Diego Forlan dan Pecahnya Tangis para 'Scouser'

14 Desember 2018 12:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Diego Forlan (kiri) bersama Ryan Giggs dan John O'Shea. (Foto: AFP/Paul Barker)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Diego Forlan (kiri) bersama Ryan Giggs dan John O'Shea. (Foto: AFP/Paul Barker)
ADVERTISEMENT
Hanya 17 gol yang berhasil disumbangkan Diego Forlan selama berkostum Manchester United. Jika raihan itu didapatkannya dalam semusim, maka angka tersebut akan begitu tinggi nilainya. Namun, kenyataannya tidak begitu. Untuk membukukan 17 gol itu Forlan butuh 98 penampilan dalam dua setengah musim.
ADVERTISEMENT
Karier Forlan memang tidak begitu menyenangkan di Old Trafford. Dia selalu kalah bersaing dari striker-striker lain macam Ruud van Nistelrooy atau Ole-Gunnar Solskjaer. Tak heran jika para suporter United pernah mengejeknya dengan nama 'Diego For-Loan' (untuk dipinjamkan, red). Baru setelah angkat kaki dari Manchester dia bisa bersinar, utamanya ketika membela Villarreal dan Atletico Madrid di La Liga.
Meski begitu, Forlan adalah pahlawan Manchester United dan untuk menggapai status tersebut pemain Uruguay itu cuma butuh dua gol. Kedua gol itu dicetaknya dalam satu pertandingan. Yang membuat pertandingan itu jadi istimewa adalah karena ia digelar di Anfield menghadapi si empunya stadion, Liverpool, yang juga merupakan musuh bebuyutan United.
Forlan datang pada pertengahan musim 2001/02. Sampai musim kelar, ada 13 laga yang dimainkan olehnya. Namun, sama sekali tidak ada gol yang sukses dia lesakkan. Forlan baru bisa membuka rekening golnya untuk United pada musim 2002/03. Sejak mencetak gol perdananya ke gawang Maccabi Haifa di Liga Champions, Alex Ferguson pun memiliki alasan untuk lebih sering memainkannya.
ADVERTISEMENT
Forlan beraksi di laga Liverpool vs Manchester United, 1 Desember 2002. (Foto: AFP/Paul Barker)
zoom-in-whitePerbesar
Forlan beraksi di laga Liverpool vs Manchester United, 1 Desember 2002. (Foto: AFP/Paul Barker)
Tiga bulan setelah gol debutnya tadi, pada 1 Desember 2002, Forlan dibawa serta Ferguson melawat ke Anfield. Ketika itu Liverpool tengah pongah-pongahnya. Sebab, mereka belum terkalahkan di Anfield selama hampir satu tahun. Forlan-lah yang kemudian meruntuhkan keangkeran Anfield tersebut.
Forlan tampil sejak menit awal mendampingi Van Nistelrooy pada pertandingan itu. Solskjaer sebetulnya juga dipercaya menjadi starter tetapi pemain Norwegia tersebut melakoni pertandingan sebagai gelandang sayap kanan. Awalnya, dengan komposisi demikian United tidak bisa betul-betul mengancam pertahanan Liverpool.
Baru di babak kedua pertandingan menjadi hidup. United yang kembali memulai pertandingan dengan agresif akhirnya mendapatkan gol yang mereka cari-cari saat pertandingan memasuki menit ke-65. Menariknya, gol ini sangat berbau keberuntungan.
ADVERTISEMENT
Jamie Carragher yang ketika itu masih beroperasi di sisi kanan punya niat baik. Dengan sundulannya, Carragher ini mengamankan bola dengan memberikannya kepada kiper Jerzy Dudek. Sampai di situ, semua terlihat seperti hal rutin. Lagipula, untuk kiper sekelas Dudek, apa susahnya, sih, menangkap sundulan penyelamatan yang lajunya tidak kencang?
Namun, realitas berkata lain. Dudek sudah melakukan hal yang benar, tetapi entah bagaimana bola kemudian lepas dari pelukannya dan menggelinding pelan melewati selangkangannya. Di tempat bergulirnya bola itu berdirilah Forlan yang menjadi seperti ketiban durian runtuh. Dengan mudah, Forlan menendang bola ke gawang yang sudah melompong.
Dua menit setelah gol berbau hoki itu Forlan kembali membuat jala gawang Dudek bergetar. Menerima umpan terobosan Ryan Giggs, Forlan yang tidak terkawal mengontrol bola sejenak sebelum melepaskan tembakan keras ke tiang dekat. Kali ini, Forlan benar-benar menaklukkan Dudek.
ADVERTISEMENT
Liverpool tersentak. Mereka pun akhirnya menggencarkan serangan. Sebiji gol sukses mereka ceploskan melalui sundulan kapten Sami Hyypia ke gawang Fabien Barthez. Namun, hanya gol inilah yang bisa mereka ciptakan. Alhasil, Liverpool pun harus mengakui keunggulan Manchester United dan Forlan pun menjadi pahlawan.
Seusai pertandingan Ferguson berkata, "Hari ini kesabarannya telah terbayarkan karena dengan apa yang dia lakukan para suporter takkan pernah melupakannya."
Ferguson benar. Sampai detik ini dua gol Forlan tersebut masih dikenang terus oleh para suporter United. Mereka bahkan secara khusus menciptakan lagu untuk menghormati Forlan. Dengan meminjam nada lagu 'Volare', para suporter tadi senantiasa bernyanyi: 'Diego, whoa oh oh oh, Diego, whoa oh oh oh. He came from Uruguay. He made the Scousers cry!'
ADVERTISEMENT
Ya, satu pertandingan dan dua gol itu telah mengubah segalanya bagi Forlan. Dia memang tidak ada dalam daftar pemain terbaik, pencetak gol terbanyak, penampil terbanyak, dan sejenisnya. Namun, dia adalah sosok yang bisa membuat para Scouser menangis dan terkadang predikat semacam itu sudah lebih dari cukup bagi seorang pemain Manachester United.