Gegenpressing di Balik Kesuksesan Van Dijk sebagai Pemain Terbaik

29 April 2019 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Virgil van Dijk merengkuh penghargaan PFA Players' Player of the Year. Foto: Dok. Liverpool
zoom-in-whitePerbesar
Virgil van Dijk merengkuh penghargaan PFA Players' Player of the Year. Foto: Dok. Liverpool
ADVERTISEMENT
Liverpool kembali menghadirkan bintangnya di podium Pemain Terbaik Premier League versi Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA). Setelah Mohamed Salah, giliran Virgil van Dijk yang merebut penghargaan tersebut untuk musim 2018/19.
ADVERTISEMENT
Van Dijk diumumkan sebagai pemenang dalam seremonial di London, Minggu (28/4/2019) waktu setempat. Dia mengalahkan nama-nama top lain, di antaranya Sadio Mane (Liverpool), Raheem Sterling, Sergio Aguero, Bernardo Silva (Manchester City), serta Eden Hazard (Chelsea).
Kesuksesan Van Dijk sendiri bak anomali. Karena sudah terlalu lama penghargaan bertajuk PFA Players' Player of the Year ini dikuasai oleh pemain tengah dan depan. Ya, bek tengah terakhir yang memenanginya adalah John Terry pada musim 2004/05.
Dengan kesuksesan Terry dan Van Dijk, hanya ada dua pemain belakang yang merengkuh penghargaan tersebut pada era Premier League. Tak heran, Van Dijk mengaku sangat bangga lantaran kualitasnya di jantung pertahanan mendapatkan pengakuan.
"Sulit dipercaya jika Anda melihat kualitas penyerang dan playmaker di Premier League. Jadi, ini tentu saja menjadi sesuatu yang istimewa," tutur Van Dijk sebagaimana dilansir oleh situs resmi Liverpool.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa dasar kuat Van Dijk mampu mematahkan dominasi penyerang dan gelandang di daftar pemenang. Dia berkontribusi besar sehingga Liverpoo menjadi tim paling sedikit kebobolan (20) di Premier League.
Lihat saja statistik spesialnya. Dia merupakan pemain dengan rasio duel udara terbaik di liga, yakni 76,23%. Tak cuma itu, Van Dijk juga solid di darat karena tak ada pemain yang pernah melakukan dribel melewatinya dalam 36 laga Premier League musim ini.
Kendati begitu, Van Dijk melihat statistik apik tersebut tak cuma menyoal kemampuan individu yang spesial. Dia turut menyoroti bagaimana sistem gegenpressing Liverpool memudahkan pekerjaannya.
Taktik tersebut memang menuntut Liverpool untuk melakukan pressing setiap kehilangan bola, tak peduli di mana pun posisinya. Itu artinya, setiap pemain memiliki tugas defensif, termasuk penyerang macam Sadio Mane dan Mohamed Salah.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya, faktor kuncinya adalah sistem pertahanan yang mana kami melakukannya bersama. Para penyerang kami menerapkan pressing terhadap bek lawan secara luar biasa. Meskipun bola melewati mereka, kami masih memiliki barisan gelandang yang terus memburu Anda. Ini memudahkan empat bek," kata Van Dijk.
Atas sistem gegenpressing yang telah mengantarkannya ke podium pemain terbaik, Van Dijk pun memberikan apresiasi terhadap pelatih Juergen Klopp. Terlebih lagi, pelatih Jerman ini juga sukses menghadirkan kesuksesan kepada Mohamed Salah musim lalu.
Virgil van Dijk, benteng pertahanan Liverpool. Foto: Action Images via Reuters/Lee Smith
"Klopp menyuntikkan kepercayaan diri kepada saya. Pula, kredi pantas dialamatkan kepada suporter yang mendukung kami sejak hari perama. Mereka selalu menemani kami," kata Van Dijk.
Taktik Klopp telah memberikan kesuksesan kepada dua pemainnya. Tinggal gelar kolektif yang masih menjadi alpa eks pelatih Borussia Dortmund tersebut.
ADVERTISEMENT
Kesempatan mengakhirinya cukup terbuka musim ini. The Reds masih menyisakan peluang di Premier League dengan selisih satu poin dari puncak tabel dan telah mencapai babak semifinal Liga Champions.