Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sebagai turnamen untuk anak-anak berusia 10-12 tahun, Danone Nations Cup tidak hanya mengajarkan pesertanya untuk berkompetisi, tetapi juga menaruh respek kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
Untuk menumbuhkan rasa respek itu, penyelenggara menaruh tim-tim peserta pada penginapan yang sama. Dengan begitu, para peserta yang berasal dari berbagai negara bisa mendapatkan kawan baru.
kumparanBOLA mendapatkan cerita bahwa semalam sebelum pertandingan, para anak dari tim Indonesia asyik bermain foosball bersama anak-anak tim Tunisia. Padahal, paginya mereka bertanding sebagai lawan.
Pada pertandingan tersebut, kumparanBOLA juga melihat bagaimana salah seorang pemain Indonesia meminta maaf setelah melakukan tekel —yang berujung pada pelanggaran— kepada salah seorang pemain Tunisia. Mari beri aplaus.
Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil cerita yang berasal dari tim Indonesia sepanjang Danone Nations Cup tahun ini. Masih ada sejumlah kebiasaan lain yang mereka lakukan pada setiap pertandingan.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja, mereka selalu mengenakan belangkon setiap sebelum dan sehabis pertandingan. Dengan begitu, mereka menjadi menarik perhatian. Bahkan, salah seorang reporter dari Afrika Selatan bertanya kepada kumparanBOLA, apa yang dikenakan anak-anak itu?
Kebiasaan lain yang dilakukan tim Indonesia adalah berdoa dan melakukan sujud syukur (bagi yang beragama Islam). Mereka memanjatkan doa setiap sebelum dan sehabis pertandingan —tidak peduli ketika menang atau kalah.
Jumat (11/10/2019), tak lama setelah disingkirkan Spanyol di semifinal, tim Indonesia yang bertanding di turnamen 2019 menyempatkan diri untuk berdoa. Sang kapten, M. Iqbal Aminullah, meski masih bersedih karena kecewa, mampu menguasai diri dan memimpin doa dengan tenang.
Oh, ya… Soal sujud syukur, ini juga selalu mereka lakukan tiap kali memenangi sebuah laga. Biasanya, setelah melakukan sujud syukur itu barulah mereka bersorak dan memeluk rekan masing-masing untuk merayakan kemenangan.
ADVERTISEMENT
Yang tidak kalah menarik adalah aksi cium tangan wasit, pelatih, dan ofisial pertandingan. Manakala laga usai, mereka selalu melakukannya —dan ini tidak berhenti di pelatih atau staf tim Indonesia saja, mereka juga mencium tangan pelatih dan staf tim lawan.
Sebelum berangkat ke Spanyol —tempat turnamen tahun ini berlangsung— Marketing Manager Aqua-Danone, Jeffri Ricardo, pernah bercerita bahwa aksi cium tangan itu sudah jadi kebiasaan bertahun-tahun. Malah, pada satu edisi di masa lampau, aksi cium tangan itu jadi diikuti oleh tim negara lain.
Indonesia sendiri mengirimkan dua wakil untuk Danone Nations Cup tahun ini. Yang pertama adalah ASIOP Apacinti, yang mengemban nama Indonesia untuk turnamen 2018, yang kedua adalah Fossbi Rajawali Muda, yang bermain di turnamen 2019.
ADVERTISEMENT
Semestinya, ASIOP mewakili Indonesia pada turnamen tahun lalu. Namun, karena Danone Nations Cup absen menggelar turnamen pada 2018, mereka lantas menggabungkannya dengan turnamen tahun 2019. Jadilah ada dua tim yang dikirimkan sekaligus.