Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pesta kemenangan bagai tiada akhir bagi Komisaris Jenderal Mochamad Iriawan, Sabtu (2/11) malam lalu. Kongres Luar Biasa PSSI yang digelar di Ballroom Hotel Shangri-La, Sudirman, Jakarta, telah memilihnya sebagai Ketua Umum periode 2019-2023. Jabat tangan, ucapan selamat, dan ramah tamah terus menyambutnya kendati ia sudah beranjak pergi dari ruang gelar kongres itu.
Saat itu waktu sudah menunjukkan sekitar sejam sebelum hari beralih. Sepuluh pria berbadan tegap yang menyertainya mengendurkan pengawalan setiap kali orang menyodorkan tangan dan berucap selamat. Iriawan, yang kerap disapa Iwan Bule, pun membalas dengan ucapan terima kasih sambil menyungging senyum.
Iwan Bule meraup 82 suara dari 86 voters KLB PSSI. Tiga pemilih abstain dan satu lagi tak mengikuti pemilihan, yakni Persis Solo. “Mereka memilih saya karena percaya,” ucap Iwan Bule ketika kumparan menyela di tengah selebrasi itu.
Tak mudah berbincang dengan Iwan Bule, satu di antara sepuluh pengawalnya mencoba membatasi wawancara. Tangannya membatasi muka dua lawan bicara itu dan meminta menyudahi wawancara.
Keberhasilan Iwan Bule menduduki kursi ketua umum PSSI masih menyisakan pertanyaan tentang adanya paket pemenangan wakil ketua PSSI yang dikehendakinya. Malam itu juga dua wakil ketua PSSI terpilih, yakni Cucu Sumantri dan Iwan Budianto. Kontroversi ini seolah tak boleh merusak sukacita kemenangan.
Bukan kali ini saja kesulitan mewawancarai Iwan Bule. Agenda wawancara yang direncanakan beberapa kali selama sepekan sebelum gelar KLB PSSI juga batal. Namun pertanyaan soal kontroversi itu akhirnya dijawab Iwan Bule.
“Saya itu sudah lama, kalau mereka memilih saya itu ada chemistry. Jangan menuduh, saya bilang ke mereka kalau you percaya saya, silakan memilih (saya),” tegasnya.
Iwan Bule memang bukan orang baru dalam pentas sepak bola nasional. Ia tercatat menjadi Dewan Penasihat Persib Bandung pada 2009 dan aktif sebagai pelindung di kepengurusan Asosiasi Provinsi (Asprov) Jawa Barat. Terakhir, ia menjalankan program Vamos Indonesia pada 2018 dan memberangkatkan 10 anak Indonesia menimba ilmu sepak bola ke Spanyol.
Berikut sepenggal wawancara kumparan yang kami gabungkan bersama jumpa pers Iwan Bule:
Di luar beredar kabar ada paket untuk pencalonan ketum dan waketum?
Yang memilih kan muter, bagaimana ada paket-paket.
Apakah bapak berkompromi dengan pengurus lama PSSI dalam proses pencalonan ini?
Nggak ada itu. Saya itu sudah lama, sudah sejak beberapa bulan lalu. Kalau mereka memilih saya itu ada chemistry. Jangan menuduh. Saya bilang ke mereka kalau you percaya saya silakan memilih (saya). Jadi programnya saya sampaikan ke mereka dan tidak ada masalah. Saya begini ya dan mereka serius.
Konferensi pers:
Apa prioritas kerja anda setelah terpilih menjadi Ketua Umum PSSI?
Pertama kita tahu tanggal 30 ada Sea Games, itu ada target yang kami harapkan. Mudah-mudahan kami akan maju bisa masuk final, syukur-syukur bisa menang itu dulu. Tentunya saya harus segera memberikan perhatian besar kepada tim kita. Itu yg pertama karena tanggal 10 (Desember 2019) selesai final, di Manila.
Tentunya sesuai dengan pengumuman terbaru Piala Dunia Under 20-21 kami harus segera mempersiapkan. Makanya nanti kami bentuk game, kerjasama antara PSSI , Kemenpora dengan KONI. Nah mungkin minggu depan Sudah mulai rapat percepatannya karena kita tahu ada 10 stadion yang akan dipakai di sana, itu harus standar FIFA.
Nah, tentunya itu yang menjadi perhatian nanti mungkin venue-venue atau tempat lainnya harus dipakai seperti, penginapannya, akomodasinya, dan lainnya. Kami mohon waktu, kami kan melakukan langkah awal itu dulu, tapi yg terpenting itu tadi Sea Games yang ada di depan mata kita, ditanggal 30 (November 2019) sudah pembukaan di Manila.
Rencana pelatihnya menggunakan siapa?
Pelatih tunggu sebentar, saya satu dua hari ini akan menganalisa pelatih mana yang pas untuk timnas kita. Publik juga ada yg menyampaikan Luis Milla, ya kita akan dalami. Karena ada pelatih lain juga yang cukup bagus yaitu mantan pelatih Korea juga tapi kita akan dalami. Saya belum bisa bicara sekarang.
Apakah harus memakai pelatih asing?
Belum tentu, makanya kita mau lihat. Pelatih kita kan ada dua. Makanya saya akan melihat, ini pelatih si A berapa kali melatih di mana saja, bagaimana.
Apa komitmen anda untuk memberantas mafia bola?
Ya saya kan komit sudah saya sampaikan. Nanti kalau memang terbukti nanti saya dorong ke kepolisian.
Ada langkah konkretnya bersama satgas anti mafia bola?
Ya tinggal lapor saja kepada satgas itu.
Apakah akan ada evaluasi di tubuh PSSI?
Ya itu kan nanti ada dari satgas anti mafia bola akan menyampaikan kepada kami mana yang belum selesai. Pasti itu.
Jika ada anggota atau pengurus PSSI terlibat mafia bola, apakah akan tetap ditindak?
Ya pastilah, ya kalau enggak bagaimana. Kapan mau baik (sepak bola) kita kalau tidak ditindaklanjuti. Yang jelas kalau ada itu pasti saya yang dorong.
Apakah bapak akan melepaskan jabatan sebagai Sekretaris Utama Lemhanas setelah terpilih menjadi Ketua Umum PSSI?
Kita akan lihat perkembangan, karena saya di Lemhanas kan tidak seperti kapolda. Jadi ada waktu untuk kita mencurahkan kepada PSSI. Saya akan bisa bagi itu.
Apakah bapak akan memberlakukan aturan yang melarang Exco (Executive Committee) PSSI yang merangkap jabatan dalam klub?
Ya ini kan sulit, mereka Exco itu kan dipilih dari kami juga. Kami tidak bisa mengintervensi ini boleh atau tidak. Karena demikian juga sebelumnya ada di pengurusan Exco yang merangkap di klub. Sehingga tinggal pengawasan terhadap mereka. Tapi jadwal pertandingannya harus straight, jangan sampai ada menguntungkan Exco yang masuk dalam klub.