Eks Pemain Liga Inggris: 10-15 Tahun Lagi, Sundulan Bisa Haram di Sepak Bola

25 Desember 2020 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan Liga Inggris Crystal Palace vs Tottenham Hotspur di Selhurst Park, London, Inggris, Minggu (13/12). Foto: Pool via REUTERS/Clive Rose
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan Liga Inggris Crystal Palace vs Tottenham Hotspur di Selhurst Park, London, Inggris, Minggu (13/12). Foto: Pool via REUTERS/Clive Rose
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepak bola sejatinya adalah permainan yang simpel. Sebanyak 11 orang dari dua tim berbeda saling berebut bola di lapangan untuk mencetak gol, pakai kaki atau kepala, bukan tangan.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya, sepak bola berevolusi. Dulu tidak ada offside, lalu sekarang ada. Dulu tak ada yang pakai nama punggung, kini itu menjadi suatu wujud identitas.
Pada masa depan, bukan tak mungkin, akan muncul regulasi-regulasi baru. Perubahan yang mungkin bisa saja membuat olahraga sepak bola berubah selamanya.
Ryan Mason, eks pemain klub Liga Inggris, menyebut bahwa praktik menyundul bola mungkin akan menjadi aksi terlarang di sepak bola masa depan. Kenapa?

Cedera kepala menyudahi mimpi sepak bola Ryan Mason

Eks gelandang Tottenham Hotspur, Ryan Mason (kiri). Foto: IAN KINGTON / AFP
Ryan Mason sekarang baru berusia 29 tahun. Akan tetapi, di usianya yang masih prima, pria yang dulunya adalah gelandang itu sudah tidak aktif bermain sepak bola profesional sejak 2018.
Memulai karier profesional di Tottenham Hotspur (2008-2016; termasuk masa pinjaman), Mason harus mengakhirinya di Hull City (2016-2018). Apa yang terjadi?
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah laga Hull City vs Chelsea di Liga Inggris pada 22 Januari 2017, Mason menderita retak tengkorak kepala yang membutuhkan operasi akibat beradu kepala dengan Gary Cahill. Operasinya, sih, sukses.
Namun kemudian, pada 13 Februari 2018, Mason dipaksa pensiun dini. Sebab, risiko terkait tingkat cederanya dinilai sudah berbahaya.
"Saya tidak akan kaget jika menyundul akan dihilangkan dari sepak bola dalam 10-15 tahun. Berdasarkan riset dan momentum, saya pikir itu mungkin akan membuka lebih banyak hal yang cukup mengejutkan," kata Mason kepada BBC Sport.
"Saya tidak yakin para pesepak bola sepenuhnya menyadari potensi cedera. Di sinilah semakin banyak penelitian, semakin banyak pemahaman, semakin banyak pendidikan pemain saat ini, semakin baik," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Mason tampak serius dengan opininya tersebut. Pemegang satu cap Timnas Inggris itu sangat merasakan risikonya karena cedera itu mengakhiri kariernya di dunia sepak bola.
"Bahkan mungkin sampai pada titik di mana Anda mungkin perlu menandatangani sesuatu untuk mengatakan bahwa saya baik-baik saja [bermain-main dengan risiko]," tutur Mason.
Genoa vs Inter Milan. Foto: Alesandro Galofaro/Reuters
"Ini benar-benar memprihatinkan. Masalah yang kami hadapi adalah tidak diketahui efeknya sampai di kemudian hari," tandasnya.
Selain masalah retak tengkorak, ada juga masalah kesehatan yang bisa muncul di kemudian hari. Di Inggris, sudah ada kampanye agar risiko demensia juga menjadi perhatian serius para penggiat sepak bola.
Jack Charlton dan Nobby Stiles adalah contoh eks pesepak bola yang pernah menderitanya. Trauma di kepala disinyalir menjadi musababnya.
ADVERTISEMENT
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.