Jadi Kebun Sayur, Tanda Kandang PSM Betul-betul Harus Direnovasi

22 Mei 2020 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stadion Andi Mattalatta, Makassar, tempat final Piala Indonesia 2019 leg kedua. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Stadion Andi Mattalatta, Makassar, tempat final Piala Indonesia 2019 leg kedua. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Bukan hal yang benar-benar aneh kalau sebuah stadion kurang terawat karena sudah lama tak digunakan. Masalahnya, status kurang terawat Stadion Andi Mattalatta, Makassar, berada pada level yang begitu gawat.
ADVERTISEMENT
Markas PSM Makassar itu tak lagi dipakai sejak PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunda Liga 1 2020 pada akhir Maret. Pandemi virus corona jadi penyebabnya. Sejak saat itu, tak ada kabar apa-apa mengenai stadion tersebut.
Baru pada Rabu (20/5/2020) stadion yang juga dikenal sebagai Mattoangin itu muncul ke permukaan. Penyebabnya bikin elus dada. Di tengah penundaan kompetisi Liga 1 musim ini, stadion tersebut beralih jadi kebun sayur.
Akun Instagram @redgank_psm yang membagikan kabar itu melalui video. Tampak kebun sayur berada di sekitar tribune utara stadion. Dari sawi hingga kangkung. Ada pula gundukan tanah mengelilingi kebun sayur tersebut. Bayangkan.
"Menanam dulu, ah, daripada enggak ada kepastian kapan dibongkar dan diperbaiki, ditambah lagi belum ada jadwal liga dimulai kembali, MAJUKI OM BC," begitu deskripsi video itu dalam akun Instagram @redgank_psm.
ADVERTISEMENT
Semua tahu bahwa kondisi Mattoangin mengenaskan. Buktinya, PSM hampir selalu ditegur LIB tiap jelang musim baru. PSM juga tak bisa menggunakan stadion itu di AFC Cup yang mereka ikuti dua tahun terakhir.
Tatkala kumparanBOLA mengunjunginya pada Juli tahun lalu, segala kesan buruk itu terlihat amat jelas. Beton-beton stadion tampak kusam, coretan terpampang di sana-sini, kapasitas tribune terbatas, dan sebagainya.
Gambaran tersebut jadi bukti bahwa markas PSM ini sangat butuh renovasi. Ditambah dengan kondisi terkini yang dibagikan oleh @redgank_psm tadi, urgensi untuk melakukan perbaikan besar-besaran kian tinggi.
Sejak didirikan, Mattoangin memang tak pernah renovasi besar-besaran. Paling cuma peningkatan minor. Sebutlah penerangan, rumput lapangan, ruang ganti, hingga toilet. Semua perubahan itu tak memengaruhi struktur stadion.
ADVERTISEMENT
Asa sempat membumbung ketika Pemprov Sulawesi Selatan berupaya mengambil alih pengelolaan dari Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) yang selama ini memang memegang kendali Mattoangin.
Serah terima pun sebetulnya sudah dilakukan di antara kedua belah pihak. Waktu itu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut hadir sebagai saksi prosesi tersebut. Dari sini semua beres. Renovasi tinggal menunggu waktu.
Pada akhir 2019, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, bahkan sudah mengunggah rancangan desain perbaikan Mattoangin. Dia juga bilang bahwa tahun depan alias 2020 renovasi sudah mesti berjalan.
Lalu 2020 tiba. Renovasi memang telah dimulai, tetapi ada beberapa hambatan. Salah satunya pengelolaan stadion yang ternyata belum jadi milik Pemprov meski serah terima sudah dilangsungkan.
ADVERTISEMENT
Karena belum jadi pengelola, otomatis Pemprov belum memegang kunci stadion. Perkara inilah yang jadi salah satu penyebab tak terawatnya Mattoangin, termasuk soal munculnya kebun sayur di sekitar tribune utara.
Kabar baiknya, proses administrasi renovasi terus digenjot oleh Pemerintah. Kabid Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Sulsel, Muchlis Mallajareng, menyatakan bahwa renovasi sudah memasuki proses Detail Engineering Design (DED).
"Sudah selesai audit forensik konstruksinya. Masih tahap proses penyusuan DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup), Amdal, dan Andalalin (Analisis Dampak Lalu Lintas)," ujar Muchlis kepada kumparanBOLA, Jumat (22/5).
"Sudah proses lelang MK dan sementara ini memasuki tahap persiapan proses perencanaan konstruksi DED. Setelah itu masuk proses lelang konstruksi fisik, baru mulai proses rehab Mattoangin," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Seorang warga melintasi di sekitar Stadion Andi Mattalatta jelang final Piala Indonesia, Makassar, Minggu (28/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dispora mulanya berencana merampungkan renovasi pada 2020. Namun, rencana itu berubah menjadi 2022 karena enggan asal jadi. Dispora ingin membuat Mattoangin berstandar internasional. Kalau sudah begini, anggaran otomatis bertambah.
Mengacu pada rencana awal, dana yang mereka butuhkan untuk renovasi berkisar antara Rp200 miliar hingga Rp900 miliar. Jumlah itu sangat mungkin berubah. Semuanya tergantung pada hasil rancangan DED.
"Mudah2an hasil Detail Engineering Design bisa menggambarkan keseluruhan dana yang dibutuhkan, berikut skema pembiayaannya. Kegiatan ini menjadi skala prioritas Pemerintah Provinsi Sulsel," papar Muchlis.
Muchlis menyebut prioritas yang berarti pendanaan infrastruktur olahraga Pemprov Sulsel akan terfokus kepada renovasi Mattoangin. Yang kemudian jadi pertanyaan adalah bagaimana nasib Stadion Barombong?
Stadion yang terletak di tepi pantai itu sudah setahun lebih tak lanjut pembangunannya sejak dimulai pada 2011. Berdasarkan audit terbaru, terjadi salah konstruksi di salah satu bagian stadion. Pada 2019, tribune timur bahkan ambruk.
ADVERTISEMENT
Dispora belum bisa banyak bersuara terkait hal ini. Mereka lebih menekankan agar infrastruktur di sekitar tempat pembangunan Stadion Barombong dibenahi terlebih dahulu. Lagi pula, dana yang mereka miliki terbatas.
Apa pun itu, PSM cuma bisa berharap agar mereka bisa segera bertanding di stadion yang layak. Apalagi beberapa tahun terakhir ini prestasi PSM sedang bagus sehingga kerap menjadi wakil Indonesia di kancah Asia.
Akan sangat merepotkan bila tiap tahun PSM mesti numpang di Stadion Pakansari untuk melakoni pertandingan yang digelar dua pekan sekali. Jarak dari Makassar ke Pakansari mencapai 1.700 kilometer lebih, lho!
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!
ADVERTISEMENT