Diwarnai VAR, Milan Rebut Kemenangan atas Roma

1 September 2018 3:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Skuat AC Milan rayakan kemenangan atas AS Roma. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Skuat AC Milan rayakan kemenangan atas AS Roma. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
ADVERTISEMENT
AC Milan meraup poin penuh di pekan ketiga Serie A 2018/19. Laga melawan AS Roma yang berlangsung pada Sabtu (1/9/2018) di San Siro ini ditutup dengan kemenangan 2-1 untuk Milan. Dua gol Milan dicetak oleh Franck Kessie (40') dan Patrick Cutrone (90'+4'). Sementara, satu gol balasan Roma muncul pada menit 59 berkat sepakan Federico Fazio.
ADVERTISEMENT
Turun arena dengan formasi 4-3-3, trio Suso-Gonzalo Higuain-Hakan Calhanoglu ditugaskan oleh Gennaro Gattuso sebagai trisula yang menjadi ujung-ujung tombak serangan Milan. Ketiganya mesti berhadapan dengan tembok pertahanan Roma yang dibangun oleh Ivan Marcano, Federico Fazio, dan Kostas Manolas. Di lini serang, Eusebio Di Francesco menurunkan Javier Pastore, Edin Dzeko, dan Patrik Schick.
Sampai 33 menit pertama, Milan menjadi tim yang paling agresif. Total, mereka sudah melepaskan 9 tembakan, berbanding dengan 1 tembakan milik Roma. Sayangnya, dari 9 tembakan itu, hanya 3 tembakan yang mengarah ke gawang. Sisanya, tentu tidak tepat sasaran dan berhasil diblok.
Gol yang ditunggu-tunggu Milan itu pada akhirnya lahir di menit 40. Memanfaatkan assist Ricardo Rodriguez, Kessie berhasil menjebol gawang Roma yang dikawal oleh Robin Olsen. Gol itu bukan cuma tentang kerja sama Rodriguez dan Kessie, tapi juga soal lubang yang menganga lebar di area pertahanan Roma.
ADVERTISEMENT
Prosesnya bermula ketika Giancomo Bonaventura. Dengan gerakan memutar badan, ia berhasil mengendalikan bola dan mengopernya kepada Rodriguez yang ada di sudut kanan area pertahanan lawan. Yang menjadi masalah pertama, Steven N’Zonzi yang ada dalam situasi lawan satu ketika Bonaventura menguasai bola tidak bertindak sebagai gelandang perebut bola. Yang ia lakukan hanya berusaha menutup pergerakan Bonaventura.
Sialnya, kealpaan N’Zonzi diikuti dengan kegagalan Fazio merebut bola dari Rodriguez. Kecepatan Rodriguez dalam memanfaatkan momentum dipadukan dengan kejeliannya melihat Kessie yang cukup berjarak dengan Aleksandar Kolarov. Umpan datarnya yang akurat pada akhirnya berhasil dikonversi Kessie menjadi gol.
Mengawali babak kedua, Di Francesco memutuskan untuk menarik Marcano dan memasukkan Stephan El Shaarawy demi menambah daya gedor. Di menit 49, Dzeko menciptakan satu peluang bagi Roma. Peluang ini tidak dapat dipisahkan dari Gonzalo Higuain yang kehilangan bola di wilayah pertahanan Milan.
ADVERTISEMENT
Hingga menit ini, keberuntungan masih berpihak pada Milan. Tembakan melengkung yang dilesakkan Dzeko masih melebar ke area kiri gawang. Di laga ini, Higuain memang cukup terlibat dalam permainan. Ia tak hanya menjadi striker yang siap dilayani di lini depan, tapi juga ikut turun membantu serangan.
Keputusan untuk memasukkan El Shaarawy terbukti cukup meyakinkan. Di menit 53, ia berhasil membuat Gattuso yang berdiri di pinggir lapangan ketar-ketir. Di situasi ini, keberanian Gianlugi Donnarumma untuk menghalau bola dari luar kotak penalti berhasil menyelamatkan gawangnya dari kebobolan.
Namun, keunggulan Milan tidak bertahan lama. Pada menit 59, sepak pojok Roma menghasilkan kemelut di kotak penalti Milan. Tak ingin kehilangan momentum, Fazio berhasil memanfaatkan situasi tersebut dengan melepaskan satu tembakan yang tak dapat diantisipasi oleh Donnarumma.
ADVERTISEMENT
Cutrone cetak gol kedua Milan di laga vs Roma. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Cutrone cetak gol kedua Milan di laga vs Roma. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
Keberhasilan Fazio menyamakan kedudukan tidak bisa dilepaskan dari kesalahan umpan Davide Calabria. Alih-alih memberikan bola kepada rekannya, ia tidak menyadari keberadaan Fazio yang sudah menutup aliran bolanya. Akibatnya, bola tadi justru menyambar kaki Fazio dan berbuah gol.
Tadinya, dua menit berselang dari gol penyama kedudukan itu, Milan berpesta merayakan gol Higuain. Begitu menerima umpan dari Bonaventura, Higuain melakukan manuver dengan menggiring bola hingga situasi satu lawan satu dengan kiper. Kedua bek Roma yang berusaha mengejar pun tak dapat menjangkau Higuain. Akibatnya, bola kembali bersarang di gawang Roma.
Sayangnya, perayaan gol Higuain tadi tak berlangsung lama. Wasit mendapatkan masukan dari VAR untuk meninjau ulang gol Higuain. Sialnya, setelah melihat tayangan ulang, wasit menganulir gol tadi karena Higuain sudah ada dalam posisi offside ketika menerima umpan. Apa boleh buat, skor kembali menjadi 1-1.
ADVERTISEMENT
Lucunya, prosedur VAR kembali muncul di menit 80. Kali ini, ia 'berpihak' kepada Milan dengan menganulir gol N'Zonzi. Prosesnya bermula dari sepak pojok yang lagi-lagi melahirkan kemelut di depan gawang Milan.
Tak ingin kehilangan poin, Milan langsung menumpuk lima pemainnya. Sementara, ada empat pemain Roma yang juga mengepung. Dalam situasi ini, N'Zonzi berhasil melesakkan satu sundulan mengarah gawang. Tak terbendung kiper, papan skor langsung bergeser pada kedudukan 2-1 untuk keunggulan Roma.
Namun, para pemain Milan tak terima dengan gol itu. Mereka menilai, N'Zonzi melakukan handball karena bola mengenai pangkal lengan pemain asal Prancis itu. Setelah melihat tayangan ulang, wasit memutuskan gol itu tidak sah karena bola memang mengenai lengan N'Zonzi.
ADVERTISEMENT
Tambahan waktu lima menit yang diberikan wasit pada kenyataannya memberikan ruang yang cukup bagi Milan untuk merebut kemenangan. Memanfaatkan assist Higuain, Cutrone berhasil melesakkan satu tembakan yang tak dapat diselamatkan oleh Olsen. Pada akhirnya, Milan benar-benar menutup laga dengan kemenangan 2-1 atas Roma.