Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
'Judas' Terbesar Sepak Bola Inggris Itu Bernama Sol Campbell
8 Februari 2018 13:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
![Selebrasi gol Campbell di final Liga Champions. (Foto: AFP/Lluis Gene)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1518070168/zrhdbgzqvh5dwnmjpeox.jpg)
ADVERTISEMENT
Sol Campbell tidak pernah menyesal. Sama sekali tidak. Baginya, keputusan pindah ke Arsenal pada musim panas 2001 itu adalah sesuatu yang perlu dilakukannya.
ADVERTISEMENT
"Pindah ke Arsenal adalah langkah besar untukku. Semua yang dimiliki Arsenal saat itu lebih baik ketimbang Spurs, mulai dari pemain, manajemen, sampai mentalitas," tutur Campbell kepada ESPNFC pada 2015 silam.
"Aku ingin mengembangkan diriku baik sebagai pribadi maupun pesepak bola. Kepindahan itu benar-benar kontroversial dan penggemar Spurs belum bisa melupakannya, tetapi itu adalah hal terbaik yang bisa kulakukan untuk diriku," imbuhnya.
Ya, Campbell sama sekali tidak salah. Ketika dia meninggalkan White Hart Lane, Tottenham Hotspur belum seperti sekarang. Selama sembilan musim memperkuat Spurs, hanya ada satu trofi minor yang diraihnya: Piala Liga 1999. Selebihnya, Spurs yang diperkuat Campbell kala itu lebih kerap berkutat di papan tengah, bahkan papan bawah.
Sebaliknya, Arsenal adalah kekuatan besar di Inggris. Praktis hanya merekalah yang mampu menggoyang dominasi Manchester United ketika itu. Sampai akhirnya Chelsea menjuarai liga pada 2005, hanya Arsenal dan Blackburn Rovers saja yang bisa mencuri trofi Premier League dari tangan Sir Alex Ferguson . Apabila Blackburn menjadi sensasi satu musim, Arsenal kemudian mampu menjaga kesinambungan prestasinya.
ADVERTISEMENT
Pada 3 Juli 2001 itu, tak banyak wartawan yang hadir di markas latihan Arsenal di Colney. Pasalnya, mereka memang tidak tahu menahu perihal kepindahan ini. Yang mereka tahu kala itu adalah Arsenal hanya akan mengumumkan kedatangan Richard Wright dari Ipswich Town sebagai pelapis David Seaman. Meski Wright kala itu adalah salah satu kiper muda berbakat, dia tak cukup punya nama untuk menarik khalayak dalam jumlah besar.
Namun, alangkah tercengangnya para wartawan yang hadir di Colney ketika Arsene Wenger muncul ke ruang konferensi pers dengan membawa serta Sol Campbell. Ya, Sol Campbell dari Tottenham Hotspur.
"Aku tidak akan pernah lupa raut wajah mereka ketika Sol masuk," kenang Wenger pada 2017 lalu seperti dikutip dari Evening Standard.
ADVERTISEMENT
Ketika datang ke Arsenal, Campbell sedang berada dalam usia emas. 26 tahun tepatnya. Namun, untuk mendatangkan pemain sekaliber dirinya, Arsenal tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
Kepindahan Campbell dari Spurs sendiri sebenarnya tidak mengejutkan. Sebagai bek tengah terbaik Inggris, dia memang perlu bermain di tempat yang lebih baik, yang bisa menggaransi gelar dan kesempatan berlaga di kompetisi antarklub Eropa. Spurs ketika itu tidak bisa memberikan hal demikian untuknya dan oleh Sven-Goeran Eriksson, pelatih Tim Nasional Inggris kala itu, Campbell memang sudah disuruh mencari klub baru.
Pada musim 2000/01, ketika kontraknya tinggal tersisa satu musim, Campbell sebetulnya sudah ditawari perpanjangan kontrak. Spurs tidak ingin aturan Bosman yang menimpa Liverpool saat Steve McManaman pergi ke Real Madrid turut menimpa mereka. Apalagi, klub-klub besar Eropa, seperti Internazionale , Barcelona , dan Real Madrid, sudah mulai menggoda Campbell.
ADVERTISEMENT
Namun, Campbell kemudian mengakali para petinggi Spurs. Sembari terus meyakinkan bahwa dia akan terus bertahan di London Utara, Campbell juga meminta gaji 20 juta poundsterling untuk tiga musim. Wakil Chairman Spurs ketika itu, David Buchler, menyebut permintaan Campbell itu 'konyol dan tidak bisa diterima'.
Sampai akhirnya, datanglah hari yang mengubah segalanya itu. Setelah kontraknya dengan Spurs habis, Campbell langsung menjalin kontak dengan Arsenal yang membutuhkan pengganti untuk Tony Adams. Menurut kesaksian Wenger, Campbell bahkan sudah memutuskan bakal bergabung dengan Arsenal sepekan sebelum kontraknya habis di Spurs.
