Mari Bedah Peluang Juara Liverpool dan Manchester City

15 April 2019 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liverpool kala bersua Manchester City di perempat final Liga Champions musim 2017/18. Foto: Getty Images/Laurence Griffiths
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool kala bersua Manchester City di perempat final Liga Champions musim 2017/18. Foto: Getty Images/Laurence Griffiths
ADVERTISEMENT
Sehari sebelum bertanding menghadapi Liverpool, ada sebuah cemoohan yang dilempar kubu Chelsea ke permukaan. Cemoohan itu berbentuk unggahan video yang menunjukkan terpelesetnya Steven Gerrard dalam pertandingan antara kedua kesebelasan lima tahun silam.
ADVERTISEMENT
Insiden itu memang masih menghantui Liverpool sampai sekarang. Pada musim itu kans mereka menjadi juara amatlah besar. Namun, terpelesetnya Gerrard itu membuat Chelsea berhasil meraih kemenangan pada laga tersebut. Liverpool pun kehilangan angka, masuk dalam tren negatif, dan akhirnya harus merelakan gelar juara Premier League jatuh ke tangan Manchester City yang sukses mengkapitalisasi kesialan itu.
Lima tahun setelah Gerrard terpeleset, Liverpool sudah menjadi tim yang benar-benar berbeda. Menjamu Chelsea di kandangnya sendiri, mereka berhasil memetik kemenangan 2-0 melalui aksi Sadio Mane dan Mo Salah. Gol yang diciptakan Salah itu pun begitu spesial. Lewat tendangan roket dari luar kotak penalti, Salah berhasil membobol gawang mantan klubnya sekaligus membungkam para rasis yang sebelumnya mengatai dirinya dengan sebutan 'bomber'.
ADVERTISEMENT
Kemenangan atas Chelsea itu juga membuat Liverpool kini berada di atas angin dalam perburuan gelar juara Premier League. Di atas kertas, Chelsea merupakan lawan berat terakhir yang kudu dilewati Liverpool untuk merengkuh trofi Premier League perdananya. Meskipun sudah bertanding satu kali lebih banyak ketimbang sang rival, Manchester City, Liverpool tetap pantas diunggulkan dalam perburuan gelar.
Momen ketika Sadio Mane membobol gawang Chelsea. Foto: Action Images via Reuters/Lee Smith
Pasalnya, City boleh saja masih punya tabungan satu laga. Namun, dari lima pertandingan yang masih harus dijalani, The Citizens masih bakal menghadapi dua lawan berat dalam diri Tottenham Hotspur dan Manchester United. Dua pertandingan itu, kebetulan, merupakan dua laga pembuka dari rentetan laga sisa City.
Seusai pertandingan menghadapi Crystal Palace yang dimenangi City 3-1, Pep Guardiola sudah mengirimkan ancaman untuk Liverpool. Kata Guardiola, City sudah lebih dekat dengan gelar juara dengan tambahan tiga angka dari laga tersebut. Namun, ancaman Guardiola itu bisa jadi pepesan kosong jika rekam jejak City dalam laga melawan Tottenham dan United bisa jadi acuan.
ADVERTISEMENT
City akan bertanding menghadapi Tottenham pada 20 April. Sebelum itu, mereka sudah harus terlebih dahulu melakoni laga melawan tim yang sama pada pertengahan pekan dalam ajang Liga Champions. Dua pertandingan melawan Tottenham inilah yang akan jadi poin paling krusial bagi City. Sebab, di sini tenaga mereka dijamin akan terkuras habis-habisan.
Pertandingan Liga Champions melawan Tottenham itu adalah pertandingan perempat final leg II. Pada leg I tengah pekan lalu City kalah 0-1 dan wajib mencetak sedikitnya dua gol untuk mengatasi defisit serta lolos ke semifinal. Dua setengah hari berselang, mereka akan meladeni Tottenham yang akan mati-matian meraih poin penuh demi terjaganya kans lolos ke Liga Champions musim depan.
