Dengan Terpaksa, Diego Forlan Undur Diri dari Sepak Bola

7 Agustus 2019 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diego Forlan di Piala Dunia 2010, turnamen di mana dia dinobatkan jadi pemain terbaik. Foto: AFP/Rodrigo Arangua
zoom-in-whitePerbesar
Diego Forlan di Piala Dunia 2010, turnamen di mana dia dinobatkan jadi pemain terbaik. Foto: AFP/Rodrigo Arangua
ADVERTISEMENT
Waktu memang tak bisa dilawan dan Diego Forlan tahu itu. Pria Uruguay itu sebenarnya tidak mau segera sampai di garis finis tetapi di usia yang sudah mencapai 40 tahun dia tahu bahwa pilihan sudah tidak ada lagi. Rabu, 7 Agustus 2019, Forlan memutuskan untuk pensiun dari sepak bola.
ADVERTISEMENT
Sebagai pesepak bola profesional, jalan yang dilalui Forlan tidak selalu mulus. Ada kalanya dia kesulitan melaksanakan apa yang jadi tugas utamanya. Di Manchester United dulu, misalnya, yang merupakan klub pertamanya di Eropa, Forlan gagal tampil produktif sebagai seorang striker.
Dari 98 penampilan bersama Manchester United di semua ajang, Forlan cuma berhasil mengoleksi 17 gol. Jelas, sebagai pemain depan, itu bukan catatan yang bagus. Meski begitu, bukan berarti Forlan jadi pemain yang bisa dilupakan begitu saja oleh pendukung United.
Ada dua hal yang membuat nama Forlan sampai sekarang masih terekam kuat di benak para suporter 'Iblis Merah'. Pertama, dwigolnya ke gawang Liverpool pada Northwest Derby edisi Desember 2002 yang memenangkan United dengan skor 2-1. Kedua, aksinya bermain tanpa kaus dalam laga kontra Southampton sebulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun, memang, pada akhirnya kurangnya ketajaman itu membuat Forlan tersingkir dari Manchester United. La Liga pun jadi destinasi yang dia pilih. Forlan bergabung bersama Villarreal pada 2004 dan bertahan sampai tiga tahun kemudian di sana.
Bersama Villarreal itulah kemampuan Forlan yang sebenarnya baru terlihat. Kolaborasinya dengan Roman Riquelme dan Nihat Kahveci mengantarkan 'Kapal Selam Kuning' sampai ke semifinal Liga Champions 2005/06. Forlan yang mengawali karier pro bersama Independiente itu pun sah jadi penyerang papan atas.
Gemilangnya performa di Villarreal lantas membawa Forlan ke Atletico Madrid, klub yang dikenal selalu memiliki penyerang kelas dunia. Boleh dibilang, bermain untuk Atletico adalah puncak karier Forlan di level klub. Pada 2010 dia sukses mempersembahkan gelar Liga Europa dan Piala Super Eropa buat Los Rojiblancos.
ADVERTISEMENT
Puncak performa di level klub itu dibawa oleh Forlan ke level internasional. Pada pergelaran Piala Dunia 2010, Forlan menggila. Dia mencetak 5 gol untuk mengantarkan Uruguay ke babak semifinal. Di akhir turnamen, Sepatu Emas dan Bola Emas menjadi milik pria berambut pirang tersebut. Setahun berselang, dia membawa La Celeste menjuarai Copa America.
Tahun 2011, pada usia 32 tahun, karier Forlan mulai mengalami penurunan. Ini semua ditandai dengan keputusannya meninggalkan Atletico Madrid untuk bergabung dengan Internazionale di Italia. Dari 20 pertandingan bersama La Beneamata, Forlan cuma bisa mengemas dua gol. Akhirnya, dia pun memutuskan pulang ke Amerika Selatan.
Diego Forlan merayakan gol ke gawang Real Madrid saat bermain untuk Villarreal. Foto: AFP/Bru Garcia
Internacional jadi klub Amerika Selatan kedua yang diperkuat Forlan secara profesional. Pada 2014 dia mudik ke Uruguay untuk membela Penarol setelah bertualang di Jepang selama setahun bersama Cerezo Osaka. Seusai dari Penarol, pada 2016, Forlan kembali ke Asia dengan memperkuat Mumbai City.
ADVERTISEMENT
Forlan tak bertahan lama di Mumbai City. Hanya setahun tepatnya. Setelah itu dia pergi dan sempat tidak punya klub selama dua tahun. Klub Hong Kong, Kitchee, akhirnya datang menyodori kontrak padanya di 2018 dan Forlan pun mengiyakan tawaran itu. Namun, kontrak itu tidak panjang durasinya. Setelah 7 gol dan 5 pertandingan, Forlan pergi.
Akhirnya, petualangan itu diakhiri juga oleh Forlan pada Agustus 2019. Total, selama berkarier di level klub dia bermain dalam 582 pertandingan, mencetak 221 gol, dan mengoleksi sembilan trofi, termasuk satu gelar Premier League pada 2003.
Sementara itu, di level internasional, Forlan tercatat sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak keempat untuk Uruguay dengan 112 caps. Lalu, dengan koleksi 36 gol, dia pun menjadi pencetak gol terbanyak ketiga negaranya sepanjang masa, di bawah Luis Suarez dan Edinson Cavani.
ADVERTISEMENT
Diego Forlan mengangkat trofi Liga Europa usai memenanginya bersama Atletico Madrid. Foto: AFP/Dani Pozo
Ketika mengumumkan kabar pensiun, tak banyak yang diucapkan oleh Forlan. Intinya, dia sadar bahwa waktunya memang sudah tiba. "Ini bukan perkara mudah. Aku tidak mau waktu [untuk pensiun] ini cepat-cepat datang, tetapi aku tahu suatu hari nanti ia pasti akan tiba," katanya seperti dikutip dari BBC.
Keputusan Forlan ini pun mendapat tanggapan dari Suarez yang pernah jadi tandemnya di Timnas Uruguay. Lewat akun media sosialnya, Suarez menyebut Forlan sebagai sosok bersejarah bagi persepakbolaan negaranya.
"Sosok bersejarah untuk sepak bola Uruguay. Aku berterima kasih atas segala momen tak terlupakan yang membuat orang-orang Uruguay bangga, baik untuk tim nasional maupun di semua klub yang kau perkuat," tulis Suarez.
"Aku akan selalu berterima kasih atas segala yang kau ajarkan, baik di dalam maupun luar lapangan. Bermain dengan salah satu idola adalah mimpiku yang jadi kenyataan. Kau akan selalu jadi legenda di Uruguay," tambah pemain Barcelona tersebut.
ADVERTISEMENT