Cerita Thom Haye & Nathan Tjoe-A-On soal Hadiah Fan hingga Followers Melonjak

3 April 2024 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Thom Haye mencium bendera Merah Putih usai menjalani sumpah WNI di Kanwil Kemenkumham Jakarta pada 18 Maret 2024. Foto: PSSI
zoom-in-whitePerbesar
Thom Haye mencium bendera Merah Putih usai menjalani sumpah WNI di Kanwil Kemenkumham Jakarta pada 18 Maret 2024. Foto: PSSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nathan Tjoe-A-On dan Thom Haye mendapatkan banyak dukungan dari fan Timnas Indonesia. Mereka takjub dengan lonjakan followers dan hadiah yang mereka dapat dari fan sejak membela Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Nathan dan Haye sangat dinanti-nanti oleh para suporter Timnas Indonesia saat kontra Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 beberapa waktu lalu. Bukti antusiasme fan terlihat dari jumlah pengikut mereka di Instagram yang mengalami kenaikan.
"Saya kira saya tadinya mempunyai 200.000 followers di Instagram dan sekarang 450.000," kata Nathan kepada media Belanda, Omropfryslan.
"Sebelum saya ke Indonesia, saya punya 212.000 [followers]. Dan sekarang dua minggu telah berlalu dan saya hampir mencapai 600.000," timpal Haye.
Pemain Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On, ketika diwawancarai oleh awak media di Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selama di Indonesia, Nathan Tjoe-A-On dan Thom Haye juga bertegur sapa dengan sejumlah penggemar. Menurut keduanya, para suporter berperilaku sangat ramah.
"Mereka sangat ramah, pada dasarnya mereka adalah orang-orang yang sangat manis dan antusias. Mereka selalu ingin berfoto atau memakai jersey. Dan mereka ingin memberi kami hadiah. Gantungan kunci dengan foto saya di dalamnya, kemeja, dan topi," terang Haye.
ADVERTISEMENT
"Dan saya mendapat Lego. Hanya mobil dari Lego yang bisa Anda rakit sendiri," imbuh Nathan.
Thom Haye juga menerangkan bahwa jumlah fan membeludak saat menonton mereka latihan di Jakarta. Ia takjub akan hal itu.
“Saat itulah jumlah orang paling banyak. Kami benar-benar harus berjalan di bawah pengawasan, jika tidak kami tidak akan bisa ke mana-mana,” jelas Haye.