Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pertemuan Persib dengan PSM pada pekan ke-34 sejatinya sudah tak begitu berpengaruh terhadap posisi di klasemen. Tim tamu tak akan bergerak jauh di papan tengah, setali tiga uang dengan nasib Persib selaku tuan rumah.
“Ini pertandingan terakhir liga. Ini bukan pertandingan penting seperti memenangi trofi. Terpenting, kami datang ke sini untuk bermain 100 persen. Saya berharap hasil laga bagus," tutur Kalezic dalam sesi jumpa pers sebelum laga.
"Merebut hasil bagus memang tidak mudah. Persib bermain di kandang dan mereka favorit. Namun, saya percaya kepada pemain,” tambahnya.
Tak salah Kalezic menyebut Persib superior. Catatan tandang PSM sangat buruk. Dalam sembilan laga terakhir di markas lawan, Juku Eja pulang dengan tangan hampa.
Namun, pelatih berkebangsaan Swiss itu tak begitu mengindahkan. Ia sangat lepas dalam sesi konferensi pers terakhirnya bersama PSM pada Sabtu (21/12/2019).
ADVERTISEMENT
Kondisi itu didasari kerja sama Kalezic dengan PSM yang sudah usai pada akhir kompetisi 2019. Pelatih 50 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya lelah dengan situasi sepak bola Indonesia.
“Saya lelah dan pemain saya juga lelah. Sehari sebelum laga kandang di Makassar pekan lalu, saya memberi tahu tidak akan memperpanjang masa kerja saya. Kami banyak masalah di klub musim ini," ungkap Kalezic.
"Kami memainkan 58 laga dalam musim ini, hampir sama dengan Manchester City musim lalu. Saya tidak bisa hitung jarak perjalanan yang harus dilalui. Ini musim ekstrem. PSM belum pernah seperti ini,” lanjutnya.
Padatnya jadwal pertandingan dikarenakan perjalanan panjang PSM di Piala Indonesia hingga menjadi juara. Terlepas dari keluhan itu, Kalezic meraih bangga sudah bisa memberikan trofi Piala Indonesia.
“Saya ingin meninggalkan PSM dengan perasaan baik. Apa yang terjadi di PSM musim ini tidak pernah saya lihat sebelumnya. Namun, kami memenangi trofi setelah klub 19 tahun puasa gelar. Saya tidak bisa melupakan momen melihat kota ini bahagia,” tutur pelatih 50 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Kalezic melepas salam perpisahan. Ia memberi sedikit wejangan buat sepak bola Indonesia juga PSM diambil dari pengalamannya melatih Rizky Pellu dan kolega.
“Untuk melanjutkan sukses di PSM , klub harus berjalan profesional. Saya bangga dengan pemain saya. Kepulangan saya ke Eropa dengan perasaan baik," ungkap Kalezic.
"Untuk sepak bola Indonesia, saya pikir banyak hal yang harus ditingkatkan. Saya kira kalian tidak punya waktu seharian mendengarkan saya bercerita meningkatkan sepak bola di sini,” tambahnya.