Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Proses takeover Newcastle United akhirnya memasuki ranah persaingan geopolitik antara Arab Saudi dan Qatar . Lewat BeIN Sports, Qatar menyurati Premier League untuk menggagalkan proses takeover tersebut karena Arab Saudi dinilai sebagai negara biangnya pembajakan siaran sepak bola.
ADVERTISEMENT
Takeover Newcastle United ini memang disponsori oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MbS). Lewat Saudi Public Investment Fund (PIF), MbS mengucurkan dana 300 juta poundsterling untuk mengambil alih The Magpies dari tangan bos Sports Direct, Mike Ashley.
Qatar, yang sudah terlibat perang dingin dengan Arab Saudi sejak 2017, tak tinggal diam. Arabsat, perusahaan satelit milik pemerintah Arab Saudi, memang selama ini menyediakan platform bagi pembajak siaran sepak bola bernama beoutQ.
Dengan bantuan Arabsat, beoutQ membajak siaran pertandingan-pertandingan yang disiarkan oleh BeIN Sports, termasuk Premier League sendiri. Soal ini, Premier League sebetulnya sudah pernah bersurat dengan pemerintah Arab Saudi supaya aktivitas ilegal tadi dihentikan.
Arab Saudi sebetulnya selalu membantah tuduhan bahwa Arabsat telah membantu beoutQ membajak siaran-siaran BeIN Sports. Akan tetapi, Qatar tetap bersikeras bahwa Arab Saudi melakukan itu degan sengaja.
ADVERTISEMENT
"Menurut kami, sangatlah penting bagi Premier League untuk menginvestigasi calon pembeli klub secara menyeluruh, termasuk semua direktur, karyawan, dan perwakilan lain dari Saudi PIF, entitas Arab Saudi lain yang terlibat, serta mereka yang membiayai pembelian," tulis CEO BeIN Sports, Yousef al-Obaidly.
"Ada alasan kuat mengapa investigasi tersebut sebelumnya sudah pernah diminta untuk dilakukan. Permintaan kami murni didasarkan pada pencurian hak kekayaan intelektual yang selama ini dilakukan oleh Arab Saudi," tambahnya.
Sebelum ini, Premier League juga telah mendapat surat dari Amnesty International yang isinya permintaan serupa. Namun, Amnesty International punya pertimbangan berbeda.
Jika Qatar mempermasalahkan pembajakan siaran, Amnesty International menilai pembelian Newcastle United oleh Kerajaan Arab Saudi tadi sebagai aktivitas sportswashing. Artinya, Arab Saudi berniat menggunakan sepak bola sebagai cara membersihkan rekam jejaknya, terutama yang berkaitan dengan HAM.
ADVERTISEMENT
"Sang Putra Mahkota telah menggunakan acara dan figur olahraga untuk memperbaiki reputasi Kerajaan menyusul pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang diyakini terjadi atas seizin dirinya," jelas Amnesty.
"Asosiasi positif dengan dunia olahraga juga akan mengalihkan perhatian publik dari catatan HAM Arab Saudi yang sangat buruk, termasuk pemenjaraan dan penyiksaan terhadap pembela hak-hak perempuan," tambah mereka.
Dalam proses takeover Newcastle United ini, Saudi PIF menggandeng firma PCP Capital Partners yang dikepalai Amanda Staveley. Diperkirakan, Staveley-lah yang nantinya akan memimpin operasi sehari-hari di St James' Park.
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.