Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cerita Ichsan Taufiq, si Juara Piala Dunia FM yang Bukan Pro Player Game
11 September 2024 21:30 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, jangan salah, faktanya Ichsan dan Manar bukanlah seorang atlet esports profesional atau pro player game. Wabil khusus Ichsan, dia adalah seorang pegawai di sebuah institusi BUMN. Bermain game sejatinya hanyalah hobi selingan baginya. Bahkan, Ichsan juga baru mulai bermain FM sejak 2023.
"Saya tuh kerja di KFTD [Kimia Farma Trading & Distribution] sebagai HR untuk sehari-harinya. Jadi kalau main FM mah selingan saja kalau malam, gitu," terang Ichsan dalam wawancara eksklusif bersama kumparan.
"Malam-malam setelah pulang kerja, main dululah bentar sambil ngopi. Awalnya tuh kayak gitu dulu sebenarnya," tambahnya.
Beruntung, Ichsan mengaku bahwa kantornya sangat mendukung kiprahnya di Piala Dunia FM. Sebab, apa yang dilakukannya itu dinilai sebagai langkah untuk mengharumkan nama negara.
ADVERTISEMENT
"[Kantor saya] support sih kemarin, juga disuruh dispensasi sama PSSI. Kebetulan juga kan saya BUMN, jadi dianggapnya tugas negaralah dari BUMN itu. Harus surat dispensasi juga dari PSSI untuk saya mengajukan libur," tuturnya.
Adapun awal mula Ichsan Taufiq bisa menjadi salah satu wakil Indonesia di Piala Dunia Football Manager adalah dengan mengikuti seleksi terbuka dari PSSI. Ia berhasil terpilih dari sekitar 300 saingan.
"Ya, jadi dulu itu PSSI buka pendaftaran secara terbuka, tapi dibantu oleh komunitas IDFM [Football Manager Indonesia]. Itu yang mendaftar ada 300 lebih pemain, lalu dikerucutkan lagi jadi 112," beber Ichsan.
"Salah satunya [bentuk seleksi penilaiannya] dilihat dari jam bermainnya. Nah, jadi pas mendaftar itu kita ngasi screenshot jam main di Steam, dikirim gitu. Jadi yang jam mainnya tertinggi dan yang memiliki achievement tertentu harus disertakan, baru bisa terpilih gitu [ke fase seleksi berikutnya]. Nah dari 112 itu jadi 13 orang plus 3 wildcard untuk kualifikasi offline. Di kualifikasi offline ini kita 16 orang itu bermain career mode," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, Ichsan Taufiq melaju ke final dan menjadi juara. Sementara, Manar Hidayat sebenarnya kalah di semifinal, tetapi finalis lain lalu berhalangan, lantas Manar terpilih untuk menggantikannya karena dia adalah semifinalis terbaik.
Untuk saat ini, Ichsan Taufiq belum mau serius 100 persen fokus pada dunia esports. Kesenangannya bermain game tetaplah sebatas hobi untuk saat ini, belum ada rencana bergabung ke tim esports atau malah mendirikan tim sendiri.
"Ya itu kalau bikin tim sendiri sih masih jauh, masih dilihat nanti. Kalo main game itu, ya, pasti saya akan tetap main FM-lah, karena sudah mulai ramai juga kan di community kita dan bikin orang mau senang main FM-lah, yang penting itu dulu, memulai main FM itu yang penting targetnya itu dulu sih pertama," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk game lain juga, saya main sih kayak Harvest Moon kemarin baru keluar juga saya main. Itu buat yang ngisi waktu luang aja kalo memang kita lagi kosong," tandas pria yang juga suka main Mobile Legends ini.