Kisah Cameron Lancaster: Diklaim Lebih Hebat dari Harry Kane, Redup di AS

26 Juli 2021 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cameron Lancaster. Foto: Lousville City FC
zoom-in-whitePerbesar
Cameron Lancaster. Foto: Lousville City FC
ADVERTISEMENT
Cameron Lancaster diklaim lebih hebat dari Harry Kane. Ia bahkan pernah digadang-gadang menjadi bintang Tottenham Hotspur di masa depan. Namun, harapan tersebut ternyata tak sesuai prediksi.
ADVERTISEMENT
Di akademi Tottenham, Lancaster dan Kane berada di kelompok usia yang sama. Mereka tampil begitu gemilang dan saling berlomba untuk bisa tampil di tim utama.
Menurut laporan Planet Football, usut punya usut, sang pemain ternyata ditemukan saat The Lilywhites masih ditangani pelatih asal Belanda, Martin Jol.
“Saat di Tottenham Hotspur sangat bagus dan saya bermain dari satu manajer ke manajer yang lain. Ketika saya berada di sana pertama kali saat berusia 14 atau 15 tahun, saya bertemu dengan Martin Jol dan barulah pada masa kepemimpinan Harry Redknapp saya meneken kontrak," ujar Lancaster.
“Spurs saat itu malah senang mendatangkan pemain dari luar negeri dan banyak dari bakat-bakat muda klub yang punya talenta bagus dan bermain di grup Liga Inggris,” imbuhnya.
Cameron Lancaster. Foto: Lousville City FC
Saat bermain di tim muda Tottenham, Lancaster banyak mendapat tempaan dari beberapa pelatih, seperti Tim Sherwood, Chris Ramsey, sampai Les Ferdinand.
ADVERTISEMENT
Untuk menambah jam terbang, pemain yang satu ini kemudian lebih banyak dipinjamkan ke klub kecil, salah satunya Dagenham dan Redbridge
Lancaster kemudian sempat diberi kesempatan untuk berlatih dengan tim-tim utama pada era Harry Redknapp. Saat itu, ada nama-nama seperti Luka Modric hingga Gareth Bale.
“Saat itu, aku masih berusia 18 atau 19 tahun. Aku begitu senang saat diberi kesempatan berlatih dengan para pemain bintang,” ucap Lancaster.
Setelah beberapa kali berlatih dengan tim utama, Redknapp lalu memberi kepercayaan bagi Lancaster. Ia yang sudah banyak dibicarakan publik begitu pede saat masuk ke dalam lapangan.
Di pertandingan melawan Wigan pada 2012 silam, Lancaster bisa bangga karena bisa merumput bersama pemain-pemain seperti Ledley King, Scott Parker, Luka Modric, dan tentunya Gareth Bale. Saat itu, Lancaster menggantikan Emmanuel Adebayor di menit ke 78.
ADVERTISEMENT
Pemain Tottenham Hotspur Harry Kane berselebrasi usai mencetak gol pada Pertandingan Liga Premier Tottenham Hotspur vs Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur, London, Inggris, Minggu (6/12). Foto: Pool via REUTERS
Lancaster yang sebelumnya hanya bisa mengamati para pemain bintang itu berlatih, kini secara langsung mendapat kesempatan untuk berbagi bola dengan para seniornya.
“Aku begitu ingat dan masih merasa senang ketika Redknapp memanggilku dari bangku cadangan. Ia meminta ku untuk masuk dan menyuruhku untuk bersenang-senang selama 15 menit di lapangan.” ucap Lancaster.
Perasaan Lancaster kala itu semakin bercampur aduk. Pasalnya, ia mendapati kalau Tottenham akan menjual salah satu striker mereka, yaitu Roman Pavlyuchenko.
Saat Andre Villas-Boas ditunjuk sebagai manajer Tottenham, Lancaster mendapat berkah. Ia dipanggil untuk jalani latihan bersama tim utama dan diberi kontrak selama dua tahun. Terlebih, ia diikutkan ke dalam skuat yang jalani tur pra musim.
Pemain Inggris Harry Kane terlihat sedih usai gagal juara Euro 2020 melawan Italia di Stadion Wembley, London, Inggris. Foto: Paul Ellis/Pool/REUTERS
Namun, berkah dari penunjukan Villas Boas seketika menjadi masalah besar bagi Lancaster. Ia yang masuk ke dalam skuat pra musim tidak pernah lagi bermain untuk tim utama.
ADVERTISEMENT
Artinya, pertandingan melawan Wigan pada era Harry Redknapp menjadi yang pertama dan terakhir bagi Lancaster. Saat mengikuti latihan untuk jalani pra musim, ia secara mengejutkan terkena cedera parah. Ia mengalami masalah pada tulang pahanya dan harus beristirahat selama kurang lebih setahun.
Dan sejak saat itu, Cameron Lancaster mulai akrab dengan masalah cedera. Yang terparah, ia sempat mengalami cedera ACL dan tak pernah bisa menampilkan performa yang maksimal.
Hingga tepat pada 2014, Tottenham tak lagi perpanjang kontraknya. Lancaster hidup dalam ketidakpastian. Ia pun kini berada di Amerika Serikat, dan tinggal di Louisville sembari bermain di klub lokal yang bermain pada kasta kedua MLS (Major League Soccer).
Sementara itu, Harry Kane yang kembali ke White Hart Lane setelah jalani sejumlah masa peminjaman, malah temukan sinarnya di klub asal London utara tersebut. Ia bahkan menjadi mesin gol di sana.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan Transfermarkt, Kane hingga saat ini berhasil mengemas 221 gol dan 47 assist dari 336 pertandingan di semua ajang untuk Tottenham Hotspur. Di sisi lain, Lancaster hanya mampu menorehkan 68 gol dan 10 assist dari 158 laga di semua pentas.
“Aku punya banyak pilihan. Aku ingin melakukan perubahan dan tidak ingin menyerah begitu saja. Di timku sekarang aku coba temukan kembali permainan dan berusaha untuk membuat hal besar.” tutur Lancaster.
****