Kisah Matthew Benham, Eks 'Dewa Judi' yang Hadirkan Moneyball di Brentford

31 Agustus 2021 20:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Matthew Benham. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Matthew Benham. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Brentford yang berstatus tim promosi, secara tak terduga, belum terkalahkan dalam tiga laga Premier League 2021/22. Semua ini berkat ide genius pemilik mereka, Matthew Benham, eks pejudi yang menghadirkan konsep moneyball di klub berjuluk The Bees itu.
ADVERTISEMENT
Brentford kini bertengger di urutan 10 klasemen Liga Inggris dengan raihan 1 kemenangan dan 2 hasil imbang. Satu-satunya kemenangan bahkan diraih dengan mengalahkan Arsenal 2-0.
Bagi Benham, bisnis adalah tentang peluang. Begitulah cara eks 'Dewa Judi' itu menjalankan bisnis sepak bola di Brentford.
Secara sederhana, moneyball dapat diartikan sebagai sebuah konsep untuk memilih para pemain yang ingin dibeli dengan memadukan data statistik seperti expected goals (xG), expected assists (xA), smart passes, hingga post-shot expected Goals (PSxG), dan juga berpatokan pada segi finansial.
Dalam praktiknya, Brentford banyak membeli pemain-pemain berkualitas yang berlaga di liga kecil, lalu mengembangkan potensinya, dan dijual dengan harga mahal. Kini, total valuasi Brentford sebesar 300 juta euro (sekitar Rp 5 triliun).
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana apa sepak terjang Benham?
Matthew Benham. Foto: Getty Images
Pada dasarnya, Matthew Benham adalah fan Brentford sejak kecil. Dalam kisah yang dipaparkan AtTheMatch, ia menonton pertandingan Brentford pertamanya saat berusia 11 tahun pada 1979, saat tim itu melawan Colchester.
Sejak saat itu, Benham masih setia menjadi fan Brentford selama lebih dari 30 tahun. Ia tumbuh dewasa sebagai suporter klub yang berbasis di London tersebut.
Dikutip dari The Sports Room, Benham adalah lulusan kampus Universitas Oxford, dengan mengambil studi fisika. Ia lulus pada 1989 dan Bloomberg menyebut ia sempat bekerja sebentar di Bank of America pada 1990-an.
Pada 2001, Benham mengambil keputusan meninggalkan bidang keuangan untuk menjelajah ke dunia perjudian olahraga. Ia sempat bergabung dengan perusahaan judi bernama Premier Bet. Ia hanya bekerja 2 tahun di sana dan keluar karena berselisih dengan bosnya, Tony Bloom.
Ilustrasi Judi. Foto: Unsplash
Pada 2004, Matthew Benham mendirikan perusahaan judinya sendiri, Smartodds. Perusahaannya menerima konsultasi algoritma, statistik, dan penelitian data yang telah dia kumpulkan selama beberapa tahun. Setelah kesuksesan besar Smartodds, Benham menjadi pemilik Matchbook, perusahaan judi yang populer.
ADVERTISEMENT
Cerita relasinya bersama Brentford dimulai pada 2006. Benham memberi suntikan dana pinjaman sebesar USD 700 ribu (sekitar Rp 9,9 miliar) kepada suporter The Bees untuk membeli saham klub di yang diambang pailit.
Benham menjadi pemilik Brentford pada 2012. Ia terbilang jor-joran karena pernah memompa dana lebih dari 90 juta poundsterling (sekitar Rp 1,7 triliun) ke tim utama dan untuk infrastruktur klub. Berkatnya juga Brentford bisa punya stadion untuk menampung hingga 20.000 orang dan mengembangkan akademi.
Selebrasi pemain Brentford Christian Norgaard usai mencetak gol ke gawang Arsenal pada pertandingan Premier League di Stadion Brentford Community, London, Inggris. Foto: Peter Cziborra/REUTERS
Akan tetapi, interpretasi tentang angka bisa saja salah. Apakah Matthew Benham tidak takut salah ambil keputusan di Brentford?
Benham memiliki siasat lain. Jadi, pada Juli 2014, ia menjadi pemegang saham mayoritas perusahaan induk klub Denmark, FC Midtjylland, uanki FCM Holding. Dengan begitu, ia juga menerapkan konsep moneyball di sana. Strategi yang berhasil dipraktikkan ke Brentford.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 52 tahun ini disebut telah menghabiskan hampir USD 10 juta (sekitar Rp 142 miliar) di Midtjylland. Klub ini adalah kelinci percobaan Benham untuk ide analitiknya. Ide dan strategi yang berhasil akan diterapkannya di Brentford. Ini adalah strategi lain dirinya dalam mengembangkan Brentford.
Sejauh mana strategi moneyball ini akan menjaga Brentford eksis di Premier League? Menarik dinantikan.