Hantu Raul Tamudo dalam Diri Borja Iglesias

7 Desember 2018 16:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Borja Iglesias berduel dengan Raphael Varane. (Foto: AFP/Javier Soriano)
zoom-in-whitePerbesar
Borja Iglesias berduel dengan Raphael Varane. (Foto: AFP/Javier Soriano)
ADVERTISEMENT
Borja Iglesias datang ke Espanyol dengan segala keraguan yang memang patut disematkan kepadanya. Bukan apa-apa, masalahnya Iglesias sebelumnya sudah pernah gagal bersaing di sepak bola level teratas. Kendati begitu, segala keraguan itu kini telah sirna. Dengan torehan golnya yang impresif, Iglesias adalah pemberi garansi bagi Periquitos.
ADVERTISEMENT
Tiga tahun silam, ketika usianya masih 21 tahun, Iglesias menjalani debut La Liga bersama Celta de Vigo. Debut tersebut berjalan biasa saja. Bahkan, boleh dikatakan tidak berkesan sama sekali bagi para pemirsa. Ketika itu, pada 2015, Iglesias bermain selama 11 menit dalam pertandingan tandang menghadapi Sevilla. Tidak ada kontribusi berarti yang bisa diberikan Iglesias hari itu.
Iglesias adalah putra asli Galicia. Meski begitu, dia mendapatkan ilmu sepak bola dari wilayah Pantai Timur, tepatnya di Valencia. Empat tahun di akademi Valencia, Iglesias pindah ke La Roda FC sebelum menambatkan pilihan kepada Villarreal.
Di Villarreal, Iglesias mengakhiri pendidikannya. Dia pun lulus ke level senior tetapi saat itu, pada musim 2012/13, dia harus bermain di tim C milik 'Kapal Selam Kuning'. Raihan 11 gol dalam 29 laga bersama Villarreal C membawa pemain kelahiran 17 Januari 1993 ini menuju tim B milik Celta Vigo.
ADVERTISEMENT
Bersama Celta Vigo B inilah Iglesias sanggup menunjukkan potensi besarnya. Selama empat tahun bermain di sana, dia turun di 144 pertandingan dan mencetak 73 gol. Catatan tersebut membuat dirinya jadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Celta B. Namun, ini semua akhirnya tidak cukup untuk membawanya tampil reguler di tim utama.
Akhirnya, pada musim 2017/18 Iglesias dipinjamkan ke Real Zaragoza. Empat puluh tiga kali bermain untuk Zaragoza, Iglesias berhasil mencetak 23 gol dan 6 assist. Pencapaian inilah yang akhirnya mengantarkan penyerang bertinggi 187 cm ini ke kerasnya La Liga. Dengan mahar transfer 9 juta euro, hijrahlah Iglesias menuju RCDE Stadium.
Kepindahan Iglesias ke Espanyol itu bersamaan dengan kedatangan pelatih anyar, Rubi. Kedua orang ini pun kemudian menjadi sosok penting dalam menjadikan Espanyol tim yang solid untuk bersaing di papan atas La Liga. Rubi, dengan permainan agresif yang mengandalkan serangan balik, menemukan sosok penyelesai peluang jitu dalam diri Iglesias.
ADVERTISEMENT
Pelatih Espanyol, Rubi. (Foto: Reuters/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Espanyol, Rubi. (Foto: Reuters/Albert Gea)
Musim ini, Iglesias adalah pilihan utama Rubi di lini depan Espanyol. Dari 14 penampilan (13 sebagai starter), sudah 8 gol dan 2 assist yang berhasil dia catatkan. Delapan gol itu hadir dari jumlah tembakan yang tidak terlampau banyak. WhoScored mencatat bahwa dalam satu laganya Iglesias 'cuma' melepas 2,6 tembakan.
Artinya, Iglesias hanya membutuhkan 4,5 tembakan untuk mencetak satu gol. Akurasi tembakannya pun tergolong sangat bagus dengan persentase mencapai 71%. Di antara lima pencetak gol terbanyak La Liga saat ini (Cristhian Stuani, Iago Aspas, Leo Messi, Luis Suarez, dan dirinya) catatan Iglesias adalah yang terbaik.
Maka, sudah sewajarnya jika nama Iglesias dikedepankan sebagai salah satu pemain yang bisa menjadi pembeda dalam Derbi Barceloni, Minggu (9/12/2018) dini hari WIB mendatang. Efektivitasnya dalam mencetak gol bakal menjadi ancaman bagi pertahanan Barcelona yang sejauh ini sudah kemasukan 19 gol. Catatan 19 gol itu adalah yang terburuk kedua (sama dengan Real Madrid, hanya unggul atas Levante) di antara tim-tim sepuluh besar.
ADVERTISEMENT
Selain karena catatan menawannya, Iglesias juga patut diwaspadai betul karena dia memiliki sosok idola bernama Raul Tamudo. Bagi suporter Barcelona, Tamudo adalah salah satu aktor antagonis terbesar karena akibat gol menit akhirnya di pekan ke-37 musim 2006/07, Barcelona gagal menjadi juara liga. Sampai sekarang gol Tamudo itu dikenal dengan semudan Tragedi Tamudo atau Tamudazo.
Dalam wawancara eksklusif dengan La Liga, Iglesias berkata, "Dalam beberapa hal, kami (dia dan Tamudo) adalah sosok yang berbeda. Namun, kami sama-sama suka menunggu di area pertahanan lawan. Ketika saya berbicara dengannya, saya berterima kasih kepadanya atas caranya memperlakukan saya karena itu sangat membantu perkembangan saya sebagai pesepak bola."
Tamudo sendiri saat ini sudah kembali ke Espanyol sebagai direktur olahraga dan bicara soal Tamudo, Iglesias sudah berhasil memecahkan rekor sang legenda. Rekor yang dimaksud adalah keberhasilan mencetak lima gol secara beruntun. Pada 2004, Tamudo 'hanya' sanggup mencetak gol di empat pertandingan berturut-turut. Kini, Iglesias sudah bisa melakukannya dalam lima laga.
ADVERTISEMENT
Dengan raihannya sekarang, tentu Iglesias belum bisa betul-betul disamakan dengan Tamudo. Namun, dalam diri pemain berjuluk El Panda --karena kegemarannya akan lagu 'Panda' dari Desiigner ini-- ini bersemayam hantu Raul Tamudo yang bakal meneror Gerard Pique dan Clement Lenglet di pertahanan Barcelona.