Kisah Mohamed Kallon: Redup di Inter, Pensiun di Klub Miliknya Sendiri

10 Mei 2021 14:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mohamed Kallon (kiri) saat masih di Inter Milan.  Foto: PATRICK HERTZOG / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mohamed Kallon (kiri) saat masih di Inter Milan. Foto: PATRICK HERTZOG / AFP
ADVERTISEMENT
Mohamed Kallon pernah menjejakkan kakinya di rumput lapangan sepak bola tertinggi Italia bersama Inter Milan. Akan tetapi, kariernya tak pernah mencapai puncak dan akhirnya bermain untuk klub yang ia beli sendiri sebelum gantung sepatu.
ADVERTISEMENT
Kallon baru berusia 15 tahun ketika menjalani debutnya dengan Timnas Sierra Leone. Kala itu, ia membela negaranya untuk melawan Gambia di kualifikasi Piala Afrika 1995.
Pada tahun berikutnya, ia jadi bagian Timnas Sierra Leone di Piala Afrika. Ia menjadi pencetak gol termuda dalam turnamen usai membobol gawang Burkina Faso di fase grup.
Manajer umum klub Inter Milan, Sandro Mazzola, kemudian menemukan Kallon di sebuah turnamen sepak bola di Swedia dan membawanya ke Liga Italia.
Mohamed Kallon saat masih di Inter Milan. Foto: PAOLO COCCO / AFP
Akan tetapi, Mazzola kemudian pergi dari klub dan Kallon terombang-ambing. Menjalani musim demi musim dengan status pinjaman di Lugano, Bologna, Genoa, Cagliari, Regina, dan Vicenza.
Menandatangani kontrak dengan klub sebesar Inter mungkin sesuatu yang istimewa bagi kebanyakan pemain muda. Pada kenyataannya, itu adalah langkah terburuk yang bisa dilakukan seorang pemain.
ADVERTISEMENT
Raksasa Serie A itu tentu memiliki persediaan pemain depan kelas dunia yang terus berubah yang akan selalu diunggulkan ketimbang pemain muda yang belum teruji.
Kendati demikian, Kallon mendapat secercah harapan untuk masuk ke tim utama Inter usai adanya pembatasan untuk pemain di luar Uni Eropa pada 2001.
Pada laga pembuka musim 2001/02, Ronaldo mengalami cedera utuk duel kontra Perugia. Sang pelatih, Hector Cuper, akhirnya menduetkan Kallon dengan Christia Vieri.
Kallon berhasil mencetak dua gol dalam debutnya bersama Nerazzurri. Girang bukan main, Ia bahkan memeluk Cuper usai laga berakhir.
Pada masa itu, Inter jarang menurunkan duet Ronaldo dan Vieri lantaran keduanya sering bergantian cedera. Jadi, Kallon terbukti mutakhir untuk menjadi tambalan.
ADVERTISEMENT
Musim itu, ia mencetak sembilan gol dalam 29 pertandingan. Catatan itu merupakan gol terbanyak kedua utuk Inter.
Sial baginya, Kallon mengalami cedera pada musim berikutnya. Bukan hanya itu, ia kembali memiliki saingan untuk posisi penyerang, yakni Gabriel Batistuta.
Musim 2003/04 bahkan lebih buruk karena ia menjalani larangan bermain lantaran penggunaan nandrolone sekaligus punya Adriano dan Corentin Martins sebagai saingan.
Kallon kemudian pindah ke AS Monaco pada 2004 untuk membuka babak baru dalam kariernya. Akan tetapi, perjalanannya juga tak menyenangkan lantaran berselisih dengan pelatih, Didier Deschamps.
Ia kemudian menghabiskan musim keduanya dengan status pinjaman di Arab Saudi dengan Al-Ittihad. Usai itu, Kallon berpindah-pindah klub bahkan sempat menganggur.
Sampai akhirnya pada 2013, Kallon bergabung dengan klub sepak bola di Sierra Leone yang ia dirikan sendiri di tahun 2002 silam, yakni FC Kallon.
ADVERTISEMENT
Kallon terakhir kali bermain untuk klubnya sendiri pada 2014 dan akhirnya memutuskan pensiun pada 2016. Ia menggantung sepatunya usai berkarier selama 20 tahun di lapangan hijau.
****