Madura United Sepakat dengan Keputusan PSSI Menetapkan Besaran Gaji

10 April 2020 20:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persiraja Banda Aceh vs Madura United Fc.. Foto: Instagram / @maduraunited.fc
zoom-in-whitePerbesar
Persiraja Banda Aceh vs Madura United Fc.. Foto: Instagram / @maduraunited.fc
ADVERTISEMENT
Liga 1 mesti berhenti sementara demi mencegah penyebaran virus corona meluas. Sejumlah keputusan lahir seiring penyetopan kompetisi.
ADVERTISEMENT
PSSI mengeluarkan surat keputusan (SK) pada Maret lalu. Salah satunya berisi penetapan pembayaran gaji pemain sepanjang Maret sampai Juni maksimal 25 persen dari kontrak kerja sama.
Hanya saja, keputusan tersebut melahirkan pro dan kontra. Pertentangan datang dari APPI (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia) sebagai perwakilan pemain.
APPI menilai PSSI menentukan keputusan sepihak tanpa bicara ada diskusi dulu. Di sisi lain, beberapa klub Liga 1 sepakat dan menjalankan SK federasi.
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Madura United menjadi salah satu kontestan Liga 1 yang setuju dengan keputusan PSSI, setelah Persija Jakarta dan Persita Tangerang (cuma 10 persen untuk gaji April-Juni).
Presiden 'Laskar Sape Kerrab', Achsanul Qosasi, menilai apa yang dilakukan federasi sudah benar. Ia menjelaskan dasar asumsinya dengan sebuah analogi.
ADVERTISEMENT
“Ibaratnya, jika OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia) sudah memutuskan, bank tinggal melaksanakan, tak perlu minta pendapat debitur. Semua dilakukan karena situasi sedang tidak normal.”
“Sepak bola kita juga demikian. Yang dilakukan PSSI saat ini adalah kebijaksanaan walaupun membebani klub dengan 25% gaji tanpa pencapaian apa pun dari pemain. Hak pemain tetap diberikan, tapi tidak normal. Kenapa? Karena situasinya memang tidak normal. Jika regulator sudah memutuskan, tidak perlu berembuk dengan pemain,” tutur Achsanul.
Pemain Persiraja Banda Aceh Samir Ayass berusaha melewati pemain Madura United dalam laga Shopee Liga 1 di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Madura. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
Lebih lanjut, Achsanul menegaskan bahwa SK PSSI tak perlu diperdebatkan. Pemain Madura United sudah memahami kondisi saat ini.
Makanya, penggawa 'Laskar Sape Kerrab' tidak keberatan untuk menandatangani persetujuan darurat.
“Untuk kita renungkan, ketika APPI protes, pemain justru mengerti dan memahami kondisi yang tidak lagi normal ini. Pemain Madura United tidak ada yang keberatan terhadap keputusan PSSI. Semua sudah menandatangani persetujuan darurat dengan mengevaluasi sementara gajinya sesuai keputusan PSSI.”
ADVERTISEMENT
“Pemain Madura United harus ikut berempati terhadap situasi ini. Mereka sudah menerima DP (uang muka) cukup dengan gaji penuh selama dua bulan. Pada April ini mereka mula menerima 25% hingga tiga bulan ke depan. Perjanjian klub dan pemain bukan perjanjian dagang. Ini perjanjian antara pemberi kerja dan pekerja yang tunduk kepada regulator (PSSI dan PT LIB),” kata Achsanul.
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!