Cerita Djarum Akuisisi Como: Markas Garuda Select, Tak Terpikir ke Serie A

23 Mei 2024 12:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alessandro Bellemo dari Como merayakan dengan trofi dan rekan satu timnya setelah dipromosikan ke Serie A di Stadion Alberto Braglia, Modena, Italia (10/5/2024). Foto: Matteo Gribaudi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Alessandro Bellemo dari Como merayakan dengan trofi dan rekan satu timnya setelah dipromosikan ke Serie A di Stadion Alberto Braglia, Modena, Italia (10/5/2024). Foto: Matteo Gribaudi/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akuisisi klub Italia, Como, oleh perusahaan Indonesia, Djarum, ternyata punya cerita unik di belakangnya. Rupanya, Djarum awalnya membeli Como sebagai markas tim Garuda Select, mereka tak membayangkan akan menyelamatkan klub hingga meloloskannya ke Serie A.
ADVERTISEMENT
Budi Darmawan selaku Senior Manager Corporate Communication Djarum bercerita tentang tujuan awal pembelian Como. Saat itu, Como dalam situasi finansial yang sulit. Kemudian, Djarum datang dan menyelamatkan klub itu.
‘’Saat itu ada yang menawarkan Como yang lagi bangkrut, itu tahun 2019. Tadinya kami berpikir akan dipakai untuk home base anak-anak Garuda Select. Ternyata, di Italia susah mendapatkan visa. Kalau di Inggris, bisa mendapatkan visa olahraga, dan anak-anak bisa sambil sekolah, durasi visanya 6-8 bulan, sementara di Italia cuma dapat satu bulan,’’ kata Budi Darmawan ketika ditemui kumparan.
Di bawah Djarum, Como perlahan mampu bangkit. Kini, Como berhasil memastikan tiket promosi ke kasta tertinggi Liga Italia, Serie A. Padahal, ketika diakuisisi Djarum pada 2019, Como terdampar di Serie D.
ADVERTISEMENT
Alessandro Bellemo dari Como merayakan dengan trofi dan rekan satu timnya setelah dipromosikan ke Serie A di Stadion Alberto Braglia, Modena, Italia (10/5/2024). Foto: Matteo Gribaudi/REUTERS
Budi Darmawan mengaku bahwa saat pembelian Como, pihaknya sama sekali tak memikirkan bisa meraih sukses hingga lolos ke Serie A. Menurutnya, tujuannya saat itu hanya sebatas menjadi markas untuk para pemain muda Garuda Select.
‘’Sama sekali enggak ada pikiran bisa sampai ke Serie A. Awalnya untuk menjadi home base Garuda Select, karena juga biaya operasionalnya enggak mahal. Tapi, ternyata dalam perjalanannya itu, Como menanjak terus, dari Serie D langsung promosi ke Serie C. Dari Serie C, cuma setahun langsung ke Serie B, sebelum akhirnya promosi ke Serie A setelah 3 tahun di Serie B. Jadi berpikirnya, ketika sampai di Serie B itulah, kami semakin berkembang,’’ ucap Budi.
‘’Perjalanannya itu awalnya, CEO-nya kan eks orang Inter Milan, Michael Gandler, di tahun pertama, kemudian posisinya digantikan Dennis Wise. Setelah itu, posisi Wise digantikan Francesco Terrazzani hingga saat ini.”
ADVERTISEMENT
“Lalu, masuklah Cesc Fabregas dan Thierry Henry. Mereka dikenalkan kepada Como melalui koneksi Mirwan Suwarso [perwakilan Como] di Inggris. Keduanya juga memegang saham minoritas saat ini. Dengan masuknya Fabregas dan adanya Terrazzani, target menuju Serie A menjadi lebih mantap,” tandasnya.