Cerita Eks Bupati Tangerang 'Berdarah-darah' Ubah Persita Jadi Klub Profesional

4 Juli 2024 9:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mantan Bupati Tangerang yang kini ditunjuk untuk tangani Timnas U-16 dan U-19, Ahmed Zaki Iskandar, menceritakan perjuangannya mengubah Persita menjadi klub profesional. Ia menggambarkan, prosesnya 'berdarah-darah' alias banyak pengorbanan.
ADVERTISEMENT
Zaki mengungkap, begitu banyak kesulitan dan tantangan yang ia hadapi dalam mengubah Persita Tangerang menjadi sebuah klub profesional, khususnya ketika 'Laskar Cisadane' memisahkan diri dari tangan campur pemerintah daerah. Kondisi keuangan menjadi PR utama kala itu.
"Pemkot harus melepaskan semua haknya terhadap Persita, bukan terjadi pembentukan baru. Ketika ini dilepas semua, hak-haknya sama pemkot menjadi suatu unit identitas baru dengan berlandaskan bisnis. Nah, ini sudah menjadi suatu organisasi profesional," ujar Zaki dalam wawancara eksklusif bersama kumparan.
Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar, saat berkunjung ke kumparan, Kamis (23/11/2023). Foto: Melly Meiliani/kumparan
"Maka dari itu pada 2009 dengan memisahkan diri dari pemkot, otomatis Persita menjadi perusahaan tersendiri yang sahamnya tidak ada lagi di pemkot dan 100% swasta. Dan saat itu, kami berdarah-darah karena memang, satu, belum punya stadion yang mumpuni, kemudian kondisi keuangan yang tidak memungkinkan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Jadilah, manajemen Persita harus menggelontorkan banyak sekali uang di tahun-tahun awal. Dulu, Persita cuma berkutat di Liga 2, sehingga tidak terasa terlalu berat, lalu semua berubah ketika Persita naik ke Liga 1.
"Sudah 15 tahun Persita lepas dari APBD. Tahun-tahun pertama pasti bakar uang, semua para pemegang saham spending anggaran untuk Persita. Tapi memang enggak terlalu besar karena masih sering berkompetisi di Liga 2, Nah ketika mau berkompetisi di Liga 1 2018, dengan stadion yang sudah dimiliki pemkot sesuai standar AFC 3, di situlah butuh anggaran sangat besar," terangnya.
"Organisasi Persita ini wajib memiliki rekor finansial bagi mereka untuk mengelola setiap tahunnya anggaran-anggaran dari pemegang saham dan sponsor. Nah itulah kemudian transformasi Persita menjadi satu unit yang lebih besar lagi. Ya walaupun Persita hanya sepertiga dari klub-klub besar lain bahkan seperempat tapi itu kami benar-benar mengelola budget," tambah Zaki.
Pesepak bola Persib Bandung Febri Hariyadi (kedua kiri) berebut bola dengan pesepak bola Persita Tangerang Javlon Guseynov (kiri) saat pertandingan Liga 1 2023/2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (15/4/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Kendati demikian, Zaki bersyukur perjuangannya tersebut berbuah hasil yang cukup positif. Sebab, Persita kini dinilai merupakan salah satu klub yang memiliki finansial stabil dan jauh dari isu tunggak-menunggak gaji pemain.
ADVERTISEMENT
"Mengenai keterlambatan gaji atau lainnya itu enggak pernah terjadi jadi [di Persita]. Mungkin walaupun kontrak pemain tidak semewah klub-klub besar, kami tidak pernah cacat prestasi di kontrak," tegasnya.
Adapun Persita Tangerang menyudahi musim Liga 1 2023/24 bertengger di posisi 14 klasemen. Mereka mampu bertahan di divisi teratas sepak bola Indonesia meski sempat beberapa pekan berada dalam zona degradasi.