Fadil Sausu, Tak Cuma Modal Senior buat Kesohor

13 Mei 2020 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadil Sausu, kapten Bali United. Foto: dok. Media Bali United
zoom-in-whitePerbesar
Fadil Sausu, kapten Bali United. Foto: dok. Media Bali United
ADVERTISEMENT
Fadil Sausu tak merasakan ketenaran saat berusia emas sebagai pesepak bola. Ketika pertama kali menginjak karier profesional, perjalanannya tak mentereng.
ADVERTISEMENT
Hanya sekelas PSTK Tarakan yang ia bela. Fadil kemudian hijrah ke klub semenjana semisal Persik Kediri (2008-2009), Bontang FC (2009-2011), dan Mitra Kukar (2011-2013).
Usianya kian senja. Belum ada kesuksesan yang ia raih.
Gelandang kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, itu lantas mencari peruntungan di Persisam Putra Samarinda pada 2014—yang berubah menjadi Bali United pada 2015.
Tua-tua keladi, semakin tua semakin jadi. Di Bali United, Fadil justru mengilap. Semakin senior, ia bertambah matang.
Lampu sorot mulai menyinarinya. Hal yang tak pernah ia dapat sebelumnya.
Dari era kepelatihan Indra Sajfri hingga Stefano ‘Teco’ Cugurra, Fadil selalu menjadi pilihan sebagai kapten.
Aksi pemain Bali United, Fadil Sausu. Foto: Dok. Media Bali United
Bukan soal Fadil termasuk pemain senior, selain Wawan Hendrawan (37 tahun). Atribut kepemimpinan mumpuni menjadi alasan ia selalu mengomandoi pasukan.
ADVERTISEMENT
“Kalau di dalam tim, saya menjadi perantara antara pelatih dan pemain. Saya juga pintar mengontrol emosi dan sabar. Saya juga orang yang berkoordinasi dengan wasit saat pertandingan,” kata Fadil di situs klub.
Di luar lapangan, peran Fadil juga dibutuhkan rekan setimnya. Ia menjelma sebagai penampung aspirasi pemain.
Jangan kaget, di balik sosok kalemnya itu, Fadil sanggup ‘berorasi’ menyampaikan keinginan penggawa Serdadu Tridatu kepada manajemen.
“Saya menjadi wadah keluhan para pemain. Setelah terkumpul, saya akan menyampaikan apa saja yang perlu diperbaiki manajemen,” ujar pemain 35 tahun itu.
Fadil Sausu di Timnas Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Punya performa apik bersama klub cukup membuat Fadil dilirik Timnas. Saat usianya menginjak 32 tahun (2017), ia akhirnya mencicipi berbaju Timnas Indonesia untuk pertama kali.
ADVERTISEMENT
Tahun ini merupakan tahun keenam pemilik nomor punggung 14 itu bersama Bali United. Ia belum terpikir gantung sepatu, apalagi meninggalkan Serdadu Tridatu.
Terdekat, pemain yang mengidolai Guti Hernandez tersebut hanya ingin kondisi kembali normal. Ia rindu kembali ke lapangan, memimpin rekan-rekannya, mengejar kejayaan juara liga seperti tahun lalu.
“Kangen suasana latihan, pertandingan, pemain, dan ofisial. Saya juga rindu atmosfer sepak bola. Saya saat ini tetap menjaga komunikasi dengan pelatih, pemain, dan manajemen. Semoga situasi bisa kembali pulih dan kegiatan sepak bola juga kembali berjalan normal,” tutur Fadil.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.