City Kalah dari Newcastle, Guardiola Kecewa

30 Januari 2019 6:55 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola kala memimpin skuatnya. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
ADVERTISEMENT
Dibuka dan diakhiri dengan kejutan, begitulah jalannya pertandingan Manchester City versus Newcastle United di Saint James’ Park, Rabu (30/1/2019) dini hari WIB. Namun, kejutan-kejutan inilah yang membuat rasa kecewa tak dapat lagi dibendung manajer City, Pep Guardiola.
ADVERTISEMENT
Laga ini dibuka dengan gol terciptanya gol tercepat dalam sejarah Premier League sejak 2013. Menafaatkan aksi cerdik David Silva menjauhkan bola dari jangkauan kiper Martin Dubravka, Sergio Aguero bisa mencetak gol dengan mudah ketika laga berjalan 24 detik.
Namun, secara perlahan City kehilangan keganasannya. Apresiasi tentu saja perlu diberikan kepada Newcastle, mengingat pasukan Rafael Benitez itu begitu disiplin ketika merapatkan jarak antarlini tak jauh dari kotak penalti dalam skema 4-5-1.
Kemudian, pada babak kedua, yang tak terduga terjadi. Pada menit ke-66, Salomon Rondon mampu mencetak gol penyama kedudukan usai menerima umpan dari Isaac Hayden. Melalui eksekusi penalti Matt Richie pada menit ke-80, unggullah The Magpies 2-1.
Setelah gol itu, City terus menggempur pertahanan lawan. Namun, skor 2-1 untuk Toon Army tetap bertahan hingga laga tuntas. Kekalahan ini mengejutkan karena City memiliki catatan rata-rata mencetak 4,6 gol dalam enam pertemuan terakhirnya dengan Newcastle.
ADVERTISEMENT
“Permainan kami begitu lambat karena kami tidak menunjukkan komitmen penuh kepada kami. Mereka mencetak gol melalui tembakan tepat sasaran pertama mereka, dan gol kedua dari penalti,” kata Guardiola selepas laga, sebagaimana dilansir situsweb resmi klub.
“Malam ini bukan milik kami, tapi selamat untuk Newcastle. Kami terus gagal dalam duel udara, tidak agresif ketika melancarkan pressing, jadi wajar kalau kami kalah,” lanjut eks pelatih Barcelona itu.
Pemain-pemain Manchester City di laga melawan Leicester City. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Manchester City di laga melawan Leicester City. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Kekalahan ini bisa jadi membuat City kian menjauh dari trofi Premier League musim ini. Andai Liverpool menang atas Leicester City di Anfield, Kamis (31/1), pasukan Juergen Klopp itu akan kian kokoh di puncak klasemen dengan keunggulan 7 poin atas City.
Repotnya lagi bagi City, mereka akan menghadapi dua lawan berat pada tiga laga liga berikutnya. Setelah menghadapi Arsenal di kandang pada 3 Februari, skuat berjuluk The Citizens itu akan mampir ke kandang Everton pada 7 Februari. Setelah itu, barulah City menjamu Chelsea di kandang pada 10 Februari.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini disadari Guardiola, tetapi dia masih menaruh harapan City bisa menunukkan ketangguhan mental pada laga-laga itu.
“Saya tahu apa yang para pemain saya rasakan, karena saya dekat dengan mereka. Terkadang, perjalanan kami begitu mulus. Terkadang, yang terjadi sebaliknya. Sebelum kemalangan ini terjadi, kami menang 8 kali berturut-turut dan telah mencetak 30 gol tanpa kebobolan,” ucap Guardiola.
“Minggu-minggu selanjutnya akan berat, karena Arsenal, Everton, dan Chelsea menanti kami. Jika inign naik kelas sebagai sebuah tim, kami harus menerima tantangan ini. Kami memang tertinggal, tapi ini baru Januari. Masih ada poin yang bisa kami dapatkan,” tegas manajer kelahiran Santpedor itu.