Jakmania soal Damai dengan Bobotoh: Fokus ke Korban Kanjuruhan Dulu

5 Oktober 2022 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para The Jak Mania yaitu pendukung klub sepak bola Persija Jakarta bernyanyi dan meneriakan yel-yel saat peresmian Stadion Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta, Minggu( 24/7/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Para The Jak Mania yaitu pendukung klub sepak bola Persija Jakarta bernyanyi dan meneriakan yel-yel saat peresmian Stadion Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta, Minggu( 24/7/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Pengurus Pusat The Jakmania angkat suara soal wacana damai dengan Bobotoh. Menurut mereka, saat ini yang terpenting adalah menolong korban tragedi di Kanjuruhan dahulu.
ADVERTISEMENT
Rajiva Baskoro selaku Sekretaris Umum The Jakmania mengatakan bahwa saat ini pihaknya berfokus untuk membantu korban tragedi di Kanjuruhan. The Jakmania juga rencananya akan menggelar doa bersama.
''Kalau sekarang, kami fokus untuk kegiatan tahlilan dan salat gaib di Masjid Akbar Kemayoran, rencananya hari Jumat besok (7/10) ada doa bersama,'' kata Rajiva kepada kumparan, Rabu (5/10).
''Kami fokus untuk membantu korban di Kanjuruhan, seperti membuat donasi. Sekarang, yang penting tugas suporter adalah mengawal bersama-sama agar kasus ini tuntas,'' lanjutnya.
Seorang suporter Arema FC (Aremania) menaburkan bunga di depan pintu tribune 13 Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
Rajiva juga ingin perdamaian antara Jakmania dan Bobotoh tercipta. Namun menurutnya, hal itu dibiarkan mengalir saja dulu karena ini menyangkut banyak orang.
''Sebelum kejadian, kami juga sudah sering komunikasi dengan Bobotoh. [Perdamaian] itu biarkan mengalir saja, di wilayah-wilayah mulai beberapa ada yang sudah bergabung,'' ujarnya.
ADVERTISEMENT
''Kalau di bawah [Jakmania dan Bobotoh] mau ngaji bareng, doa bareng, kumpul bareng, bagus juga. Semoga ini bisa jadi pintu perdamaian semua elemen suporter di Indonesia,'' dirinya menambahkan.
Tragedi di Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober lalu saat Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1. Kerusuhan yang melibatkan suporter dengan aparat keamanan itu sudah menewaskan lebih dari seratus orang.
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
Pihak kepolisian menggunakan senjata yang dilarang FIFA, yaitu gas air mata kala membubarkan suporter di Stadion Kanjuruhan. Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun penonton.
Alhasil, para pendukung Arema kesulitan untuk menghirup udara dan mata perih. Akibatnya, mereka sempoyongan dan terinjak-injak oleh suporter lainnya yang berusaha menyelamatkan diri dari gempuran gas air mata.
ADVERTISEMENT
Data terakhir yang dirilis Posko Postmortem Crisis Center, Selasa (4/10) pagi WIB, korban jiwa akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bertambah. Total ada 131 korban jiwa dan lebih dari 300 orang luka-luka dalam tragedi tersebut.