news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Erick Thohir Pertimbangkan JIS untuk Gelar Piala Presiden

4 Maret 2025 13:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Jakarta International Stadium (JIS). Foto: Subhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Jakarta International Stadium (JIS). Foto: Subhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Piala Presiden rencananya akan dilaksanakan pada Juni-Juli 2025. Ketum PSSI, Erick Thohir, memikirkan opsi untuk memakai Jakarta International Stadium (JIS) untuk ajang pramusim itu.
ADVERTISEMENT
Erick Thohir sudah bicara dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, untuk kans memakai JIS di Piala Presiden. Terlebih, untuk ajang pramusim itu, PSSI ingin mengundang tim luar negeri dan ia merasa tidak mungkin memakai stadion yang tidak berstandar internasional.
"Kalau misalnya nanti ada Piala Presiden, kita rencana mengundang 4 tim dari luar negeri, sama satu mungkin juara liga atau Persija atau juga satu tim nasional, ya mau tidak mau harus punya dua lapangan. Apalagi kalau klub-klub dari Eropa yang datang, ya, memang kan kondisi rumputnya harus benar-benar maksimal," kata Erick kepada awak media di Jakarta, Senin (3/3).
"Nah ini yang kita tidak mau sampai ada beberapa pemain juga nanti, akhirnya kita yang jadi masalah. Standar internasional ini yang kita harus jaga," lanjutnya.
Ketum PSSI Erick Thohir saat menyampaikan keterangan pers terkait perkembangan terbaru Timnas di Jakarta, Selasa (25/2/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Erick merasa kurang realistis jika harus memaksakan Piala Presiden digelar di Stadion Utama GBK. Ia memikirkan bagaimana kondisi rumputnya nanti karena GBK harus diprioritaskan untuk Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kalender timnas banyak sekali. Dari Juni-Juli ada Piala Presiden, ada juga pertandingan Timnas Senior, Kualifikasi U-17, U-20, Tim Putri bertanding. Tentu enggak mungkin rumput kita [GBK] dipakai terus menerus, akhirnya tidak maksimal," kata Erick.
"Nah memang ketika satu kota besar seperti Jakarta memiliki dua fasilitas, satu GBK, satu JIS ini, sangat-sangat harus disinkronisasikan dan dimanfaatkan. Karena memang dibutuhkan dua lapangan besar di Jakarta," tandasnya.