Ketika PSM Madiun, Sang Pendiri PSSI, Bangkit dari Tidur Panjangnya

12 Juni 2019 17:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lgo PSM Madiun. Foto: Twitter/@PsmMadiun
zoom-in-whitePerbesar
Lgo PSM Madiun. Foto: Twitter/@PsmMadiun
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak banyak yang mengetahui bila pada sepak bola Indonesia terdapat dua klub bernama serupa: PSM. Untuk PSM Makassar, publik tampaknya sudah sangat familiar karena kiprahnya yang ciamik di sepak bola Indonesia, terutama pada tiga musim belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Selain PSM Makassar, nyatanya ada satu lagi tim yang menggunakan nama PSM. Bukan dari Sulawesi, melainkan tim asal Jawa Timur, PSM Madiun. Harus diakui, belum banyak publik yang mengenal nama PSM Madiun. Bukan tanpa sebab, karena mereka tak memiliki prestasi yang mentereng sejauh ini.
Namun, di balik itu semua, tim berjuluk 'Banteng Wilis' ini merupakan klub dengan sejarah panjang. Klub yang berdiri pada 1929 itu bahkan tercatat sebagai satu dari tujuh klub yang mempelopori berdirinya PSSI.
Ya, PSM yang dulu bernama Madioensche Voetbal Bond (MVB) ini menginisiasi lahirnya PSSI bersama Persija Jakarta, PSIM Mataram, Persis Solo, Persebaya Surabaya, dan PPSM Magelang. Dari nama-nama tersebut, praktis hanya PSM yang tak memiliki pendar di sepak bola nasional.
ADVERTISEMENT
Nasib PSM bahkan mencapai titik nadir manakala mengalami dualisme pada 2011 silam. Ketika itu, pemerintah kota setempat lebih memilih Madiun Putra untuk didanai ketimbang PSM--yang kemudian mati suri karena dibekukan oleh Pengurus Cabang (Pengcab) Madiun.
Harapan masyarakat Madiun untuk kembali melihat PSM bangkit dari kuburnya akhirnya terwujud. Hal itu menyusul keputusan Asosiasi Kota (Askot)--dulu bernama Pengcab-- Madiun untuk mencabut pembekuan tersebut pada akhir tahun lalu.
Sontak, sepak bola Madiun kembali bergairah. Dukungan masyarakat pun mulai mengalir untuk PSM yang akan berlaga di Liga 3 Jawa Timur 2019 yang bakal dimulai pada 27 Juni mendatang.
"Ini klub bersejarah, kemudian pelaku sepak bola, dan PSM ini menaungi klub-klub internal yang ada di tiap kecamatan dan desa. Pelaku ini yang ingin PSM hidup lagi," ujar Sekretaris PSM Madiun, Duta Radia, ketika dihubungi kumparanBOLA, Rabu (12/6/2019).
ADVERTISEMENT
"Dorongan masyarakat dan tekanan suporter yang membuat kami ingin bangkit lagi. Sudah lebih dari lima tahun para suporter membuat sebuah acara untuk membangkitkan PSM," tambahnya.
Animo masyarakat Madiun memang cukup tinggi untuk menyaksikan PSM kembali. Itu terbukti dengan ramainya Stadion Wilis ketika PSM melakukan sejumlah uji tanding. Padahal, mereka hanya melawan klub lokal.
Pendukung PSM Madiun. Foto: Twitter/@Redswm
"Ini tim bersejarah dan orang-orang pasti menunggu. Kemarin uji tanding lawan tim lokal tanpa publikasi yang datang sudah hampir 1.000 orang. Tapi, baru segmen anak-anak muda, kami akan jadwalkan uji tanding sampai 27 Juli," ucap Duta.
"PSM memang sangat ditunggu masyarakat Madiun karena sejarah panjangnya. Banyak juga orang Madiun yang bilang, kalau bukan PSM, mereka tidak mau mendukung," katanya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, hanya waktu yang bisa menjawab, apakah PSM Madiun benar-benar mampu melengkapi sejarah panjangnya dengan balutan prestasi. Ya, sebuah prestasi selayaknya klub-klub pendiri PSSI semacam Persija, Persib, dan Persebaya.