Apa yang dilakukan Campbell itu pun menjadi salah satu dosa tak termaafkan paling besar yang pernah ada di sepak bola. Sampai detik ini, para suporter Spurs masih saja melabeli Campbell dengan sebutan 'Judas'.
ADVERTISEMENT
![Kertas bertuliskan 'Judas' untuk Campbell. (Foto: AFP/Odd Andersen)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1518069747/qeuo7cf2kr2yvmx5ytyf.jpg)
Campbell sendiri bukan pemain pertama yang pindah dari Spurs ke Arsenal atau sebaliknya. Pada dekade 1960-an dan 1970-an, ada tiga pemain yang melakukan hal itu. Mereka adalah Jimmy Robertson, Willie Young, dan kiper legendaris Pat Jennings. Akan tetapi, kepindahan Robertson, Young, dan Jennings tak sampai membuat para suporter Spurs meradang. Bahkan, para pemain tersebut dianggap sebagai pahlawan oleh kedua belah pihak.
Namun, kasus Campbell memang berbeda. Pasalnya, pemain keturunan Jamaika bernama lengkap Sulzeer Jeremiah Campbell ini sudah dianggap 'salah satu dari mereka' oleh para pendukung Spurs. Tak mengherankan, memang, mengingat Campbell memulai karier sepak bolanya di klub ini.
Walau begitu, sebenarnya bukan Spurs-lah yang pantas disebut sebagai penemu Campbell. Sebagai sosok yang lahir dan besar di Plaistow, London Timur, Campbell memulai pendidikan sepak bolanya bersama West Ham United . Setelah Baru pada 1989, ketika berusia 15 tahun, Campbell pindah ke Tottenham Hotspur.
ADVERTISEMENT
Tiga tahun kemudian, pada 5 Desember 1992, Campbell melakoni debutnya untuk Spurs pada usia 18 tahun. Meski Spurs kalah 1-2 dari Chelsea, Campbell mampu mencetak gol setelah masuk sebagai pengganti Nick Barmby. Namun, kiprah apik di laga perdana itu tak membuat dirinya lantas bisa begitu saja masuk ke tim utama. Bahkan, pada musim 1993/94 dia sempat harus rela bermain sebagai bek kiri dan bek kanan.
Baru pada musim 1995/96 Campbell benar-benar mampu mengunci satu tempat di tim utama Spurs. Dari sana, laju Campbell tak terhentikan hingga akhirnya berhasil menjadii kapten kulit hitam pertama yang mengangkat trofi di Wembley. Pada final Piala Liga 1999, Spurs menundukkan Leicester City 1-0 lewat gol Allan Nielsen di pengujung laga.
ADVERTISEMENT
![Sol Campbell saat membela Tottenham Hotspur. (Foto: AFP/Adrian Dennis)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1518069747/bpf9vacywzc87t1ah7aq.jpg)
Namun, hanya sampai di situlah tingkat keberhasilan Campbell di Spurs. Di usia 26 tahun, di saat dirinya butuh tantangan baru, Arsenal menawarkan kesempatan yang sesungguhnya sulit ditolak oleh siapa pun. Campbell mengiyakan dan kemudian menjadi bagian integral dari kesuksesan Arsenal sampai pertengahan 2000-an.
Bersama Arsenal, Campbell meraih lima gelar domestik dalam kurun waktu lima musim. Dari semua gelar itu, tentu saja, yang paling spesial adalah gelar juara Premier League 2003/04 saat Arsenal keluar sebagai juara tak terkalahkan. Atas keberhasilan itu, The Gunners menjadi satu-satunya tim yang punya trofi Premier League berlapis emas di kabinetnya.
Kebersamaan pertama Campbell dengan Arsenal berakhir usai final Liga Champions 2006. Kala itu, Arsenal yang bermain dengan 10 orang setelah Jens Lehmann dikartu merah harus menyerah dari Barcelona dengan skor 1-2. Gol semata wayang Arsenal di laga itu dicetak oleh Campbell.
ADVERTISEMENT
Antara 2006 s/d 2009 Campbell memperkuat Portsmouth dan berhasil meraih satu trofi Piala FA. Setelah itu, dia sempat bergabung dengan Notts County pada musim 2009/10 sebelum kembali ke Arsenal pada musim yang sama. Namun, era kedua Campbell bersama 'Meriam London' tak berakhir semanis era pertamanya dan pada musim 2010/11, dia menutup karier bersama Newcastle United .
Ya, inilah kisah Sol Campbell. Sebagai pemain, kemampuannya tak perlu diragukan. Segala trofi yang dia raih sudah bisa jadi bukti sahih. Akan tetapi, sampai kapan pun, pemain satu ini akan selalu diidentikkan dengan kepindahannya yang kontroversial itu. Kepindahan yang kemudian menjadi warisannya di jagat persepakbolaan. Kepindahan yang semakin memperuncing perseteruan antara dua raksasa London Utara.
ADVERTISEMENT