Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Dibanding liga top Eropa lainnya, Serie A bisa dibilang jadi yang paling bontot soal kans melanjutkan kompetisi. Bundesliga bakal bergulir pada akhir nanti. Sementara La Liga berpotensi untuk kembali berputar pada 12 Juni. Terakhir Premier League, yang sudah mendapatkan izin dari Pemerintah Inggris untuk bergulir di awal Juni.
ADVERTISEMENT
Tipisnya peluang Serie A buat comeback terkait erat dengan ketatnya protokol Italia soal virus corona . Menteri Pemuda dan Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora, menyatakan bahwa tim-tim Serie A akan langsung diisolasi jika ada satu saja pemainnya yang positif.
Pino Capua, anggota komite medis Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dan Presiden komite anti-doping, pesimistis dengan kebijakan tersebut. Menurutnya, metode ini terlalu ketat. Bukan tak mungkin nantinya Serie A bakal gagal bergulir karenanya.
"Jika kami tidak menemukan solusi, Serie A tidak akan dilanjutkan," kata Capua kepada Sportmediaset.
“Metode ala Jerman sepenuhnya berlaku, saya tidak mengerti mengapa mereka (pemerintah) tidak membiarkan kami menjalankannya di Italia."
Protokol di Italia ini berbeda dengan yang diterapkan di Jerman dan Spanyol. Mereka hanya mengkarantina personel klub yang dinyatakan positif COVID-19, bukan seluruh bagian klub.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini saja sudah ada tiga klub Serie A yang menyatakan ada personelnya yang terjangkit virus corona. Rincinya, satu kasus di Torino, empat di Sampdoria, dan enam di Fiorentina.
Komite Medis Liga Italia sebenarnya sudah menawarkan protokol serupa kepada pemerintah. Akan tetapi, mereka belum menyetujuinya hingga sekarang.
"Tujuan semua orang adalah membuat sepak bola kembali berjalan. Saya percaya jika kita duduk di meja dan membahasnya dengan wajar, kita akan menemukan solusinya."
Meski sulit, Capua berharap Serie A bisa kembali bergulir. Pasalnya, berhentinya kompetisi bisa membuat klub-klub merugi.
Fakta itu mengacu pada pernyataan Lega Serie A pada awal Maret lalu. Pihak yang bertugas sebagai operator kompetisi itu menyatakan bahwa, jika musim 2019/20 tak dilanjutkan, klub-klub peserta bisa kehilangan pendapatan total hingga 720 juta euro atau sekitar Rp12,8 triliun.
ADVERTISEMENT
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.