Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Marinus Wanewar tak pernah mengira apa yang baru saja ia alami hari itu. Minggu, 24 Februari 2019, tepat setelah sesi latihan ringan Timnas Indonesia U-22, para pemain dan ofisial tim mengerubunginya.
ADVERTISEMENT
Sebagian berdiri sembari bertepuk tangan. Sebagian lagi bernyanyi 'happy birthday to you' dengan nyaring. Di sudut lain, seseorang datang dengan membawa sebuah kue ulang tahun berwarna coklat.
Ya, Marinus tengah berulang tahun.
Seusai momen tersebut, Marinus tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Senyumnya menyembul. Kemudian, di hadapan awak media, ia berkata, "Saya senang sekali bisa bersama orang-orang baik dan hebat pada momen ini. Saya berterima kasih ke semuanya. Saya lebih termotivasi dan semangat."
Apa yang dialami Marinus hari itu merupakan salah satu wujud pendekatan khusus yang dilakukan Indra Sjafri, pelatih timnas U-22, untuk membuatnya merasa diberikan kepercayaan oleh tim. Kepercayaan inilah yang nantinya akan menjadi kunci bagi Indra untuk mengubah 'wajah' sang pemain yang selama ini terkenal banal.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil psikotes, dia butuh orang yang dipercayai. Dia butuh tokoh yang dianggap memang bisa dia percayai," kata Indra ketika berbincang dengan kumparanBOLA soal perlakuannya terhadap Marinus. "Nah, saya akan menjadi tokoh itu."
Seperti sudah menjadi rahasia umum, Marinus memang kerap melakukan sejumlah tindakan kontroversial yang membuat timnya mengalami kerugian. Ia pernah mendapat kartu kuning kala menghadapi Kamboja pada ajang SEA Games 2017 lalu lantaran menunjuk-nunjuk kemaluannya ke pemain lawan sehingga terpaksa absen pada laga berikutnya.
Ia juga acapkali berlaku kasar selama pertandingan, menantang pemain lawan berkelahi, bereaksi berlebihan, dan bahkan pernah beberapa kali mendapat kartu merah, seperti saat menghadapi Persib Bandung di Liga 1 musim lalu. Dengan berbagai catatan kontroversial itu, tak ayal bila kemudian ia disebut memiliki masalah dalam mengontrol emosi.
ADVERTISEMENT
Namun, gambaran itu berubah seketika tatkala Marinus berlaga di ajang Piala AFF U-22. Di bawah bimbingan Indra Sjafri, Marinus yang tadinya dikenal sebagai pemain banal malah mendapat julukan 'si anak baik' oleh para fans.
Ya, anak baik. Setidaknya itulah yang terlihat dari tiap pertandingan tatkala ia diturunkan. Laga melawan Kamboja adalah sedikit contohnya.
Pada laga tersebut, berulang kali Marinus mendapat hantaman di kedua kaki. Berulang kali pula ia mendapat provokasi. Tetapi, Marinus tak menggubrisnya. Ia hanya fokus pada pertandingan dan bermain sebagus mungkin, sebagaimana yang diminta.
Hasilnya, Timnas U-22 berhasil memenangi pertandingan dan Marinus, si anak baik itu, berhasil mencetak dua gol kemenangan.
"Dia (Indra Sjafri) sudah baik. Dia sudah mengajari saya untuk menjadi pemain yang baik di dalam lapangan mau pun di luar lapangan. Banyak perubahan setelah bergabung dengan coach Indra," kata pemain yang musim lalu memperkuat Bhayangkara FC ini.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, 'si anak baik' pun terlahir.
Hanya saja, berbulan-bulan kemudian, Marinus seakan kembali menunjukkan tabiat lamanya. Pada dua pertandingan terakhir Liga 1 2019, ia beberapa kali melakukan gerakan-gerakan yang cenderung kasar. Emosinya pun terlihat begitu gampang meninggi.
Puncaknya adalah laga melawan Persela Lamongan di Stadion Surajaya, Rabu (22/5/2019) malam. Saat itu ada dua pelanggaran keras yang dilakukan Marinus dalam kurun 10 menit. Pelanggaran pertama dilakukan pada menit ke-86 dan langsung diganjar kartu kuning.
Sementara, pelanggaran kedua ia lakukan lima menit berselang. Kali ini, pelanggaran tersebut bahkan tampak lebih keras dan kasar ketimbang sebelumnya.
Di tengah keributan antara pemain Persipura dan Persela karena salah satu insiden, Marinus tiba-tiba menendang Mawouna Amevor, bek tim lawan, yang sebelumnya juga tampak emosi. Ia pun langsung diganjar dengan kartu merah dan diusir keluar lapangan.
ADVERTISEMENT
Kartu merah yang didapat Marinus tersebut merupakan kartu merah pertamanya musim ini. Dan jika kemudian tindakannya di lapangan masih belum kembali seperti saat ia berlaga di Piala AFF U22 yang lalu, maka bukan tak mungkin akan ada kartu-kartu lain yang menyusul.
Untungnya, pelatih Persipura, Luciano Leandro, langsung mewanti-wanti anak asuhnya tersebut dan menegaskan siap membantu Marinus untuk mengontrol emosinya.
”Tadi saya sudah bicara sama Marinus, dia pemain muda, dia punya potensi yang bagus. Kita sudah bicara untuk tahan emosi karena orang kalau emosi dia hilang konsentrasi,” kata Luciano usai laga menghadapi Persela.
”Kita main sepak bola, bukan untuk ada emosi dalam sepak bola. Jadi kita harus fairplay, itu yang kita selalu bicara sama pemain, kita belajar ke depan untuk bisa ikuti itu," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Marinus, sepakat?