Biaya Sidang Maarten Paes di CAS Diisukan Rp 32 M, PSSI Buka Suara

Kiper FC Dallas, Maarten Paes. Foto: Kevin Jairaj-USA TODAY Sports via Reuters

Ramai beredar kabar PSSI harus merogoh kocek senilai Rp 32 miliar untuk biaya sidang banding Maarten Paes di CAS. Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, buka suara soal ini.

Menurut regulasi FIFA, Paes belum bisa pindah federasi karena pernah bela Belanda di usia 22 tahun. PSSI masih mengajukan ini ke badan arbitrasi olahraga (CAS). Ia lebih dahulu disumpah WNI karena keperluan banding itu.

Arya enggan membenarkan atau mematahkan rumor terkait biaya sidang itu. Yang pasti, segala hal sudah diperhitungkan PSSI.

"Jangan terlalu banyak sok tahu, sudah kami akan bicara kalau sudah pasti, santai saja. Kami semua tahu langkah-langkah PSSI sudah diperhitungkan, kami tahu bagaimana biaya-biaya, sudah dihitung," katanya di tengah diskusi APPI dan PSSI Pers di Jakarta, Selasa (25/6).

"Kami kalau terbentur biaya, sejak awal kami sudah tahu masalahnya, tak mungkin dimasukkan sebagai WNI kalau karena biaya, pasti kami setop sejak awal. Pakai logika kalau ada yang analisis, coba pakai logika sederhana, kalau masalah biaya, kami pasti tidak teruskan jadi WNI karena kami tak perhitungkan soal biaya dan ada yang kami perjuangkan."

"Tunggu saja, serahkan pada ahlinya di tim Pak Erick. Bukan bilang kami berhasil, belum tahu, tapi sudah terbukti timnya ada yang punya kemampuan masing-masing, kami lagi godok semua," tandasnya.

Penjaga gawang FC Dallas, Maarten Paes (30) bereaksi setelah kebobolan gol di masa tambahan waktu pada babak kedua melawan Real Salt Lake di Stadion Toyota. Foto: Kevin Jairaj-USA TODAY Sports via Reuters

Sebelumnya, Ketum PSSI, Erick Thohir, menerangkan situasi terkini Maarten Paes. Kendati sudah menjadi WNI, kiper FC Dallas itu belum bisa membela Timnas Indonesia.

Alhasil, Erick pun menyatakan akan membawa masalah Paes ke CAS (Pengadilan Arbitrase Olahraga). Ini terkait Paes pernah membela Timnas U-21 Belanda pada November 2020 di kualifikasi Euro U-21, ketika usianya sudah 22 tahun. Pertandingan yang dimaksud adalah saat menang 5-0 atas Belarus.

"Ya, kami perlu proses lagi dan kami kayaknya harus bawa ke CAS karena ada dispute bahwa dia itu tanding terakhir di November [2020], tetapi sebenarnya itu mestinya game-nya bulan Maret, karena ada COVID-19 diundur," kata Erick kepada wartawan di Stadion Madya, Jakarta, pada Minggu (2/6).

"Jadi jeda waktu yang lama itu, tadi FIFA masih belum melihat ini sesuatu yang dimudahkan. Jadi kami akan coba ke CAS, kita lihat nanti siapa yang menang," tambahnya.