Graham Potter Dapat Ancaman Pembunuhan Imbas Performa Chelsea Masih Buruk

25 Februari 2023 13:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Chelsea Graham Potter saat melawan FC Salzburg pada pertandingan Grup E Liga Champions di Stamford Bridge, London, Inggris. Foto: David Klein/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Chelsea Graham Potter saat melawan FC Salzburg pada pertandingan Grup E Liga Champions di Stamford Bridge, London, Inggris. Foto: David Klein/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Juru latih Chelsea, Graham Potter, mengaku telah mendapatkan ancaman pembunuhan yang dilayangkan kepadanya dan keluarganya. Ini imbas dari masih sulitnya Chelsea meraih kemenangan, meski sudah belanja banyak pemain baru.
ADVERTISEMENT
Potter mendapat banyak sorotan tajam lantaran sejak melatih The Blues pada 8 September silam, performa timnya tak kunjung membaik. Justru, Chelsea kini kian terpuruk di Liga Inggris usai gagal memetik kemenangan dalam 4 laga terakhir.
Alhasil, para fan juga sudah mulai menyuarakan Potter untuk mundur dari jabatannya. Kendati demikian pihak klub belum memecat dirinya karena kontrak Potter masih berlaku hingga 30 Juni 2027.
"Saya menerima beberapa email yang tidak menyenangkan, yang menginginkan saya mati, ingin anak-anak saya mati. Jelas, itu tidak menyenangkan untuk diterima," ungkap Potter, dikutip dari BBC Sport.
Pelatih Chelsea Graham Potter saat melawan FC Salzburg pada pertandingan Grup E Liga Champions di Stamford Bridge, London, Inggris. Foto: David Klein/REUTERS
Tak pelak, Graham Potter mengaku mentalnya terbebani. Banyak banjir kritik dalam bentuk lain kian membuatnya menderita.
"Dengan hasil apa adanya, Anda menerima kritik. Itu harus datang. Itu adil. Suasana di sini selalu positif dan penuh hormat. Bukan berarti itu mudah sama sekali. Kehidupan keluargamu menderita, kesehatan mentalmu menderita, kepribadian juga, itu sulit," kata Potter.
ADVERTISEMENT
"Saya telah berbicara dengan mereka [dewan]. Sama seperti sebelumnya. Selalu ada dukungan. Mereka juga melihat di mana kami berada dan pada saat yang sama merasa frustrasi karena hasilnya sesuai dengan kami dan kami harus melakukan yang lebih baik," lanjutnya.
Di sisi lain, Graham Potter merasa lumrah jika ada suporter yang memintanya mundur. Namun, sejauh ini pihak Chelsea masih percaya kepada eks pelatih Brighton, sehingga Potter memilih bertahan.
"Suporter peduli, ketika mereka kesal mereka mengungkapkan perasaan mereka dan kami menerima itu. Tidak ada yang bisa saya katakan yang akan membuat pendukung jika mereka melawan kami bersama kami. Solusinya adalah anda harus memenangkan pertandingan," tegas Potter.
Joao Felix dari Chelsea merayakan gol pertamanya bersama rekan setimnya, Foto: Tony Obrien/Reuters
Potter sadar tuntutan suporter akan terus membesar bila ia gagal membawa kembali Chelsea ke jalur yang benar secepatnya. Akan tetapi, satu hal yang bisa dilakukan Potter saat ini adalah fokus meraih kemenangan sebanyak-banyaknya.
ADVERTISEMENT
Tentu saja itu bukan tugas mudah. Walau begitu, Potter percaya dengan dukungan yang selalu diberikan oleh pihak klub, ia bisa mengonversi spirit itu menjadi hasil positif bagi Chelsea.
Selanjutnya, Chelsea akan bertandang melawan Tottenham dalam lanjutan Liga Inggris. Duel dua klub asal London itu berlangsung pada Minggu (26/2) mulai pukul 20.30 WIB.