kesadaran dan penuh kematangan," tambahnya.
Patrick Kluivert. Foto: Franck Fife/AFP
Nil Maizar tidak melupakan jasa Shin Tae-yong. Ia mengakui bahwa pelatih asal Korsel itu sudah memberikan pencapaian bagus untuk Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, sekarang PSSI sudah telanjur mencopot Shin dan memilih Kluivert. Baginya, tidak ada pilihan lain selain tetap mendukung Timnas Indonesia.
"Okelah Shin Tae-yong itu memberikan semacam warna di sepak bola Indonesia tapi sekarang kan sudah diputuskan Shin Tae-yong enggak [lanjut], ya sudah itu history aja. Kita dukung Patrick ini dengan tim coach-nya, bikinlah taktikal, strategi, karakter tim nasional kita ini menjadi lebih baik dari Shin Tae-yong dan kita harap bisa berprestasi di tingkat internasional," tegasnya.