Como Akan Tiru Gaya Manajemen Brighton & Hove Albion

23 Mei 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alessandro Bellemo dari Como merayakan dengan trofi dan rekan satu timnya setelah dipromosikan ke Serie A di Stadion Alberto Braglia, Modena, Italia (10/5/2024). Foto: Matteo Gribaudi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Alessandro Bellemo dari Como merayakan dengan trofi dan rekan satu timnya setelah dipromosikan ke Serie A di Stadion Alberto Braglia, Modena, Italia (10/5/2024). Foto: Matteo Gribaudi/REUTERS
ADVERTISEMENT
Como 1907 sudah memastikan diri promosi ke Serie A. Pihak Djarum selaku owner klub menegaskan sikapnya soal manajemen finansial agar sehat. Sebagai patron, mereka akan meniru langkah yang dilakukan klub Liga Inggris, Brighton & Hove Albion.
ADVERTISEMENT
Senior Manager Corporate Communication Djarum, Budi Darmawan, mengatakan bahwa Como akan melakukan pendekatan modern dalam hal perekrutan pemain. Semua akan dilihat berdasarkan statistik, bukan sekadar insting atau perkiraan semata.
“Alasan Como bisa lolos ke Serie A karena kami bekerja tidak hanya berdasarkan insting atau 100 persen mengandalkan pemandu bakat, tapi juga sistem statistik. Jadi, sistem statisik kami ini yang juga dipakai Brighton, sehingga cari pemain dasarnya statistik, bukan karena insting pelatih atau pertimbangan lain,” kata Budi saat berbincang dengan kumparan.
“Pemain yang dipilih nantinya berdasarkan statistik. Pemain yang berpotensi bagus di masing-masing posisi semua ada statistiknya. Jadi, itu yang menentukan suatu tim bisa bermain bagus. Kita lihat saja Brighton dalam beberapa tahun terakhir, mereka jual pemain berapa triliun dan enggak habis-habis [stok pemain bagusnya],” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Para pemain dan staf Como merayakan setelah dipromosikan ke Serie A di Stadion Alberto Braglia, Modena, Italia (10/5/2024). Foto: Matteo Gribaudi/REUTERS
Brighton kerap membeli pemain dengan harga terbilang murah atau tidak terlalu mahal. Kemudian, The Seagulls menjualnya dengan harga fantastis.
Sebut saja Marc Cucurella dijual ke Chelsea seharga 56 juta pounds (sekitar Rp 1,14 triliun), Alexis Mac Allister dijual ke Liverpool sebesar 35 juta pounds (sekitar Rp 714 miliar), hingga Moises Caicedo dijual ke Chelsea lebih dari 100 juta pounds (sekitar Rp 2 triliun). Setelah menjual pemain, mereka lalu menemukan pengganti sepadan.
Pada intinya, Como ingin mengusung sustainability sebagai prinsip untuk menjalankan manajemen klub. Sebab, mereka tak ingin klub menjadi bangkrut karena salah langkah dan tentunya ingin bertahan selama mungkin di Serie A.
“Iya, dong. Kami belanja seefisien mungkin. Kalau kami bisa melakukan seperti Brighton, itu beautiful. Ya kami belum secanggih itulah, tapi paling enggak, kalau mau bicara target bisa seperti itu, ya, beautiful. Paling enggak, survive, enggak tekor, syukur-syukur bisa ngumpulin pemain bagus-bagus,” tegas Budi.
ADVERTISEMENT