Kiper Persiraja Sebut Klub Punya Kebijakan Sendiri soal Pembayaran Gaji

2 April 2020 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Persiraja Banda Aceh Foto: Persiraja
zoom-in-whitePerbesar
Tim Persiraja Banda Aceh Foto: Persiraja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Surat keputusan (SK) PSSI tak berhenti mengundang kontroversi. Salah satu poin keputusan soal pembayaran gaji sebesar 25 persen dari kontrak untuk upah Maret sampai Juni menjadi perhatian utama.
ADVERTISEMENT
Banyak penolakan terutama dari pemain yang diwakili APPI (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia). Mereka menganggap keputusan tersebut sepihak tanpa menjalin komunikasi dulu dengan pemain.
Melihat pertentangan itu, ada klub yang belum memutuskan apakah mengikuti SK PSSI atau tidak. Persiraja Banda Aceh contohnya.
Klub berjuluk 'Laskar Rencong' itu memang sudah membayarkan lunas gaji Maret untuk pemain, pelatih, dan ofisial. Namun, untuk tiga bulan berikutnya, manajemen masih merumuskan matang-matang.
Apa yang dilakukan manajemen disambut baik oleh sang kiper, Aji Bayu Putra. Soalnya, klub dan pemain ingin ada keputusan menguntungkan semua pihak, tak asal ikuti SK PSSI.
“Yang pasti setiap klub punya kebijakan masing-masing. Apakah mau pakai anjuran PSSI, yaitu pembayaran gaji 25 persen atau punya kebijakan lain,” ujar Aji.
ADVERTISEMENT
Ya, win-win solution begitu ditekankan Aji mengingat kompetisi belum ada kepastian. Andaikan Liga 1 musim 2020 diselesaikan, pemain tentu menginginkan gaji yang bisa mencukupi selama sisa tahun 2020.
Aji Bayu Putra, kiper Persiraja Banda Aceh. Foto: Persiraja
Persoalan gaji ini memang sensitif. Makanya, kiper 26 tahun itu menginginkan kompetisi kembali berjalan, tak masalah molor dari jadwal.
“Jangan sampai kejadian 2015 terulang (liga berhenti). Semoga PSSI dan PT Liga Indonesia Baru punya win-win solution agar kompetisi ini tetap bergulir meskipun pasti waktu penyelenggaraan tak sesuai jadwal.”
“Besar harapan saya pandemi virus corona ini segera reda. Kompetisi bisa berputar kembali. Pasalnya, sebagian besar pemain menggantungkan hidupnya di sepak bola,” kata Aji.
Terlepas dari polemik pembayaran gaji, eks penjaga gawang PSIM Yogyakarta punya kesibukan berbeda dari kebanyakan pemain selama jeda liga. Selain berlatih mandiri, ia mengisi waktunya untuk bertani dan beternak di kampung halaman, Brebes, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
“Saya membantu orang tua saja. Kebetulan di rumah lagi musim panen padi. Membantu panen padi dan mencari rumput untuk hewan ternak,” tutur Aji.
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!