Victor Wanyama dan Lucas Moura merayakan gol ke gawang Huddersfield Foto: Reuters/Matthew Childs
Saat ini Tottenham ada di peringkat tiga klasemen Premier League. Namun, mereka cuma unggul tiga angka atas Manchester United yang duduk di urutan lima. Maka, tiga poin pun jadi harga mati bagi Tottenham di seluruh laga tersisa untuk memastikan satu tiket tanpa harus bergantung pada hasil tim lain.
ADVERTISEMENT
Berita baiknya bagi City adalah dalam dua laga beruntun itu, Tottenham akan tampil tanpa Harry Kane. Sementara, berita buruknya adalah ketiadaan Kane itu bisa ditutupi dengan baik oleh Son Heung-min dan Lucas Moura yang tampil brilian dalam dua laga terakhir.
Son mencetak gol kemenangan Tottenham atas City, Lucas mencatatkan hat-trick saat Tottenham menggilas Huddersfield Town 4-0. Selain itu, Bamidele Alli juga dikabarkan bakal fit untuk menghadapi City nanti. Itulah mengapa, laga melawan Tottenham bakal berjalan luar biasa berat bagi Sergio Aguero dan kawan-kawan. Ketahanan fisik dan mental bakal jadi kunci bagi mereka untuk melewati dua adangan beruntun ini.
Pertandingan menghadapi Tottenham ini adalah ujian sebenarnya bagi Manchester City. Sebab, hanya dengan itulah mereka bisa bertanding melawan Manchester United tengah pekan depan dengan lebih rileks. Jika mampu mengalahkan Tottenham, khususnya di Premier League, City bakal unggul satu poin atas Liverpool dengan jumlah pertandingan yang sama. Itu bakal jadi bantalan empuk bagi mereka untuk bertandang ke Old Trafford.
ADVERTISEMENT
Ketenangan psike jadi kunci dalam pertandingan melawan United karena tim berjuluk 'Iblis Merah' itu punya rekam jejak apik dalam menunda pesta juara City musim lalu. Kala itu, City butuh kemenangan agar bisa menjadi juara dan mereka sudah unggul 2-0 pada babak pertama. Namun, United kemudian melakukan comeback dan menang 3-2. Pesta juara City pun tertunda.
Pogba merayakan gol ke gawang City. Foto: Reuters/Russell Cheyne
Di atas kertas, City punya kans lebih besar dibanding United untuk menang. Mereka punya pemain yang lebih baik, sistem yang lebih tertata, dan pada pertemuan pertama lalu mereka sukses memetik kemenangan. Karena itu semua sudah dimiliki, satu-satunya yang diperlukan City untuk menang di Old Trafford adalah ketenangan.
Namun, City perlu ingat bahwa United yang sekarang berbeda dengan United yang mereka kalahkan pada awal musim. Ini adalah United yang bisa menyingkirkan Paris Saint-Germain dan menyulitkan Barcelona di Liga Champions. Secara kasatmata, permainan United memang bisa dipandang sebelah mata, tetapi ada semangat berbeda yang menemani perjalanan mereka semenjak ditangani Ole Gunnar Solskjaer.
ADVERTISEMENT
Situasi itulah yang dihadapi City dan membuat Liverpool lebih diunggulkan. Hanya dengan menang atas Tottenham dan United-lah City bisa membalikkan arah angin. Hanya dengan demikianlah pertarungan perebutan trofi pun bisa berlangsung sampai pekan terakhir.
Yang menarik, dalam pekan terakhir itu, Liverpool akan berhadapan dengan tim pembunuh raksasa, Wolverhampton Wanderers. Dengan tekanan yang besar, laga melawan Wolves bisa sangat menyulitkan Liverpool. Kendati begitu, penentuan juara di pekan terakhir adalah skenario 'terburuk' dari perebutan gelar ini. Sebab, jika City tersandung saat menghadapi Tottenham dan United, bisa jadi Liverpool bisa menyegel gelar lebih cepat.