Masih Ada Asa untuk Kurt Zouma

29 Agustus 2018 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kurt Zouma dengan kostum Chelsea. (Foto: Reuters/Hannah McKay)
zoom-in-whitePerbesar
Kurt Zouma dengan kostum Chelsea. (Foto: Reuters/Hannah McKay)
ADVERTISEMENT
Kurt Zouma datang ke Inggris dengan membawa segudang potensi. Namun, sejauh ini ledakan potensi itu masih tersumbat.
ADVERTISEMENT
Pada musim terakhirnya bersama Saint-Etienne, Zouma sanggup mencatatkan sampai 8,8 aksi defensif per laga yang meliputi tekel, intersep, serta sapuan. Selain itu, pemain keturunan Republik Afrika Tengah ini juga dikenal dengan kepiawaiannya berduel di udara. Pada musim 2013/14 itu, Zouma sukses mencatatkan keberhasilan duel udara sampai 77,1%.
Akan tetapi, semenjak tiba di Chelsea, segalanya tak berjalan mulus untuk Zouma. Pada musim pertamanya, Zouma harus rela menjadi pelapis bagi John Terry dan Gary Cahill. Terry merupakan kapten klub, sementara Cahill adalah bagian dari PFA Team of the Year. Selain itu, Zouma juga harus bersaing dengan David Luiz yang kala itu sudah menjadi salah satu bek papan atas.
Kendati demikian, situasi seperti itu sebenarnya bukan masalah besar. Sebab, Zouma masih sangat muda; kala itu dia masih berusia 19 tahun. Perlahan, Zouma pun menunjukkan potensi besarnya untuk menjadi bek papan atas. Di musim 2015/16, Zouma mulai kerap menghuni sebelas awal Chelsea.
ADVERTISEMENT
Namun, petaka kemudian terjadi. Pada pertandingan menghadapi Manchester United, 8 Februari 2016, dia mengalami cedera parah di lututnya. Alhasil, Zouma pun harus absen lama. Dari sinilah dia mulai kesulitan. Pada musim 2016/17, Zouma hanya bermain dalam 14 pertandingan untuk Chelsea, sampai akhirnya pada musim berikutnya dia dipinjamkan ke Stoke City.
Musim berganti, tetapi peruntungan Zouma di Chelsea belum membaik. Pada musim 2018/19, Chelsea menunjuk Maurizio Sarri untuk menggantikan Antonio Conte. Di bawah Sarri, peluang bermain Zouma justru kian menipis. Akhirnya, Zouma pun menyetujui tawaran Everton untuk meminjamnya selama satu musim.
"Sang manajer datang terlambat dan ketika itu kami tidak mengetahui apa rencananya. Di Chelsea ada banyak pemain bertahan. Aku tahu aku harus bermain secara reguler dan aku tidak mau menunggu di bangku cadangan selama dua atau tiga bulan," tutur Zouma seperti dikutip dari The Guardian.
ADVERTISEMENT
Zouma resmi dipinjamkan Chelsea ke Stoke. (Foto: Twitter/StokeCity)
zoom-in-whitePerbesar
Zouma resmi dipinjamkan Chelsea ke Stoke. (Foto: Twitter/StokeCity)
"Aku kemudian berbicara pada sang manajer dan dia setuju denganku. Di Chelsea ada lima bek tengah. Sementara, dia bermain dengan pakem empat bek yang artinya hanya akan ada dua bek tengah yang bermain," imbuhnya.
Bagi Zouma, terbuang selama dua musim rupanya bukan masalah besar. Malah, pemain berusia 23 tahun ini begitu yakin bahwa suatu hari nanti dia bakal kembali ke Chelsea. Apalagi, peminjamannya ke Everton tidak disertai adanya opsi pembelian dan dia masih punya kontrak di Chelsea sampai 2023.
"Ya, aku akan kembali," kata Zouma. "Aku selalu percaya pada diriku sendiri sejak mulai bermain di usia 16 tahun. Aku selalu ingin membuktikan bahwa aku pantas berada di Chelsea sejak pertama kali datang."
ADVERTISEMENT
"Aku tahu bahwa cedera yang kualami merupakan penghalang bagiku untuk bermain sesuai keinginanku. Namun, cedera adalah bagian dari sepak bola dan aku ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa aku mampu. Itulah mengapa, aku harus bermain di Everton karena tim ini adalah tim bagus," tandasnya.