Lukaku yang Mulai Bermetamorfosis (Sementara) di United

6 Maret 2018 23:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Romelu Lukaku di laga melawan West Ham. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Romelu Lukaku di laga melawan West Ham. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada sebuah pemandangan yang cukup menyejukkan mata bagi Manchester United dalam dua laga terakhir Premier League musim 2017/18. Penyerang mereka, Romelu Lukaku, mulai aktif kembali mencetak gol. Semakin menggembirakan karena ketika Lukaku mencetak gol, United menang dua kali berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Dalam dua pekan terakhir Premier League musim 2017/18, Manchester United sukses mengalahkan lawan-lawannya. Pada pekan ke-28 lalu, 'Iblis Merah' berhasil mengalahkan Chelsea dengan skor 2-1. Pada pekan ke-29, United kembali menang setelah Crystal Palace mereka taklukkan 3-2.
Dua kemenangan berturut-turut ini, selain menjaga peluang United bersaing dengan tim papan atas Premier League yang lain di posisi empat besar, menghadirkan sebuah kesenangan tersendiri. Lukaku, penyerang andalan mereka, mulai kembali rutin mencetak gol.
Sejauh ini, pemain asal Belgia itu sudah menorehkan 14 gol di ajang Premier League. Torehan gol yang tidak sedikit memang. Namun, ini adalah kali pertama Lukaku bisa mencetak gol secara berturut-turut sejak terakhir dia melakukannya pada pertengahan Desember 2017. Kala itu, United menaklukkan Bournemouth dan West Bromwich Albion.
ADVERTISEMENT
Catatan ini menjadi sebuah catatan spesial bagi Lukaku, yang dalam beberapa pekan sempat mengalami inkonsistensi perkara mencetak gol. Pertanyaan pun menyeruak: Apa yang membikin Lukaku mulai subur lagi seperti ini, sampai-sampai dia bisa mencetak gol ke gawang Chelsea?
***
Dalam sebuah tulisan di laman Independent, manajer United, Jose Mourinho, pernah mengeluhkan perkara Lukaku yang dia nilai masih banyak memiliki kekurangan sebagai seorang penyerang. Pada dasarnya, dia memang pencetak gol ulung. Namun, ada aspek-aspek lain yang Mou nilai masih kurang dari penyerang berusia 24 tahun ini.
Aspek yang paling cukup disoroti oleh Mourinho perkara Lukaku adalah soal link-up play dan sentuhan bolanya yang masih kasar. Dia punya penempatan posisi yang bagus, namun dia tidak bisa menahan bola dan menjadi pengalir bola yang baik di lini serang (rataan sentuhan gagal Lukaku cukup tinggi, yakni 2,3 kali per laga).
ADVERTISEMENT
Dengan segala kekurangan ini, Lukaku pun kerap menjadi biang kerok kebuntuan serangan Manchester United. Ketika melawan tim-tim yang bertahan lebih dalam, Lukaku acap kesulitan menemukan ruang untuk menyelesaikan peluang di depan gawang. Pada akhirnya, dia pun kerap kesal sendiri, dan acap melanggar lawan.
Selebrasi Romelu Lukaku. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Romelu Lukaku. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Namun dalam dua laga terakhir ketika United menghadapi Chelsea dan Crystal Palace, ada semacam pendekatan berbeda yang dilakukan oleh Mourinho untuk mengakomodir kemampuan Lukaku. Hal ini membuat Lukaku, dalam dua laga terakhir, menjadi bersinar dan berkontribusi cukup besar dalam kemenangan United.
Pada dasarnya, United tetap menerapkan formasi 4-3-3 dengan memasang Anthony Martial dan Alexis Sanchez untuk menemani Lukaku di depan. Akan tetapi, posisi para pemain United di lini depan tidak terpatok tiga sejajar di depan. Sanchez, yang notabene lebih bersifat all-round player, kerap masuk ke tengah dan menempati posisi di belakang Lukaku.
ADVERTISEMENT
Selain karena adanya bantuan dari Sanchez, cara bermain Lukaku juga sudah sedikit berubah. Dalam dua laga terakhir, dia tidak hanya menjadi penyerang yang hanya menunggu datangnya bola. Dia mulai mencari bola, membuka ruang, juga terkadang menjemput bola ke lini belakang. Laga melawan Chelsea dapat menjadi patokan bagaimana seorang Lukaku, dengan sumbangan satu assist dan satu golnya, menjadii kunci kemenangan United.
Dengan kemajuan seperti ini, Lukaku pun mulai beranjak melakukan metamorfosis. Dia tidak lagi menjadi penyerang yang kaku. Dia mulai rajin dan meningkatkan aspek-aspek bermainnya dan tampaknya dia sudah mendengarkan keinginan dari Mourinho soal aspek-aspek yang harus dia tingkatkan. Tapi, apakah ini akan bertahan lama masih harus dinantikan lagi, mengingat dia pernah mengalami naik-turun penampilan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
***
Konsistensi adalah sebuah kata yang sulit untuk diamalkan. Hari ini mungkin kita tampil apik, tapi esok hari kadang tidak ada yang tahu. Hari ini Lukaku tampil apik, tapi besok siapa yang tahu?
Maka, menjadi pekerjaan rumah bagi seorang Lukaku untuk tetap mempertahankan performa apiknya ini. Karena, seperti halnya di pertengahan musim, dia sudah menghancurkan ekspektasi orang-orang. Di awal musim tampil apik, memasuki pertengahan musim dia justru menurun. Jika itu terulang kembali, maka masa-masa di United akan menjadi sesuatu yang sulit baginya.