Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Aksi kekerasan kembali mewarnai dunia sepakbola Indonesia. Wasit Wahyudin menjadi korban penganiayaan ketika memimpin pertandingan antar kampung (tarkam) di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Minggu (12/7).
ADVERTISEMENT
Tak terima, Wahyudin melaporkan kasus itu ke Polres Bekasi . Meski pelaku meminta berdamai dengan iming-iming 20 juta, Wahyudin bersikukuh menyelesaikannya di Jalur hukum.
"Saya sangat menyesalkan kejadian ini. Seharusnya, olahraga merupakan sarana untuk melatih kedisiplinan dan sportivitas segala pihak, baik pelatih, pemain, wasit, maupun penonton," kata Hetifah kepada kumparan, Rabu (15/7)
"Dari berita yang saya ikuti, wasit Wahyudin berkali-kali ditendang dan diinjak wajahnya oleh pemain dalam pertandingan tidak resmi," sambung Politikus Golkar itu.
Tindakan Wasit Wahyudin itu didukung oleh Hetifah. Dia berharap dengan diselesaikan di jalur hukum, kasus Wasit Wahyudin menjadi contoh di seluruh turnamen sepakbola di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya mendukung Pak Wahyudin untuk meneruskan proses kasus ini ke pihak berwajib. Saya harap, kasus ini dapat menjadi contoh bagi dunia olahraga Indonesia untuk terus menjunjung sportivitas dalam kegiatan olahraga," tegas Hetifah.
Dalam wawancara bersama kumparan, Wahyudin mengaku sudah berunding dengan keluarganya dan juga persatuan wasit sebelum membuat laporan ke Polisi.
"Akhirnya saya buat laporan (polisi). Tujuan saya ini demi harga diri saya, keluarga, dan seluruh wasit di Indonesia, juga biar pemain jera sehingga selanjutnya enggak ada lagi kejadian seperti ini,” ujar Wahyudin, Selasa (14/7).
Live Update