Demi Chelsea, Apa pun Dilakukan Mason Mount

19 Agustus 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mason Mount, harapan baru Chelsea. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
zoom-in-whitePerbesar
Mason Mount, harapan baru Chelsea. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
ADVERTISEMENT
Sungguh besar rasa cinta Mason Mount terhadap Chelsea. Dan ini bukan hiperbolis belaka karena kenyataannya memang begitu.
ADVERTISEMENT
Tengok saja selebrasi didikan akademi klub itu usai mencetak gol pada pertandingan melawan Leicester City, Minggu (18/8/2019) malam WIB. Seraya berseluncur dengan lututnya, Mount mengeluarkan pekik kencang. Rasa puas terpancar dari raut wajahnya.
Sosok berusia 20 tahun itu juga menepuk-nepuk logo 'Si Biru', menandakan bahwa ia 'Biru' sampai mati. Dalam sepak bola, selebrasi menunjuk atau menepuk-nepuk logo klub di dada menunjukkan loyalitas si pemain.
Wajar jika Mount begitu bersemangat. Pasalnya, inilah gol pertama Chelsea di Stamford Bridge pada era Frank Lampard. Sudah begitu, inilah gol pertama Mount di level senior bersama Chelsea.
Sebagaimana dilaporkan The Athletic, Mount melakukan banyak pengorbanan untuk bisa masuk tim utama. Pertama, dia rela memotong liburnya pada musim panas kemarin. Cukup banyak libur yang ia pangkas, sampai dua pekan.
ADVERTISEMENT
Mount memang mencetak 11 gol dan 6 assist dalam masa peminjamannya di Derby County musim lalu. Namun, dia tahu Premier League lebih keras daripada Championship. Oleh karena itu, ia butuh persiapan yang lebih matang.
Para pemain Chelsea merayakan gol Mason Mount ke gawang Reading di laga persahabatan. Foto: Reuters/Andrew Couldridge
Kedua, Mount juga menyewa pelatih khusus agar latihannya lebih terarah. Dengan begitu, fisiknya menjadi lebih siap begitu musim dimulai.
Urusan gizi juga tak luput dari pantauan pemain bernomor punggung 19 ini. Mount sengaja membayar chef khusus untuk mengurusi apa yang dia boleh dan tidak boleh dia konsumsi.
Meski begitu, Mount masih merasa kurang. Pada pekan perdana Premier League, Chelsea takluk 0-4 di tangan Manchester United. Selepas pertandingan itu, Jose Mourinho mengatakan para pemain Chelsea terlihat seperti sekelompok pemalas.
ADVERTISEMENT
Frank Lampard boleh saja melindungi para pemainnya dari tajamnya lidah pundit kelahiran Setubal itu. Namun, Mount merasa bersalah karena ucapan Mourinho tadi. Padahal, Mount bisa saja membela diri. Pasalnya, dia merupakan salah satu pemain Chelsea yang tampil apik pada laga itu.
Setelahnya, Mount jadi proaktif meminta feedback kepada para pelatihnya, kepada agennya, dan bahkan kepada ayahnya sendiri perihal apa yang masih bisa dia tingkatkan. Hasilnya kemudian terlihat pada laga melawan Leicester.
Mason Mount, 'The Pride of London'. Setuju, fans Chelsea? Foto: REUTERS/Eddie Keogh
Selain gol, WhoScored mencatat Mount melepas 4 tembakan dengan hanya satu yang meleset pada laga melawan Leicester. Ia juga sukses melepas 26 umpan, dengan salah satunya berakhir menjadi umpan kunci (umpan yang menjadi kans).
Memang sungguh disayangkan karena duel Chelsea versus Leicester ini berakhir imbang 1-1. Sehingga, status man of the match yang disandang Mount pada laga ini terasa kurang afdal. Walau begitu, seperti kata Frederich Nietzsche suatu waktu, what doesn't kill you makes you stronger.
ADVERTISEMENT
Jika harus melihat sisi baik dari hasil ini, ya, hasil ini nampaknya bakal membuat Mount makin berhasrat untuk memacu dirinya sendiri ke level lebih tinggi. Dan itu tentu saja merupakan kabar baik untuk Chelsea.