Jalan Kesatria Gian Zola Berkostum Timnas

7 Januari 2019 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Gian Zola Nasrulloh (rompi oranye). (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Gian Zola Nasrulloh (rompi oranye). (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gian Zola Nasrulloh sukses mencuri perhatian sebagai pemain muda brilian yang melakoni debut bersama Persib Bandung di Piala Jenderal Sudirman 2015. Walau usianya masih 17 tahun, Zola sudah dipercaya mengawal lini tengah 'Maung Bandung'.
ADVERTISEMENT
Nama Zola kian membumbung saja setelahnya. Saat kompetisi sepak bola Indonesia tak resmi digelar lantaran mendapat hukuman FIFA, Zola justru unjuk gigi di Indonesia Soccer Champhionship 2016.
Peruntungan Zola di tahun itu memang belum sepenuhnya tinggi. Meski begitu, Zola tetap tetap dalam skuat inti saat masih dilatih Djadjang Nurdjaman. Tetapi soal menit bermain, Zola kalah bersaing dari Robertino Pugliara, Kim Jeffrey Kurniawan, dan Rachmad Hidayat.
Zola memang tak semestinya kecewa. Dengan usianya yang belum matang untuk tampil reguler di tim utama, Zola kerap menjadi pelapis. Kemampuannya mendistribusi bola dari lini kedua cenderung mandek dan lebih banyak berujung gagal.
Kesetiaan Zola menanti di Persib berbuah kala musim 2017, PSSI menggalakkan agar pemain muda di bawah usia 23 tahun tampil selama 45 menit. Di masa itu, Zola tak tergantikan. Imbasnya, ia mendapat panggilan dari Timnas U-23 Indonesia yang dilatih oleh Luis Milla. Selama hampir delapan bulan, Zola ikut dalam pelbagai kegiatan Timnas U-23, baik pemusatan latihan ataupun uji tanding.
ADVERTISEMENT
Timnas U-22 Indonesia menggelar sesi latihan di Lapangan A, SUGBK. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-22 Indonesia menggelar sesi latihan di Lapangan A, SUGBK. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
Kendati demikian, jalan Zola untuk mentas di kompetisi internasional harus pupus di awal. Saat Garuda Muda menjejak di SEA Games 2017 di Malaysia, pemain kelahiran 1998 ini harus dipulangkan lantaran melimpahnya stok gelandang Timnas U-23.
Setelah dipulangkan, panggilan Zola untuk bertanding dengan kostum Garuda di dada juga kian menipis. Bahkan pada musim 2018, Zola tak sekalipun berseragam Merah Putih. Perlahan kariernya meredup karena regulasi usia 23 tahun dihapuskan oleh PSSI di tengah jalan di musim perdana.
Memasuki musim 2018, di bawah asuhan pelatih Mario Gomez, Zola hanya menjadi penghangat bangku cadangan dan menjadi pelapis Oh In-Kyun. Selama setengah musim menanti, akhirnya sinar terang menyinari Zola kala tawaran dari Persela Lamongan datang. Laskar Joko Tingkri meminjam Zola hingga sisa kompetisi rampung.
ADVERTISEMENT
Di bawah racikan pelatih Aji Santoso, Zola mendapat apa yang tak ia dapatkan di Persib: menit bermain. Selama berada di Lamongan, Zola menorehkan empat assist dalam 16 penampilannya. Kepercayaan itu juga dibayar lunas oleh Zola kala membawa Persela lolos dari jerat degradasi.
Kompetisi 2018 berakhir, Zola kembali mudik ke Bumi Parahyangan. Sebagai pemain asli Jawa Barat, berat langkahnya untuk meninggalkan kota dan klub yang sudah diidolakannya sejak masih sekolah sepak bola.
Sembari menanti sepak mula kompetisi, panggilan yang tak pernah terbayangkan olehnya datang. Pada Jumat (4/1), pelatih Indra Sjafri mengikutsertakannya untuk bergabung di Timnas U-22. Ada agenda Piala AFF U-22 yang akan dijajal Garuda Muda pada Februari hingga Maret mendatang.
ADVERTISEMENT
''Ini jadi kesempatan untuk membuktikan diri. Saat ini entah apa yang bisa saya ungkapkan selain rasa senang dan bersyukur,'' ucap Zola.
Timnas U-22 Indonesia menggelar sesi latihan di Lapangan A, SUGBK. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-22 Indonesia menggelar sesi latihan di Lapangan A, SUGBK. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
Bersama 38 pemain lainnya yang dipanggil, Zola sejatinya sudah memulai latihan pada Senin (7/1) pagi WIB. Selama 90 menit, Zola dijejali latihan fisik, taktik, maupun simulasi pertandingan di akhir sesi.
''Latihan yang sangat mengesankan. Gaya kepelatihan Coach Indra tak berbeda dengan Coach Milla, yang menuntut pemain harus pintar dalam menguasai bola, harus kuat pegang bola, dan ketika membangun serangan selalu dari daerah sendiri" katanya melanjutkan.
Di Timnas U-22, Zola juga mengalami situasi yang sama. Indra tak hanya memanggil satu atau dua gelandang, ada beberapa muka baru yang juga nantinya menjadi saingan Zola.
ADVERTISEMENT
Belum lagi persaingan dengan wajah baru, Zola juga mesti bisa memikat hati sang juru latih lewat kerja apik di lapangan tengah. Witan Sulaeman, M. Luthfi Kamal, dan Rafi Syaharil sudah mendapat kepercayaan dari Indra saat sama-sama di Timnas U-19 dua tahun beruntun.
Namun Zola tak gamang. Tekad untuk membuktikan diri dirawatnya baik-baik agar bisa menembus 23 nama terakhir yang berangkat ke Kamboja.
''Banyak persaingan di posisi saya. Itu bagus dan menjadi motivasi tersendiri. Cara untuk mengambil satu tempat tidak ada lagi selain fokus, bekerja keras, dan tentunya juga berdoa agar bisa masuk Timnas,'' ujarnya menutup.