Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Krisis MU: Terancam Diterjang Ombak Besar, Dibayangi Krisis 40 Tahun Silam
17 Agustus 2022 9:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setidaknya, itulah yang dikatakan eks kapten MU, Gary Neville. Ia merasa kedatangan Erik ten Hag di dalam tim tak akan berdampak banyak. Ten Hag tak akan bisa mengubah apa-apa andai tak mendapat dukungan dari seluruh pihak.
Manajemen MU memang menyerukan bahwa pihaknya akan mendukung setiap langkah Ten Hag. Tapi, Neville menilai, apa yang diinginkan Ten Hag tak sepenuhnya terpenuhi.
"Di tur pramusim, Erik ten Hag berhasil membawa MU ke level berikutnya. Tapi, sejak dimulainya kompetisi resmi, mereka kembali ke setelan pabrik," kata Neville kepada Sky Sports.
Neville tidak menerangkan secara rinci krisis apa yang terjadi di MU pada 40 tahun lalu. Kalau bicara performa di musim 1982/83, 'Setan Merah' sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Mereka bisa menjuarai Piala FA dan finis ketiga di Liga Inggris.
ADVERTISEMENT
Namun memang, pada era 1980-an, MU benar pernah terpuruk. Misalnya, di musim 1986/87 dan 1988/89. Jangankan bicara gelar juara, MU kala itu finis di urutan 11 Liga Inggris.
Pada era 2000-an, MU jelas belum pernah finis seburuk itu. Peringkat terburuk The Red Devils di era milenium baru ini adalah finis ketujuh di musim 2013/14. Ya, itu adalah musim pertama mereka ditinggal Sir Alex Ferguson usai jadi juara Liga Inggris di musim sebelumnya.
Musim ini, MU memulai Liga Inggris dengan buruk. Cristiano Ronaldo dan kolega dihajar Brighton and Hove Albion 1-2, lalu dilibas Brentford 0-4. Nahas, satu-satunya gol MU adalah gol bunuh diri.
Sementara, MU terbenam di dasar klasemen. Belum lagi, ada kabar internal klub yang kurang harmonis. Akan seperti apa nasib mereka di akhir musim?
ADVERTISEMENT
Penulis: Hamas Nurhan R T