Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kegagalan Perubahan Taktik Mourinho, Kejelian Klopp Meresponsnya
17 Desember 2018 7:51 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB

ADVERTISEMENT
Kemenangan Liverpool tak cuma menyoal dwigol Xherdan Shaqiri yang diwarnai defleksi, tetapi juga penurunan performa Manchester United setelah turun minum.
ADVERTISEMENT
Bertanding pada laga pekan ke-17 Premier League di Anfield Stadium, Minggu (17/12/2018) malam WIB, United takluk 1-3. Lesakan Sadio Mane (24') yang dibalas Jesse Lingard sembilan menit kemudian sempat membuat kedudukan sama kuat. Kemudian, Shaqiri masuk sebagai pengganti dan mencetak sepasang gol yang menentukan kemenangan The Reds.
Sebelum pertandingan digelar, banyak orang memprediksi bahwa Mourinho akan menerapkan strategi bertahan untuk menghadapi keganasan lini depan Liverpool. Bertahan total atau biasa disebut dengan 'parkir bus', lalu mengandalkan bola panjang untuk menyerang balik sepertinya jadi siasat yang tepat untuk meladeni Liverpool.
Ternyata tak begitu cara bermain 'Iblis Merah' pada pertandingan tadi, khususnya di babak pertama. Mourinho seakan tidak yakin dengan para pemain belakang yang dimilikinya. Hal tersebut diakui oleh Mourinho selepas pertandingan. Menurut dia, karakter bek-bek United tak pas untuk bermain dengan garis pertahanan rendah. Beda hal dibandingkan Inter Milan besutannya ketika meraih treble pada 2010.
ADVERTISEMENT
"Pemain-pemain menetukan cara tim bermain. Di Inter saya memiliki Lucio, Ivan Cordoba, Marco Materazzi, dan Walter Samuel. Saya bisa bermain selama 5 jam tanpa kebobolan," tutur Mourinho.
Atas dasar itulah, Mourinho enggan menerapkan taktik low block. Mourinho menginstrusikan para pemain United untuk melakukan tekanan secara agresif sejak Liverpool membangun serangan dari belakang. Itu artinya, pemain depan bergerak aktif sebagai garis pertahanan pertama.
Lalu, pria asal Portugal itu memahami betul bahwa sisi sayap jadi kekuatan dari Liverpool untuk menyerang. Ya, Andrew Robertson yang berada di sisi kiri Liverpool gemar melakukan overlap untuk membantu serangan. Guna menutupnya, Mourinho menggunakan Diogo Dalot dan Matteo Darmian di sisi kanan pertahanan United. Dalot sedikit maju demi meredam Robertson.
ADVERTISEMENT
Lumayan sukses pilihan taktik Mourinho. Robertson tak leluasa di sisi kiri. Sementara, Sadio Mane yang menyisir sisi kanan kurang maksimal karena tak mendapatkan bantuan dari Nathan Clyne.
Beruntung untuk Liverpool, Fabinho yang bermain di tengah bisa tampil sangat baik. Satu assist dibuat pemain asal Brasil itu di babak pertama. Umpan cantik Fabinho ke belakang pertahanan United dapat diterima oleh Mane yang langsung menendang bola ke gawang tanpa mampu dihalau oleh De Gea.
Catatan Fabinho di babak pertama tergolong memuaskan. Menurut Squawka, Fabinho membuat 3 shot, 2 chances created, 1 intersep, 1 tekel, dan menjadi kreator serangan Liverpool dalam 45 menit pertama.
Sayangnya, kemampuan United menahan alur serangan Liverpool tak diimbangi dengan cara mereka melakukan serangan. 'Iblis Merah' kerap kali melakukan umpan-umpan panjang ke lini pertahanan Liverpool.
ADVERTISEMENT
Tak semua umpan panjang itu berhasil. Statistik mencatat hanya ada 210 passes completed yang United lakukan sepanjang pertandingan. Ini lebih disebabkan ketidakhadiran gelandang dengan kemampuan distribusi apik dan tipikal ball-playing defender di jantung pertahanan.
Untung buat United karena kesalahan Alisson Becker menjadi berkah. Sang kiper mahal tak menangkap bola dengan sempurna sehingga bola liar disambar Jesse Lingard untuk menyamakan kedudukan.
Kemudian, kemampuan United menahan gempuran sayap Liverpool tak berlanjut di babak kedua. Bila di babak pertama United bermain dengan lima bek saat diserang dan tiga bek saat menyerang, mereka mengubahnya di 45 menit kedua.
Dalot, yang berfungsi untuk menahan laju Robertson, ditarik keluar dan digantikan oleh Marouane Fellaini. United mengubah pola menjadi 4-3-3 dengan menaruh Lingard di sisi kanan atau tepat di depan Darmian.
ADVERTISEMENT

Lingard tak bagus-bagus amat dalam bertahan sehingga Darmian kerepotan. Ruang di sisi sayap United pun mulai terbuka dan Klopp membacanya dengan baik.
Pelatih asal Jerman itu menarik keluar Naby Keita dan memainkan Xherdan Shaqiri untuk beroperasi di kanan. Sementara, Mane berpindah ke sisi kiri untuk beradu dengan Darmian.
Gol kedua Liverpool tercipta dari pergerakan Mane di sisi kanan pertahanan dari United. Berhasil melewati Darmian, Mane lalu mengirim bola ke tengah yang langsung disambar oleh Shaqiri.
Setelah gol kedua tercipta, pertahanan United semakin terbuka. Gol ketiga pun tercipta melalui aksi Shaqiri yang melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Defleksi bola dengan tubuh Bailly membuat De Gea terkecoh.
Agresifnya Liverpool di babak kedua terlihat dari catatan attacking third passes-nya di babak kedua. Ada total 106 attacking third passes Liverpool yang sukses di babak kedua dan kebanyakan terjadi di sisi kanan pertahanan United.
ADVERTISEMENT
Kedigdayaan Liverpool atas United juga semakin terlihat dalam upaya mencetak gol. Sebanyak 36 shots dilakukan oleh The Reds pada pertandingan kali ini yang mana 11 di antaranya mengarah ke gawang. Adapun United, mereka hanya bisa melakukan 6 upaya dan hanya 2 mengarah ke gawang.
***
Sebenarnya, taktik Mourinho sudah benar dan membuat Liverpool kesulitan di babak pertama. Namun, perubahan yang dia lakukan menjadi pangkal kekalahan United. Terbuka lubang di pertahanan untuk dimanfaatkan Klopp lewat pergantian pemain yang jitu.
Perubahan taktik yang begitu penting untuk Klopp dan Liverpool. Karena kemenangan ini mengakhiri puasa tripoin Liverpool ketika bertemu United sejak musim 2013/14. Selain itu, kemenangan mengembalikan Liverpool ke puncak klasemen dengan raihan 45 angka dan melanjutkan predikat mereka sebagai satu-satunya tim yang belum pernah kalah di Premier League.
ADVERTISEMENT