Eks Wasit Ini Ngaku Hampir Dihajar Pemain Chelsea, Kakinya Mau Dipatahkan

19 September 2021 15:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wasit Liga Inggris, Mark Clattenburg. Foto: Reuters / John Sibley
zoom-in-whitePerbesar
Wasit Liga Inggris, Mark Clattenburg. Foto: Reuters / John Sibley
ADVERTISEMENT
Wasit sepak bola bukanlah profesi yang mudah untuk dikerjakan. Apalagi, jika itu adalah wasit Liga Inggris seperti yang pernah dijalani Mark Clattenburg. Ia mengaku pernah mendapat perlakuan buruk dari pemain Chelsea.
ADVERTISEMENT
Clattenburg mengaku bahwa perlakuan rasialisme dari Juan Mata dan John Obi Mikel saat membela Chelsea nyaris menghancurkan hidupnya. Bahkan, ia mengeklaim diancam akan dipatahkan kakinya.
Clattenburg mengenang insiden bentrokan di laga Chelsea vs Manchester United (MU) pada 2012. Kala itu, menurut kisah yang juga dipaparkan RT, pemain The Blues marah usai dia mengesahkan gol Javier Hernandez yang bikin 'Setan Merah' menang 3-2.
Lantas, Clattenburg mengeluarkan kartu merah kepada Branislav Ivanovic dan Fernando Torres yang memicu protes keras dari para dan di Stamford Bridge dan para pemain Chelsea lainnya. Kekacauan rupanya tak cuma terjadi sepanjang laga di lapangan.
Wasit asal Inggris, Mark Clattenburg. Foto: AFP/PATRIK STOLLARZ
Dalam otobiografinya yang berjudul 'Whistle Blower', Mark Clattenburg menulis tentang bagaimana insiden itu hampir menghancurkan hidupnya. Ia mengatakan, Obi Mikel menerobos masuk ke ruang ganti seusai laga dan coba menyerangnya.
ADVERTISEMENT
"Saya tahu bahwa saya menduga omelan pelecehan dari suporter Chelsea, tetapi saya tidak menyalahkan diri sendiri atas penampilan saya. Saat itulah, saya mendengar keributan di luar pintu ruang ganti," tulis Clattenburg, dikutip dari MailOnline.
"Sebelum saya sampai di pintu, pintu itu terbuka, dan dengan beberapa kekuatan. John Obi Mikel menerobos masuk dan saya bisa melihat kemarahan di matanya."
"Manajer Chelsea, Roberto Di Matteo; dan pelatih Eddie Newton menahannya. Mikel di luar kendali; dia mencoba menyerang saya. 'Saya akan mematahkan kakimu!' teriaknya," lanjut Clattenburg.
Eks Gelandang Chelsea asal Nigeria, John Obi Mikel. Foto: AFP / Ian Macnicol
Saat itu, muncul isu bahwa Mark Clattenburg menyerang secara rasialisme pemain Chelsea. Dia mengklarifikasi bahwa itu tidak ada.
"Saya harus menjelaskan di sini, dan ini sangat penting, pada titik ini tidak ada penyebutan rasialisme kepada saya, baik dari Mikel atau Di Matteo. Tidak ada yang membuat tuduhan seperti itu," tulisnya.
ADVERTISEMENT
"Saya meninggalkan Stamford Bridge dengan mobil pengangkut orang dan, saat kami berjalan keluar dari London Barat menuju Heathrow, ada pemberitahuan media sosial di layar ponsel saya yang mengatakan: 'BREAKING NEWS: CHELSEA TUDUH WASIT MARK CLATTENBURG BERKOMENTAR RASIALIS'".
“Selama jam-jam awal semalam pada hari Minggu pertandingan, saya menyadari kekuatan klub sepak bola, cengkeraman mereka terhadap media. Itu menakutkan. Itu adalah juara Eropa melawan wasit, siapa yang akan Anda percaya?"
"Saya terjebak. Ini bisa menghancurkan karier saya. Bisa menghancurkan hidup saya. Takutnya lebih buruk daripada masuk penjara. Saya disebut rasialis. Itu adalah hukuman seumur hidup yang nyata, Anda tidak bisa kembali dari itu. Bersalah sampai terbukti tidak bersalah, itulah cara Inggris," tambahnya.
Juan Mata mengangkat trofi Liga Champions bersama Chelsea pada 2012. Foto: Adrian Dennis/AFP
Chelsea lalu mencabut tuduhan rasialisme tentang Juan Mata pada dua hari setelah itu. Akan tetapi, klub menolak untuk mengikuti tuduhan serupa yang dibuat klub tentang Mikel, yang mendorong penyelidikan resmi FA.
ADVERTISEMENT
Mark Clattenburg menjadi wasit di 297 pertandingan Premier League hingga pensiun pada 2017. Dia mengeklaim dalam bukunya bahwa masalah kesehatan mental adalah alasan utamanya untuk mundur.