Ketika Paulo Sergio Memparipurnakan Bali United

1 Juni 2019 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Bali United Paulo Sergio (paling kanan) saat menghadapi Persebaya Surabaya di Stadion I Wayan Dipta, Denpasar, Kamis (16/5). Foto: ANTARA/I Nyoman Budhiana
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Bali United Paulo Sergio (paling kanan) saat menghadapi Persebaya Surabaya di Stadion I Wayan Dipta, Denpasar, Kamis (16/5). Foto: ANTARA/I Nyoman Budhiana
ADVERTISEMENT
Bali United mendapat jadwal yang terbilang sulit pada tiga laga awal Liga 1 2019. Secara berturut-turut mereka mesti menghadapi para kandidat kuat juara semisal Persebaya Surabaya, Bhayangkara FC, dan Persija Jakarta.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, tiga pertandingan tersebut nyatanya berhasil mereka sapu bersih dengan kemenangan. Lewat penampilan yang terbilang meyakinkan, Persebaya mampu ditaklukkan 2-1, sedangkan Bhayangkara FC dan Persija masing-masing sukses dikalahkan dengan skor 1-0.
Tiga kemenangan beruntun yang didapat ini kemudian membuat 'Serdadu Tridatu' menduduki peringkat kedua klasemen sementara Liga 1. Mereka hanya kalah selisih gol dari Madura United di peringkat pertama yang pada tiga pertandingan awal juga selalu meraih kemenangan.
Lantas, mengapa Bali United bisa melalui jalan mulus di awal-awal musim ini?
Jawabannya adalah berkat Paulo Sergio. Meski begitu, tatkala pertama kali diresmikan sebagai rekrutan teranyar, ada keraguan yang sempat muncul. Ini bukan soal kemampuan yang dimiliki pemain terbaik Liga 1 2017 itu, melainkan soal adanya potensi 'bentrok' peran antara dirinya dengan Stefano Lilipaly.
ADVERTISEMENT
Dua pemain tersebut sejatinya adalah dua gelandang serang dengan tipe bermain yang terbilang sama. Keduanya sama-sama biasa bergerak dan mengatur tempo dari lini tengah, acapkali melepaskan umpan-umpan terobosan dan kerap menjadi eksekutor bola mati, serta sesekali menusuk dan melepaskan sepakan dari luar kotak penalti.
Dengan berbagai kesamaan itu, tak heran bila keraguan dan ketakutan sempat muncul. Namun, setidaknya hingga pekan ketiga Liga 1 musim ini, yang terjadi justru sebaliknya.
Gelandang Bali United, Stefano Lilipaly. Foto: Nyoman Budhiana/Antara
Alilh-alih terjadi tubrukan peran, kerja sama yang ditunjukkan kedua pemain tersebut lewat perannya masing-masing, justru tampak begitu padu. Rasanya tak berlebihan bila kemudian menyebut bahwa keduanya punya peran krusial atas capaian Bali United sejauh ini.
Hal itu juga terlihat dari statistik yang mereka catatkan, misalnya. Sergio sudah menjaringkan dua gol, sedangkan Lilipaly telah mencatatkan dua assist.
ADVERTISEMENT
Meski demikin, Paulo Sergio enggan besar kepala. Penampilan impresifnya sejauh ini tak lepas dari kontribusi yang diberikan oleh rekan-rekannya.
"Saya senang sekali bisa membantu tim bisa menang. Tapi yang paling penting dalam tim kita bekerja bersama, kita sudah seperti keluarga. Saya tidak bisa apa-apa kalau bekerja sendiri," kata Paulo Sergio usai mencetak gol tunggal ke gawang Persija.
Padunya Paulo Sergio dengan Lilipaly tak lepas dari skema main yang diusung pelatih Bali United, Stefano 'Teco' Cugurra. Teco kerap menurunkan formasi 4-3-3, yang dalam penerapannya tampak lebih sering berubah menjadi 4-2-3-1. Di skema itu, ia tak menempatkan Paulo Sergio dan Lilipaly di area bermain yang sama. Peran yang didapat keduanya pun juga demikian.
