Gegap Gempita Hertha Merayakan Runtuhnya Tembok Berlin

10 November 2019 13:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tembok Berlin diruntuhkan pada November 1989. Foto: AFP/Jean-Philippe Lacour
zoom-in-whitePerbesar
Tembok Berlin diruntuhkan pada November 1989. Foto: AFP/Jean-Philippe Lacour
ADVERTISEMENT
Union Berlin tidak bisa memilih waktu yang lebih tepat lagi untuk meraih promosi ke Bundesliga. Tahun ini adalah tahun spesial; tahun ke-30 Berlin bersatu kembali setelah sempat dipisahkan sebuah tembok besar.
ADVERTISEMENT
Jerman jadi pecundang di Perang Dunia II. Setelah perang rampung, negara ini pun dikuasai dua kekuatan berbeda yang sebelumnya tergabung dalam Sekutu. Jerman Barat dikontrol oleh Blok Barat pimpinan Amerika Serikat, Jerman Timur jatuh ke bawah kendali Uni Soviet.
Berlin pun menjadi simbol dari pemisahan ini dengan pendirian Tembok Berlin pada 1961. Tembok didirikan karena pemerintah Jerman Timur tak mau lagi ada warganya yang kabur ke Barat untuk mencari penghidupan lebih baik.
Replika Tembok Berlin di Olympiastadion. Foto: Reuters/Stringer
Tercatat, antara 1949-1961, Jerman Timur memiliki kurang lebih 17 juta penduduk. Dari sana, 2,5 juta di antaranya berhasil kabur ke Barat dan kebanyakan dari mereka yang melarikan diri adalah orang-orang berkompetensi.
Situasi ini kemudian diatasi dengan pembangunan tembok. Ratusan penjaga bersenjata ditempatkan di sekitarnya secara konstan. Tak lupa, pelbagai jebakan pun dipasang, termasuk untuk menghalangi mereka yang nekat kabur dengan kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, konon, ribuan orang tetap berhasil kabur melewati tembok tersebut. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan menggali terowongan. Ada pula yang memilih untuk berenang. Bermacam-macam.
Dalam bukunya, Football Against the Enemy, jurnalis kawakan Simon Kuper menceritakan bagaimana terbelahnya Berlin menjadi Berlin Barat dan Timur berpengaruh terhadap aktivitas persepakbolaan.
Replika Tembok Berlin di Olympiastadion. Foto: Reuters/Stringer
Pemerintah komunis Jerman Timur sebenarnya sudah mendirikan klub Dynamo Berlin yang dirancang untuk menjadi klub kebanggaan kota dan negara, tetapi warga Berlin pada dasarnya sudah telanjur jatuh cinta dengan klub tradisional kota tersebut, Hertha.
Para pendukung Hertha yang tercecer di Jerman Timur itu pun harus memutar otak untuk terus bisa mengetahui apa yang terjadi di Barat. Mereka pun membentuk perkumpulan rahasia dan hal ini, tak jarang, membuat para suporter Hertha jadi incaran polisi rahasia Stasi.
ADVERTISEMENT
Promosi yang didapatkan Union Berlin itu menjadi spesial karena dengan begitu, pada musim 2019/20 ini, derbi yang melibatkan dua tim dari eks Berlin Barat dan Timur untuk pertama kalinya tersaji di Bundesliga.
Dalam sejarah Bundesliga, sudah ada lima kesebelasan dari Berlin yang pernah tampil, termasuk Hertha sendiri. Namun, Derbi Berlin baru pernah terjadi empat kali, yaitu ketika Hertha dan Tennis Borussia Berlin sama-sama menjadi penghuni Bundesliga di musim 1974/75 dan 1976/77.
Pemain-pemain Hertha melakukan pemanasan dengan latar replika Tembok Berlin. Foto: AFP/Odd Andersen
Ketika itu pun Hertha dan Tennis Borussia sama-sama berasal dari Berlin Barat. Sementara, untuk Union kasusnya berbeda. Mereka adalah klub Berlin Timur yang berkiprah di Oberliga dan pada akhirnya jadi simbol resistansi terhadap Dynamo Berlin.
Walau begitu, kesempatan untuk memainkan laga derbi pada 9 November 2019, bertepatan dengan peringatan 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin, ditolak oleh Union. Laga derbi pun digelar sepekan sebelumnya pada 3 November, di mana Union menang 1-0 atas Hertha.
ADVERTISEMENT
Menariknya, meskipun Union dan Hertha sudah bertemu pada 3 November, pada 9 November sebuah Derbi Berlin tetap tersaji meskipun hanya di divisi empat. Laga itu mempertemukan Viktoria Berlin dengan Dynamo Berlin dan berakhir dengan skor imbang 0-0.
Sementara itu, Union sendiri harus bertandang ke markas Mainz. Pada laga itu mereka sukses memetik kemenangan 3-2 berkat gol bunuh diri Daniel Brosinski dan dwigol Sebastian Andersson. Union pun kini berhak duduk di urutan 11 klasemen sementara Bundesliga.
Replika Tembok Berlin di Olympiastadion. Foto: AFP/Odd Andersen
Lalu, bagaimana dengan Hertha? Well, klub yang sudah 36 musim berlaga di Bundesliga ini memang tak bisa merayakan 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin dengan laga derbi, tetapi mereka tetap menyajikan sesuatu yang spesial di Olympiastadion.
ADVERTISEMENT
Kebetulan, pada 9 November, lawan yang dihadapi Hertha adalah RasenBallsport Leipzig, sebuah klub dari Jerman sebelah timur. Sebelum laga pun Hertha menyiapkan replika Tembok Berlin di tengah-tengah lapangan. 'Tembok' ini kemudian 'diruntuhkan' persis sebelum pertandingan.
Sayangnya, Hertha harus menelan kekalahan 2-4. Itu memang laga sulit buat mereka mengingat RB Leipzig sedang garang-garangnya. Alhasil, Hertha pun harus puas duduk persis di bawah Union pada tabel klasemen.
Terlepas dari kekalahan itu, ada kemenangan lebih penting yang dirayakan oleh para suporter Hertha. Mereka adalah salah satu kelompok suporter yang paling menderita akibat keberadaan Tembok Berlin. Tiga puluh tahun sudah berlalu dan kemenangan itu masih mereka rayakan dengan gegap gempita.