Lukaku Sudah Tajam bersama Inter, tetapi Itu Saja Tidak Cukup

15 Januari 2020 8:21 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Romelu Lukaku beraksi pada pertandingan Serie A menghadapi Atalanta. Foto: AFP/Miguel Medina
zoom-in-whitePerbesar
Romelu Lukaku beraksi pada pertandingan Serie A menghadapi Atalanta. Foto: AFP/Miguel Medina
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi, Romelu Lukaku Bolingoli menunjukkan bahwa dia memang pantas diandalkan oleh Internazionale. Dua golnya ke gawang Cagliari di Coppa Italia, Rabu (15/1/2020) membawa Inter menang telak 4-1 sekaligus lolos ke delapan besar.
ADVERTISEMENT
Berkat tambahan dua gol tersebut, Lukaku kini sudah berhasil mencetak 7 gol dari 6 pertandingan terakhirnya untuk Inter. Selain itu, dalam kurun waktu yang sama, pemain asal Belgia itu pun sukses menorehkan 2 assist.
Berkontribusi atas terciptanya 9 gol dalam 6 laga jelas merupakan prestasi spesial, khususnya untuk pemain yang baru bergabung di awal musim. Namun, apakah Lukaku sudah benar-benar menunjukkan bahwa dia pantas dihargai mahal?
Lukaku adalah pemain termahal dalam sejarah Inter. Dia direkrut dari Manchester United dengan nilai transfer mencapai 80 juta euro berdasarkan permintaan khusus pelatih Antonio Conte.
Romelu Lukaku kala diperkenalkan sebagai pemain baru Inter. Foto: Dok. F.C. Internazioale Milano
Dalam dua pertandingan pertamanya, Lukaku langsung menunjukkan bahwa Inter tidak salah sudah mendatangkannya. Dua gol berhasil dia cetak dalam dua laga perdana.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, sesudah itu Lukaku sempat mengalami masa-masa sulit. Pada enam laga berikutnya, baik di Serie A maupun Liga Champions, dia hanya mampu mencetak satu gol.
Meski begitu, gol Lukaku itu terbilang spesial karena dicetak dalam laga Derby della Madonnina menghadapi Milan. Pada derbi tersebut, Nerazzurri berhasil mengunci kemenangan dengan skor 2-0.
Masa sulit itu kemudian berhasil dia akhiri lewat brace ke gawang Sassuolo pada akhir Oktober. Bisa dibilang, dwigol tersebut merupakan permulaan dari pertunjukan Lukaku yang sesungguhnya di Inter.
Selebrasi pemain Inter Milan Romelu Lukaku usai mencetak gol ke gawang Sasuolo. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Lukaku baru benar-benar terlihat tajam sejak saat itu. Lima belas laga sudah dilalui Lukaku usai mengemas brace ke gawang Sassuolo dan dari situ dia berhasil mencetak 13 gol.
Dengan demikian, Lukaku kini punya catatan 18 gol dari 25 penampilan dalam tiga ajang berbeda yaitu Serie A, Liga Champions, dan Coppa Italia. Tentunya, catatan 0,72 gol per pertandingan tidak bisa dibilang buruk.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, Lukaku sesungguhnya belum benar-benar konsisten. Ada kalanya dia bisa mencetak brace dalam dua pertandingan beruntun tetapi di waktu yang lain tak bisa mencetak gol juga dalam dua laga berurutan.
Dua brace beruntun itu masing-masing dia lesakkan ke gawang Genoa, akhir Desember lalu, dan Napoli, awal Januari ini. Sementara, dua laga di mana dia gagal mencetak gol adalah melawan SPAL dan Roma pada awal Desember.
Duet maut Inter, Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Selama bermain untuk Inter, Lukaku belum pernah bisa mencetak gol di lebih dari tiga pertandingan secara beruntun. Bandingkan dengan Ciro Immobile, misalnya, yang sempat mencetak 11 gol dalam 8 partai beruntun.
Namun, ini sebenarnya merupakan hal wajar. Lagipula, siapa, sih, pemain yang selalu bisa mencetak gol di tiap pertandingannya? Toh, di saat tidak mencetak gol pun, Lukaku tidak serta merta tampil buruk.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan melawan Atalanta, Minggu (12/1) dini hari WIB lalu, misalnya. Lukaku tidak mencetak gol pada laga berkesudahan 1-1 itu, tetapi membukukan assist untuk tandemnya, Lautaro Martinez.
Selain itu, Lukaku juga punya kecenderungan untuk bermain bagus di laga-laga akbar. Selain gol di Derby della Madonnina dan assist di partai melawan Atalanta, Lukaku juga sukses bersinar di laga kontra Napoli.
Romelu Lukaku merayakan gol ke gawang Cagliari pada ajang Coppa Italia, Rabu (15/1/2020). Foto: AFP/Miguel Medina
Melawan Napoli, Lukaku menjadi arsitek kemenangan Inter lewat dua gol yang dia lesakan. Di Liga Champions, dia juga berhasil membobol gawang Barcelona meski Inter akhirnya harus kalah 1-2.
Nah, sekarang kita kembali lagi ke pertanyaan di awal: Apakah Lukaku sudah bisa menunjukkan dia pantas dihargai mahal?
Well, dengan berat hati, kami harus berkata belum. Sebab, harga mahal itu tidak cuma bisa dijustifikasi dengan gol dan assist semata, tetapi juga trofi. Lukaku harus bisa membawa Inter mengakhiri paceklik gelar yang sudah berlangsung sejak 2011.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, tentu Lukaku masih butuh waktu karena musim baru berjalan setengahnya. Saat ini Inter punya kesempatan menjadi juara di tiga ajang berbeda (Serie A, Coppa Italia, dan Liga Europa). Selain gol dan assist, trofi dari tiga ajang itulah yang nantinya akan benar-benar menentukan kepantasan Lukaku.