ADVERTISEMENT
Teco agak menggeser Lilipaly ke sisi kiri yang sejatinya kerap dimainkannya pada musim lalu ketika di bawah nahkoda Widodo C. Putro. Di posisi tersebut, ia lebih banyak diminta untuk bergerak membuka ruang ketimbang merancang serangan. Sementara, Paulo Sergio tetap menjadi gelandang serang.
Ditempatkannya Sergio sebagai gelandang serang, posisi yang memang biasa ia tempati, membuat sang pemain mampu bermain secara optimal. Ia menjadi pengatur utama tempo permainan dan merancang serangan Serdadu Tridatu. Selain itu, dari posisi tersebut, pergerakannya menjadi lebih liar dan tak tertebak, khususnya saat tak menguasai bola.
Tatkala melawan Persebaya, misalnya, pergerakannya yang tak tertebak tersebut mampu memancing para pemain lawan untuk bergerak dan menjaganya. Hal ini kemudian membuat sejumlah pemain Bali United yang lain, terutama Ilija Spasojevic dan Stefano Lilipaly, kerap berada pada posisi yang tak terkawal. Satu gol yang dicetak Spaso musim ini terjadi berkat keadaan demikian.
ADVERTISEMENT
Sementara, khusus untuk Lilipaly, pergerakan liar Sergio ini tak hanya membuatnya kerap mendapat ruang kosong di sekitar kotak penalti lawan, tetapi juga membuat kemampuan menyerang sang pemain menjadi lebih termaksimalkan. Selain itu, Lilipaly kini tak lagi menjadi satu-satunya sumber kreativitas Bali United, sebab ada Sergio yang tampak lebih berperan.
Pada musim lalu, Lilipaly cenderung memang menjadi satu-satunya sumber kreativitas Bali United. Bila melihat statistiknya yang mampu mencetak 12 gol, hal tersebut tampak baik-baik saja.
Namun, yang menjadi masalah, Bali United seakan begitu tergantung terhadap keberadaan mantan pemain Persija itu. Ketika ia mendapat kawalan ketat dari lawan atau saat ia mesti absen untuk membela Timnas Indonesia, serangan Bali United pun kerap tak maksimal.
ADVERTISEMENT
Salah satu laga yang membuktikan hal ini adalah kala Bali United takluk 1-3 dari Arema FC di Liga 1 2018. Saat itu, Lilipaly terpaksa absen lantaran mesti menemani istrinya melahirkan.
Sebagai gantinya, pelatih mereka saat itu, Widodo Cahyono Putro, agak menggeser M. Taufiq ke depan guna menggantikan peran Lilipaly. Sementara, peran yang biasa diemban Taufiq akan disematkan kepada Sutanto Tan. Namun, hal semacam ini ternyata membuat agresivitas dan kreativitas di lini depan Bali United berkurang mengingat Taufiq bukanlah seorang gelandang serang. Pergerakannya pun juga tak seliar pemain andalan Timnas tersebut.
Dituntut untuk Lebih Tajam
Kendati selalu meraih kemenangan dari tiga laga awal, Bali United sejatinya masih menyisakan cela. Alasannya, berbagai peluang yang mereka dapat, khususnya yang berasal dari Paulo Sergio dan Stefano Lilipaly, acapkali tak mampu dimaksimalkan para pemain lain.
ADVERTISEMENT
Soal ini, Teco sudah memberi sorotan, terutama pasca timnya banyak membuang peluang saat melawan Persija Jakarta, Jumat (2/6/2019) lalu.
"Spaso sudah bekerja keras, kita punya beberapa peluang. Bukan hanya Spaso, tapi juga pemain lain punya peluang. Kita harus lebih tenang untuk bisa lebih akurat dan bisa mendapatkan banyak gol," ucapnya.
Meski begitu, musim ini baru saja dimulai. Masih ada banyak waktu bagi Bali United untuk membenahi berbagai kekurangan pada timnya, terutama dalam hal memaksimalkan peluang.